Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tabel 4.23 Perbandingan Hasil Observasi Kemampuan Berpikir Kritis Indikator Sebelum Penelitian Sesudah Penelitian Skor Kriteria Skor Kriteria Mengenal Masalah 38 Tidak Kritis 51 Cukup Kritis Menemukan cara-cara yang dapat dipakai untuk menangani masalah- masalah 31 Sangat Tidak Kritis 46 Cukup Kritis Mengumpulkan dan menyusun informasi yang diperlukan 38 Tidak Kritis 54 Cukup Kritis Menganalisis data 36 Sangat Tidak Kritis 52 Sangat Kritis Menarik kesimpulan- kesimpulan dan kesamaan-kesamaan yang diperlukan. 35 Sangat Tidak Kritis 47 Cukup Kritis Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat terjadi kenaikan rata-rata yang diperoleh pada masing-masing indikator. Sebelum penelitian kemampuan berpikir kritis pada indikator 1 memperoleh skor 38 tidak kritis dan meningkat menjadi 51 cukup kritis setelah penelitian. Sedangkan pada indikator 2 skor yang diperoleh 31 sangat tidak kritis meningkat menjadi 46 cukup kritis. Pada indikator 3 sebelum penelitian memperoleh skor 38 tidak kritis dan meningkat menjadi 54 cukup kritis setelah penelitian. Skor 36 sangat tidak kritis meningkat menjadi 52 kritis pada indikator 4, sedangkan pada indikator 5 sebelum penelitian memperoleh skor 35 sangat tidak kritis meningkat menjadi 47 cukup kritis setelah penelitian.

B. Pembahasan

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II, dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis matematika kelas IV melalui pembelajaran kontekstual di SD Kanisius Klepu. Shoimin 2014:41 mengemukakan bahwa pembelajaran kontekstual merupakan suatu proses pembelajaran dengan tujuan untuk memotivasi siswa dalam memahami makna materi yang diajarkan dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan sehari-hari. Penelitian yang telah dilakukan di kelas IV SD Kanisius Klepu tahun pelajaran 20152016 diperoleh data mengenai langkah-langkah pembelajaran kontekstual, hasil belajar siswa dan kemampuan berpikir kritis siswa. Data kondisi awal hasil belajar siswa diperoleh melalui nilai ulangan matematika dua tahun sebelumnya pada materi yang sama dan hasil belajar siswa diperoleh melalui evaluasi di siklus I, siklus II, dan evaluasi akhir. Sedangkan kemampuan berpikir kritis diperoleh melalui pengisian kuisioner sebelum dilakukan penelitian dan sesudah dilakukan penelitian. Sedangkan. Berikut akan dijabarkan pembahasan dari masing-masing variabel yang diteliti: 1. Penerapan Pembelajaran Kontekstual Penelitian dengan menggunakan pembelajaran konteksual pada materi KPK dan FPB yang telah dilaksanakan di kelas IV SD Kanisius Klepu melalui pembelajaran kontekstual. Penerapan pembelajaran kontekstual pada penelitian berdasarkan dari komponen dalam pembelajaran kontekstual, yang meliputi: a. Kontruktivisme Contructivism Kegiatan kontruktivisme pada penelitian ini yaitu guru membangun dan menyusun pengetahuan siswa terhadap materi yang diajarkan yaitu dengan cara menjelaskan materi kelipatan berdasarkan permainan yang telah dilakukan siswa ketika proses pembelajaran. Peneliti juga menjelaskan mengenai konsep faktor bilangan, kelipatan persekutuan terkecil KPK dan faktor persekutuan terbesar FPB untuk menyusun pengetahuan siswa terlebih dahulu. b. Bertanya Questioning Kegiatan bertanya bertujuan untuk menambah pengetahuan siswa. Pada masing-masing pertemuan dalam setiap siklus, peneliti selalu memberikan waktu untuk kegiatan tanya jawab mengenai materi yang belum dipahami siswa. c. Menemukan Inquiry Inquiry merupakan proses pembelajaran yang didasarkan pada pencarian cara penyelesaian melalui proses berpikir secara sistematis. Pada penelitian ini peneliti selalu memberikan permasalahan-permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan materi KPK dan FBP pada siswa. Siswa ditutuntut untuk menemukan cara-cara penyelesaian dari permasalahan yang diberikan. d. Masyarakat Belajar Learning Community Dalam kegiatan pembelajaran, siswa selalu dibentuk dalam kelompok-kelompok diskusi yang beranggotakan 5 – 6 siswa pada masing-masing kelompok. Dengan berdiskusi siswa dapat memperoleh sumber untuk menemukan cara penyelesaian permasalahan dengan berdiskusi bersama teman. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI e. Pemodelan Modeling Pemodelan merupakan proses pembelajaran dengan memperagakan suatu contoh yang dapat ditiru oleh siswa, sehinggga dalam penelitian ini, peneliti selalu menggunakan media yang dapat digunakan oeh siswa ketika kegiatan pembelajaran. Media yang digunakan penelitian ini yaitu permainan tepuk kelipatan yang digunakan dalam pertemuan pertama siklus I; media permen dan kelereng yang digunakan untuk menjelaskan konsep faktor bilangan pada pertemuan kedua siklus I; sedangangkan dalam siklus II peneliti menggunakan media papan pohon faktor untuk menjelaskan KPK dan FPB. f. Penilaian Sebenarnya Authentic Assesment Penilaian digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan informasi mengenai perkembangan belajar siswa. Pada penelitian ini, penilaian dilakukan setiap siklus yaitu evaluasi siklus I, evaluasi siklus II dan evaluasi siklus akhir. g. Refleksi Reflection Setiap akhir pembelajaran peneliti selalu memberikan refleksi pada siswa, yaitu dengan cara tanya jawab atau mengurutkan kembali kejadian atau kegiatan pembelajaran yang telah dilalui. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. Hasil Belajar Sebelum menerapkan pembelajaran kontekstual di kelas IV, peneliti melihat bahwa kondisi awal yang diambil dari nilai ulangan matematika pada materi KPK dan FPB dua tahun sebelumnya yaitu pada tahun pelajaran 20152016 menunjukkan bahwa masih terdapat 20 dari 25 siswa yang belum mencapai KKM 65. Setelah diterapkannya pembelajaran kontekstual pada mata pelajaran matematika pada pada tahun pelajaran 20152016, hasil belajar siswa mengalami peningkatan ketercapaian KKM dari 80 pada kondisi awal menjadi 82,6 pada siklus I. Kriteria ketuntasan minimal KKM yang digunakan pada siklus I dinaikkan menjadi 70 berdasarkan hasil diskusi bersama guru kelas. Pada siklus I target penelitian belum tercapai yaitu rata-rata 80, maka untuk membuktikan pembelajaran kontekstual tersebut dapat meningkatkan prestasi belajar kelas IV pada mata pelajaran matematika peneliti melanjutkan penelitian hingga siklus II. Dari data yang diperoleh dari siklus II dapat diketahui bahwa pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan prestasi siswa kelas IV SD Kanisius Klepu pada mata pelajaran matematika. Pada evaluasi siklus II, jumlah siswa yang tuntas KKM meningkat dari 82,6 pada siklus I menjadi 86,96 pada siklus II ini. KKM yang digunakan pada siklus II juga dinaikkan dari KKM 70 pada siklus I menjadi KKM 75 pada siklus II. Rata-rata kelas yang diperoleh juga mengalami peningkatan yaitu dari 75,43 pada siklus I menjadi 78,35 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pada siklus II. Pelaksanaan siklus II berhasil karena target keberhasilan minimal yang ditentukan oleh peneliti untuk KKM 75 adalah 86 dengan rata-rata yang dicapai yaitu 78,35. Sedangkan hasil yang diperoleh kembali meningkat pada hasil evaluasi akhir, yaitu ketercapaian KKM meningkat menjadi 95,7 dengan rata-rata yang diperoleh 85,83. Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa penelitian ini dikatakan berhasil karena telah melampaui target yaitu rata-rata 80. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti selama penelitian berlangsung, peningkatan terjadi karena keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran di kelas. 3. Kemampuan Berpikir Kritis Sebelum menerapkan pembelajaran kontekstual di kelas IV pada mata mata pelajaran matematika, peneliti membagikan kuisioner kemampuan berpikir kritis kepada siswa dengan tujuan untuk mengetahui kondisi awal kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV SD Kanisius Klepu. Dari data yang diperoleh, kondisi awal nilai rata-rata kelas keseluruhan kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV SD Kanisius Klepu adalah 53,95 sangat tidak kritis dengan persentase siswa minimal cukup kritis mencapai 26,08 Setelah diterapkan pembelajaran kontekstual pada siklus I dan siklus II nilai rata-rata kelas keseluruhan kemampuan berpikir kritis siswa dapat meningkat menjadi 74,43 dengan kategori cukup kritis dan persentase siswa minimal cukup kritis mencapai 78,3 Hasil tersebut tidak jauh berbeda dengan hasil yang didapat melalui observasi. Pada hasil observasi sebelum penelitian, kemampuan berpikir kritis pada indikator 1 memperoleh skor 38 tidak kritis dan meningkat menjadi 51 cukup kritis setelah penelitian. Sedangkan pada indikator 2 skor yang diperoleh 31 sangat tidak kritis meningkat menjadi 46 cukup kritis. Pada indikator 3 sebelum penelitian memperoleh skor 38 tidak kritis dan meningkat menjadi 54 cukup kritis setelah penelitian. Skor 36 sangat tidak kritis meningkat menjadi 52 kritis pada indikator 4, sedangkan pada indikator 5 sebelum penelitian memperoleh skor 35 sangat tidak kritis meningkat menjadi 47 cukup kritis setelah penelitian. Berdasarkan penelitian yang dilakukan selama dua siklus, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kontekstual yang diterapkan pada siswa kelas IV SD Kanisius Klepu tahun pelajaran 20152016 dapat meningkatkan hasil belajar dan berpikir kritis matematika. Hal tersebut dikarenakan pembelajaran kontekstual memberikan pengalaman belajar pada siswa karena mengkaitkan materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa Nurhadi dalam Rusman, 2010:189 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101

BAB V PENUTUP

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penggunaan Alat Peraga Dakon Matematika (Dakota) Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa

23 132 295

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas VB pada materi KPK dan FPB melalui model pembelajaran kontekstual SD Kanisius Ganjuran.

0 7 291

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis Matematika siswa kelas VB pada materi pengukuran waktu melalui pembelajaran kontekstual SDN Perumnas Condongcatur.

0 1 356

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis Matematika kelas V pada materi satuan jarak dan kecepatan melalui pembelajaran kontekstual SD N Jamus 2.

1 10 377

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis Matematika kelas IIIB pada materi operasi hitung campuran melalui model pembelajaran kontekstual SDN Perumnas Condongcatur.

0 4 421

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis Matematika kelas III pada materi perkalian dan pembagian melalui pembelajaran Problem Based Learning SD Kanisius Klepu.

0 0 212

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas V SD Negeri Karangmloko 1 pada materi KPK dan FPB melalui pendekatan pembelajaran kontekstual.

2 13 277

Peningkatakan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis kelas VA pada materi KPK dan FPB melalui pembelajaran kontekstual SDN Perumnas Condongcatur.

3 17 366

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV pada materi KPK dan FPB melalui model pembelajaran kontekstual SD Kanisius Ganjuran.

0 15 303

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis Matematika siswa kelas III pada materi operasi hitung campuran melalui model pembelajaran kontekstual SD Negeri Plaosan 1.

0 5 393