commit to user
2 Uji Reliabilitas
Untuk menghitung reliabilitas digunakan rumus yang dikemukakan oleh Kuder dan Richardson yang diberi nama K-R 20 sebagai berikut :
= − 1
− ∑
dengan : r
11
= indeks reliabilitas instrumen. n
= cacah butir instrumen. = proporsi cacah subyek yang menjawab benar pada butir ke-i.
= 1 – , i = 1, 2, …, n
= variansi total. Tes disebut reliabel apabila indeks reliabilitas yang diperoleh r
11
≥ 0,70. Budiyono 2003: 72.
b. Analisis Butir Tes
Analisis butir tes meliputi daya pembeda dan tingkat kesukaran butir soal.
1 Daya Pembeda
Suharsimi Arikunto 2002: 211 mengemukakan bahwa daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang
pandai berkemampuan tinggi dengan siswa yang bodoh berkemampuan rendah. Soal yang baik adalah soal yang dapat dijawab benar oleh siswa yang
pandai saja.
commit to user
Sedangkan menurut Saefuddin Azwar 2009: 137, “Suatu aitem yang dikatakan mempunyai daya diskriminasi tinggi haruslah dijawab dengan benar
oleh semua atau sebagian besar subyek Kelompok Tinggi dan tidak dapat dijawab dengan benar oleh semua atau sebagian besar subyek Kelompok
Rendah. Semakin besar perbedaan antara proporsi penjawab benar dari Kelompok Tinggi dan dari Kelompok Rendah, semakin besarlah daya
diskriminasi suatu aitem. Kalau proporsi penjawab benar dari kedua kelompok sama, berarti aitem yang bersangkutan tidak mampu membedakan antara
mereka yang berkecakapan tinggi dan mereka yang berkecakapan rendah. Jadi, uji daya pembeda digunakan untuk mengetahui apakah instrumen tes hasil
belajar tersebut dapat membedakan anak yang pandai dan yang kurang pandai. Untuk menghitung indeks daya pembeda menurut Mohamad Nur 1987:
139, apabila pengembang tes berminat dalam pemilihan butir yang dapat membedakan kelompok bawah dan atas berdasarkan kriteria internal berupa
skor tes total, maka kedua kelompok itu dapat terdiri dari kelompok siswa 50 teratas dan 50 terbawah berdasarkan skor tes total. Tetapi apabila kelompok
siswa itu besar, perhitungan indeks daya pembeda tidak perlu menggunakan seluruh kelompok atas dan bawah yang masing-masing 50, misalnya dapat
digunakan 27 kelompok atas dan 27 kelompok bawah. Baru kemudian dimasukkan ke dalam rumus berikut:
D = p
u
- p
i
commit to user
Keterangan: D = indeks daya pembeda item.
p
u
= proporsi siswa kelompok atas yang menjawab butir secara benar. p
i
= proporsi siswa kelompok bawah yang menjawab butir secara benar. Setelah
diperoleh indeks
daya pembeda
item, kemudian
diinterpretasikan sebagai berikut : D 0,40
: Butir sangat memuaskan. 0,30 D 0,39 : Butir memerlukan revisi kecil atau tidak sama sekali.
0,20 D 0,29 : Butir perlu direvisi. D 0,19
: Butir harus disisihkan atau revisi total. Mohamad Nur, 1987:140
Pada pelitian ini, untuk menghitung indeks daya pembeda terdiri dari kelompok siswa 50 teratas dan 50 terbawah berdasarkan skor tes total
karena uji coba instrumen dilakukan terhadap 1 kelas yang terdiri dari 30 siswa, sedangkan nilai daya beda yang digunakan adalah D 0,30.
2 Tingkat Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang mempunyai tingkat kesukaran yang memadai artinya tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Untuk
menentukan tingkat kesukaran tiap-tiap butir tes digunakan rumus :
=
commit to user
Keterangan : P = Indeks kesukaran.
B = Banyak peserta tes yang menjawab soal benar. J
S
= Jumlah seluruh peserta tes. Butir soal dianggap baik jika indeks kesukarannya 0,30 ≤ P ≤ 0,70. Soal
yang tidak baik tidak dipakai. Suharsimi Arikunto, 2002: 212
5. Analisis Instrumen Angket Perhatian Orang Tua Siswa