commit to user
136
meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik, unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit, dan membantu siswa
menumbuhkan kemampuan berfikir kritis. Pembelajaran kooperatif dapat memberikan keuntungan baik pada siswa kelompok bawah maupun kelompok
atas yang bekerja sama menyelesaikan tugas-tugas akademik. Selain dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, pembelajaran kooperatif sekaligus dapat
meningkatkan hubungan sosial, menumbuhkan sikap penerimaan kekurangan diri dan orang lain, serta dapat meningkatkan harga diri. Pembelajaran kooperatif juga
dapat merealisasikan kebutuhan siswa dalam belajar berpikir, memecahkan masalah, dan mengintegrasikan pengetahuan dan ketrampilan. Di samping itu
menempatkan siswa pada meja turnamen akan membuat siswa aktif terlibat dalam pembelajaran, merasa tertantang, termotivasi, dan merasa senang, sehingga
proses pembelajaran dapat mengembangkan seluruh potensi dan kemampuan berpikir siswa. Sedangkan dalam pembelajaran konvensional, pembelajaran
bersifat teoritis dan abstrak yang hanya menggunakan keterangan gambar-gambar di papan tulis, pengetahuan dikonstruksi oleh orang lain pendidik dan tujuan
akhir adalah penguasaan materi pembelajaran sehingga peserta didik kurang memahami konsep matematika yang diajarkan.
2. Hipotesis Kedua
Berdasarkan hasil analisis variansi dua jalan untuk sel tak sama untuk efek utama faktor B perhatian orang tua siswa pada Lampiran 50 diperoleh harga
statistik uji F
b
= 99,92 dan F
tabel
= 6,00, ternyata F
b
F
tabel
sehingga F
b
DK,
commit to user
137
dengan demikian H
0B
ditolak. Hal ini berarti pada tingkat signifikansi
=0,05 terdapat perbedaan secara signifikan efek perhatian orang tua siswa tinggi, sedang
dan rendah terhadap prestasi belajar matematika pada materi aplikasi turunan fungsi. Dengan kata lain perhatian orang tua siswa berpengaruh terhadap prestasi
belajar matematika siswa. Karena H
0B
ditolak maka perlu dilakukan uji lanjut anava yaitu uji komparasi ganda antar kolom. Perhitungan selengkapnya dapat
dilihat pada Lampiran 42. Pada uji komparasi ganda antara kolom ke-1 dan kolom ke-2 diperoleh
bahwa F
.1-.2
= 119,87 dan 2.F
tabel
=6,00, ternyata F
.1-.2
2F
tabel
sehingga F
.1-.2
DK dengan demikian H
ditolak. Hal ini berarti pada tingkat signifikansi =0,05 siswa yang perhatian orang tuanya tinggi mempunyai prestasi belajar matematika
berbeda secara signifikan dengan siswa yang perhatian orang tuanya sedang. Berdasarkan hasil rataan marginal pada Tabel 4.8, diperoleh rerata
prestasi belajar matematika siswa yang perhatian orang tuanya tinggi sebesar 85,69 sedangkan rerata prestasi belajar siswa yang perhatian orang tuanya sedang
sebesar 66,97. Ini menunjukkan bahwa rerata prestasi belajar matematika pada siswa siswa yang perhatian orang tuanya tinggi lebih tinggi daripada rerata
prestasi belajar siswa siswa yang perhatian orang tuanya sedang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa yang perhatian orang tuanya tinggi mempunyai prestasi
belajar matematika lebih baik daripada siswa yang perhatian orang tuanya sedang. Pada uji komparasi ganda antara kolom ke-1 dan kolom ke-3 diperoleh
bahwa F
.1-.3
= 168,18 dan 2.F
tabel
=6,00, ternyata F
.1-.3
2F
tabel
sehingga F
.1-.3
DK, dengan demikian H
ditolak. Hal ini berarti pada tingkat signifikansi =0,05
commit to user
138
siswa yang perhatian orang tuanya tinggi mempunyai prestasi belajar matematika berbeda secara signifikan dengan siswa yang perhatian orang tuanya rendah.
Berdasarkan hasil rataan marginal pada Tabel 4.8, diperoleh rerata prestasi belajar matematika siswa yang perhatian orang tuanya tinggi sebesar
85,69 sedangkan rerata prestasi belajar siswa yang perhatian orang tuanya rendah sebesar 62,69. Ini menunjukkan bahwa rerata prestasi belajar matematika pada
siswa siswa yang perhatian orang tuanya tinggi lebih tinggi daripada rerata prestasi belajar siswa siswa yang perhatian orang tuanya rendah. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa siswa yang perhatian orang tuanya tinggi mempunyai prestasi belajar matematika lebih baik daripada siswa yang perhatian orang tuanya rendah.
Pada uji komparasi ganda antara kolom ke-2 dan kolom ke-3 diperoleh bahwa F
.2-.3
= 168,18 dan 2.F
tabel
=6,00, ternyata F
.2-.3
2F
tabel
sehingga F
.2-.3
DK, dengan demikian H
ditolak. Hal ini berarti pada tingkat signifikansi
=0,05 siswa yang perhatian orang tuanya sedang mempunyai prestasi belajar matematika
berbeda secara signifikan dengan siswa yang perhatian orang tuanya rendah. Berdasarkan hasil rataan marginal pada Tabel 4.8, diperoleh rerata
prestasi belajar matematika siswa yang perhatian orang tuanya tinggi sebesar 66,97 sedangkan rerata prestasi belajar siswa yang perhatian orang tuanya rendah
sebesar 62,69. Ini menunjukkan bahwa rerata prestasi belajar matematika pada siswa siswa yang perhatian orang tuanya sedang lebih tinggi daripada rerata
prestasi belajar siswa siswa yang perhatian orang tuanya rendah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa yang perhatian orang tuanya tinggi mempunyai prestasi
belajar matematika lebih baik daripada siswa yang perhatian orang tuanya rendah.
commit to user
139
Tiga kesimpulan di atas sesuai dengan hipotesis penelitian, hal ini karena perhatian, bimbingan, dan pengarahan orang tua terhadap mata pelajaran
matematika akan mempengaruhi kesiapan belajar anak baik di rumah maupun di sekolah, merangsang anak untuk menjadi senang dengan mata pelajaran
matematika, dan menumbuhkan semangat dan motivasi belajar matematika pada anak. Seorang siswa yang sudah termotivasi untuk belajar matematika akan timbul
penguatan belajar pada dirinya, akan mempelajari matematika dengan baik, tekun, dan sungguh-sungguh untuk memperoleh prestasi belajar yang lebih baik.
Sedangkan siswa yang kurang perhatian, kasih sayang, bimbingan, dan pengarahan dari orang tuanya maka belajarnya menjadi tidak terarah dan tidak
terpacu yang akhirnya akan diperoleh prestasi belajar yang kurang optimal. Jadi, semakin tinggi perhatian orang tua siswa maka semakin tinggi pula
prestasi belajar matematika yang akan diperoleh siswa. Demikian juga sebaliknya, semakin rendah perhatian orang tua siswa maka akan semakin rendah pula
prestasi belajar matematika yang akan diperoleh siswa.
3. Hipotesis Ketiga