commit to user
39
5. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments TGT
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament TGT, atau Pertandingan Permainan Tim dikembangkan secara asli oleh David De Vries
dan Keath Edward 1995. Pada model ini siswa memainkan permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh tambahan poin untuk skor tim
mereka. TGT dapat digunakan dalam berbagai macam mata pelajaran, dari ilmu-
ilmu aksak, ilmu-ilmu sosial maupun bahasa dari jenjang guruan dasar hingga perguruan tinggi. TGT sangat cocok untuk mengajar tujuan pembelajaran yang
dirumuskan dengan tajam dan satu jawaban benar. Meski demikian, TGT juga dapat diadaptasikan untuk digunakan dengan tujuan yang dirumuskan kurang
tajam yang menggunakan penilaian bersifat terbuka, misalnya esai. Menurut Slavin 1995 pembelajaran kooperatif tipe TGT terdiri dari 5
komponen yaitu : tahap penyajian kelas class presentation, belajar dalam kelompok teams study, permainan games, pertandingan tournament, dan
perhargaan kelompok team recognition. Secara runut implementasi TGT terdiri dari 4 langkah, yaitu:
a. Tahap Penyajian Kelas Class Presentation
Pada tahap ini guru menyampaikan materi pelajaran kepada siswa sesuai dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai secara klasikal, dengan pembelajaran
langsung. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru pada tahap ini adalah: 1 Menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
commit to user
40
2 Memberi motivasi tentang perlunya mempelajari materi 3 Menyampaikan tugas atau kegiatan yang harus dilakukan siswa
4 Menyajikan materi pokok pelajaran 5 Memantau pemahaman siswa tentang materi pelajaran yang diajarkan
b. Belajar Kelompok Teams Study
Guru menempatkan siswa dalam kelompok – kelompok belajar tim yang beranggotakan 5 sampai 6 orang siswa yang memiliki kemampuan akademik,
jenis kelamin dan suku atau ras yang berbeda. Pada saat menempatkan siswa ke dalam tim, diusahakan masing-masing tim mempunyai kemampuan yang
seimbang yaitu setiap tim terdiri dari siswa berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Untuk penempatan siswa ke dalam tim dapat digunakan daftar siswa yang
sudah dirangking berdasarkan nilai tes kemampuan awal atau kinerja yang lalu. Dengan adanya heterogenitas anggota kelompok, diharapkan dapat memotivasi
siswa untuk saling membantu antar siswa yang berkemampuan lebih dengan siswa yang berkemampuan kurang dalam menguasai materi pelajaran. Hal ini akan
menyebabkan tumbuhnya rasa kesadaran pada diri siswa bahwa belajar secara kooperatif sangat menyenangkan.
Setelah tim terbentuk, guru memberikan tugas sesuai dengan materi yang diajarkan kepada setiap kelompok, misalnya guru memberikan LKS atau soal-soal
yang sudah disiapkan oleh guru. Guru harus menekankan bahwa tugas yang diberikan bukan untuk dikumpulkan kepada guru, tetapi untuk didiskusikan
dengan sesama anggota kelompok. Kemudian siswa bekerja dalam kelompok
commit to user
41
mereka masing – masing. Dalam kelompok terjadi diskusi untuk memecahkan masalah bersama-sama dan saling mengoreksi jika ada anggota kelompok yang
salah dalam menjawab soal. Apabila ada dari anggota kelompok yang tidak mengerti dengan tugas yang diberikan, maka anggota kelompok yang lain
bertanggung jawab untuk memberikan jawaban atau menjelaskannya, sebelum mengajukan pertanyaan tersebut pada guru.
Kegiatan guru pada tahap ini adalah: 1 Melatih ketrampilan kooperatif siswa.
2 Memberikan tugas untuk didiskusikan. 3 Memonitor pelaksanaan kegiatan kelompok.
4 Memberi bantuan penjelasan kepada kelompok yang mengalami kesulitan.
c. Permainan Games Tournament