5. Peningkatan dan pengembangan di bidang kebudayaan dan parawisata di
wilayah ini perlu adanya kuantitas promosi serta penyuluhan – penyuluhan.
Peningkatan dan pengembangan di bidang kebudayaan dan pariwisata di wilayah penelitian perlu adanya kuantitas promosi serta penyuluhan-penyuluhan. Promosi
pariwisata memberikan kontribusi besar bagi upaya pengembangan industri pariwisata di Kota Medan. Promosi tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan
berbagai media. Dari penelitian yang dilakukan mengenai pentingnya promosi pariwisata, responden yang mengatakan setuju sebanyak 36 97 responden,
sangat setuju sebanyak 6 15 responden. Ternyata ada juga responden yang biasa mengenai promosi pariwisata, yakni sebanyak 44 117 responden.
Sedangkan yang tidak setuju dengan promosi pariwisata sebanyak 12 33 responden, dan sangat tidak setuju sebanyak 2 5 responden. Dari hasil ini
dapat dilihat bahwa masyarakat merasa promosi tersebut tidak perlu karena potensi pariwisata yang ada sudah cukup baik. Akan tetapi, pengembangan pariwisata
Gambar 5.111 Pemerintah dan masyarakat diwilayah ini telah melaksanakan pengelolaan serta pelestarian
objek kebudayaan dan pariwisata secara terkoordinasi dan patisipatif
Universitas Sumatera Utara
akan berdampak sangat besar ketika dilakukan promosi alasannya akan semakin banyak wisatawan yang akan berminat untuk berkunjung ke daerah Medan.
6. Objek kebudayaan dan pariwisata di wilayah sudah merupakan daya tarik
kota sekaligus bagian penting peningkatan perekonomian kota.
Kota Medan dikenal dengan karakteristik penduduknya yang multietnik atau memiliki
keberagaman ras, suku maupun agama. Inilah mengapa Kota Medan disebut pula sebagai miniatur Indonesia. Berbagai suku bangsa yang ada di Medan antara lain
Batak, Melayu, Jawa, Dairi, Minang, Simalungun Aceh, Tionghoa, Benggali,Tamil dan lain sebagainya. Keragaman suku, tarian daerah, alat musik,
nyanyian, makanan, bangunan fisik, dan sebagainya, justru memberikan kontribusi besar bagi upaya pengembangan industri pariwisata di Kota Medan. Grafik ini
menunjukkan persentase jawaban responden terhadap peryanyaan apakah kebudayaan dan pariwisata sudah merupakan daya tarik kota sekaligus bagian
penting peningkatan perekonomian Kota. Responden mayoritas menjawab biasa
Gambar 5.112 Peningkatkan dan pengembangan di bidang kebudayaan dan parawisata di wilayah ini
perlu adanya kuantitas promosi serta penyuluhan – penyuluhan
Universitas Sumatera Utara
yakni sebanyak 51,3 137 responden, tidak setuju sebanyak 9 24 responden, dan sangat tidak setuju sebanyak 1,1 3 responden. Sedangkan
untuk responden yang menyatakan setuju sebanyak 35,2 94 responden, dan sangat setuju sebanyak 3,4 9 responden.
7. Kebijakan pemerintah dalam pemberdayaan masyarakat dalam rangka mempertahankan, mengembangkan, melestarikan kekayaan budaya lokal
termasuk kesenian lokal sebagai kebanggan Kota. Pengembangan dan
pelestarian objek daya tarik wisata dan budaya sebagai suatu kebutuhan kepariwisataan. Bentuk perhatian lainnya yakni dengan program pengelolaan
Kekayaan Budaya yang bertujuan meningkatkan kualitas atraksi budaya di lokasi obyek daya tarik wisata, hiburan umum dan sarana pariwisata. Dari grafik dapat
dilihat bahwa responden menanggapi kebijakan pemerintah dalam pemberdayaan masyarakat sangat baik sebanyak 3 7 responden, baik sebanyak 39 104
Gambar 5.113 Objek kebudayaan dan pariwisata di wilayah sudah merupakan daya tarik kota sekaligus
bagian penting peningkatan perekonomian kota
Universitas Sumatera Utara
responden, biasa sebanyak 37 99 responden, tidak baik sebanyak 18 49 responden, sangat tidak baik sebanyak 3 8 responden.
8. Upaya peningkatan pengelolaan serta pelestarian objek kebudayaan dan pariwisata secara terkoordinasi dan partisipatif yang termasuk dalam
kebijakan pemerintah. Responden menanggapi pernyataan tersebut dengan
sangat baik sebanyak 3 7 responden, baik sebanyak 37 99 responden, biasa sebanyak 49 130 responden, tidak baik sebanyak 10 28 responden dan
sangat tidak baik sebanyak 1 3 responden.
Gambar 5.114 Kebijakan pemerintah dalam pemberdayaan masyarakat dalam rangka mempertahankan,
mengembangkan, melestarikan
kekayaan budaya lokal termasuk kesenian lokal sebagai
kebanggan Kota.
Gambar 5.115 Upaya peningkatan
pengelolaan serta
pelestarian objek kebudayaan dan pariwisata secara terkoordinasi dan partisipatif yang
termasuk dalam kebijakan pemerintah
Universitas Sumatera Utara
5.2.11 Penciptaan Birokrasi yang Kreatif, Inovatif, responsive, dan Profesional
Aspek pemerintahan yang terus mendapat sorotan masyarakat adalah tuntutan terhadap pemerintahan yang bersih dan akuntabel, serta aspek penegakan hokum. Di
samping itu, masalah pengawasan juga mendapat perhatian masyarakat, masih kurangnya transparansi publik, belum optimalnya implementasi peraturan perundang-
undangan dan belum memadainya tenaga profesional di bidang pengawasan. Selain itu, tantangan lainnya adalah memuaskannya kualitas pelayanan
masyarakat dalam rangka memperpendek rantai birokrasi, dan pendelegasian kewenangan kepada pemerintahan di wilayah administrasi yang lebih rendah sampai
di tingkat kecamatan dan kelurahan. Berbagai upaya untuk mengatasi tantangan dan masalah tersebut di atas adalah bagian penting dalam rangka mewujudkan tata
kepemerintahan yang baik.
1. Kualitas sumber daya aparatur pada tiap wilayah telah meningkat setiap tahunnya dengan baik. Responden menyatakan sangat baik kualitas sumber daya
aparatur meningkat setiap tahunnya sebanyak 6 17 responden, baik sebanyak 33 90 responden, biasa sebanyak 39 103 responden, tidak baik sebanyak
18 47 responden dan sangat tidak baik sebanyak 4 10 responden.
Universitas Sumatera Utara
2. Manajemen tata pemerintahan kota pada wilayah penelitian sudah tertata dengan baik. Manajemen yang dimaksud bertujuan untuk menata tata
pemerintahan dan wilayah administrasi dengan tegas dan nyata. Dari grafik dapat dilihat penilaian manajemen tata pemerintahan kota sudah baik, yang menyatakan
sangat baik sebanyak 4 10 responden, baik sebanyak 24 64 responden, biasa sebanyak 55 148 responden, tidak baik sebanyak 15 40 responden,
dan sangat tidak baik sebanyak 2 5 responden.
Gambar 5.117 Manajemen tata pemerintahan kota pada wilayah penelitian sudah tertata dengan baik.
Gambar 5.116 Kualitas sumber daya aparatur pada tiap wilayah telah meningkat dengan baik setiap
tahunnya
Universitas Sumatera Utara
3. Kebijakan dengan meningkatkan kualitas sumber daya aparatur melalui pelatihan dan pengembangan serta berbagai program capacity building
yang relevan. Responden menanggapi kebijakan tersebut dengan sangat baik
sebanyak 1 3 responden, baik sebanyak 29 78 responden, biasa sebanyak 48 129 responden, tidak baik sebanyak 20 53 responden, sangat tidak baik
sebanyak 2 3 responden.
4. Kebijakan pemerintah dalam upaya membangun budaya birokrasi yang lebih kreatif, inovatif, melayani dan akuntabel melalui peningkatan efektivitas
manajemen pemerintah kota. Dari grafik dapat dilihat bahwa responden yang
menanggapi kebijakan pemerintah sangat baik sebanyak 3 8 responden, baik sebanyak 26 70 responden, biasa sebanyak 56 148 responden, tidak baik
sebanyak 14 38 responden, dan sangat tidak baik sebanyak 1 3 responden.
Gambar 5.118 Kebijakan dengan meningkatkan kualitas sumber daya aparatur melalui pelatihan dan
pengembangan serta
berbagai program
capacity building yang relevan
Universitas Sumatera Utara
5.2.12 Peningkatan Kerjasama Regional dan Lintas Batas
Kebijakan ekonomi makro diarahkan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan mengutamakan ekspor dan investasi sehingga dapat mewujudkan
pertumbuhan ekonomi yang berkualitas. Untuk mendorong gairah investasi di sektor industri dan perdagangan juga akan dilakukan dengan pengembangan kawasan
ekonomi khusus serta program pembangunan lintas batas seperti MEBIDANG-RO, program Agropolitan pesisir Pulau-pulau kecil dan terluar yang mencakup 16
KabupatenKota, pola sharing pendanaan pendidikan dan kesehatan, kerjasama pembangunan Jalan Rawasaring, pengembangan pelabuhan Tanjung Balai – Asahan,
kerjasama penerbangan ke wilayah pantai barat, promosi bersama tujuan wisata, pengembangan agribisnis dan pembangunan jalan sejajar MEBIDANG.
Kawasan Medan-Binjai-Deli Serdang dan sekitarnya MEBIDANG yang didalam Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional RTRWN telah ditetapkan sebagai
Kawasan tertentu yang memiliki nilai strategis, karena termasuk segitiga
Gambar 5.119 Kebijakan pemerintah dalam upaya membangun budaya birokrasi yang lebih kreatif, inovatif,
melayani dan akuntabel melalui peningkatan efektivitas manajemen pemerintah kota
Universitas Sumatera Utara
pertumbuhan Indonesia, Malysia, Thailand growth Triangle IMT_GT dan diprioritaskan penataan ruangnya.
1. Pembentukan kerjasama antar daerah yang terdiri atas Medan-Binjai-Deli Serdang dapat diperluas. Dari sisi fungsional, Kota Medan menjadi kota inti
dalam konsep pembangunan wilayah Medan, Binjai dan Deli Serdang Mebidang. Konsep pembangunan wilayah Mebidang merupakan perpaduan rencana tata
ruang kesatuan wilayah pengembangan dari segi homogenitas dengan fungsi sebagai kota industri, jasa perdagangan, keuangan, pertanian dan perkebunan. Dari
grafik dapat dilihat tanggapan responden terhadap pembentukan kerjasama antar
daerah yaitu baik sebanyak 40 108 responden, biasa sebanyak 52 138 responden, tidak baik 7 19 responden dan sangat tidak baik 1 1 responden
2. Pemantapan hubungan kerjasama melalui fasilitas Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia APEKSI, Pemerintah Propinsi Sumatera Utara,
Departemen Dalam Negeri, Hubungan kerjasama langsung dengan perintah
Gambar 5.120 Pembentukan kerjasama antar daerah yang terdiri atas Medan-Binjai-Deli Serdang dapat
diperluas.
Universitas Sumatera Utara
KabupatenKota lainnya, maupun dengan asosiasi lainnya. Kota Medan tidak
berdiri sendiri untuk mencapai visi dan misinya tetapi melakukan kerjasama dengan daerah lain. Upaya-upaya terpadu dilakukan dalam meningkatkan
kerjasama regional dan lintas batas Kota Medan dengan memaksimalkan fasilitas APEKSI. Responden menanggapi dampak kerjasama tersebut baik yaitu sangat
baik sebanyak 1 2 responden, baik sebanyak 40 108 responden, biasa sebanyak 48 128 responden, tidak baik sebanyak 10 27 responden dan
sangat tidak baik sebanyak 1 2 responden.
3. Penguatan ekonomi usaha kecil menengah dan koperasi di wilayah lintas