maupun masyarakat. Dalam hubungan ini pemerintah daerah harus mampu bertindak sebagai fasilitator yang baik untuk menjembatani kepentingan dunia usaha dengan
masyarakat. Namun, dalam kenyataannya kekuatan pasar sering mendominasi perencanaan dan pelaksanaan pembangunan Kota Medan. Dengan demikian
Pemerintah Kota Medan belum menjadi fasilitator yang baik sehingga menyebabkan terabaikannya kepentingan-kepentingan masyarakat publik.
6.1.1.7 Perencanaan Penganggaran dan Pelaksanaan Pembangunan Kota
Berdasarkan Undang-undang No 17 tahun 2003 tentang keuangan negara mengamanatkan bahwa dalam proses penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah RAPBD pemerintah diwajibkan menyusun Kebijaksanaan Umum Anggaran KUA, Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara PPAS dan Renana
Kerja Anggaran RKA. Penyusunan KUA dimaksudkan untuk dapat menentukan program dan kegiatan yang menjadi urusan daerah sehingga dapat dibiayai dengan
APBD. PPA dimaksudkan untuk menentukan program dan kegiatan yang dapat diprioritaskan untuk dibiayai pada tahun bersangkutan berikut plafon anggarannya
baik untuk tingkat program maupun untuk SKPD secara keseluruhan. Sedangkan RKA dimaksudkan untuk dapat memadukan antara program dan kegiatan yang telah
diprioritaskan pelaksanaannya dengan penyusunan anggaran sesuai dengan plafon yang ditetapkan melalui nota kesepakatan antara Wali Kota Medan dengan DPRD
Kota Medan yang selanjutnya ditetapkan dalam satu Peraturan Daerah APBD Kota Medan untuk dasar pelaksanaan anggaran oleh masing-masing SKPD pengguna
Universitas Sumatera Utara
anggaran. Setelah proses penetapan APBD dilanjutkan dengan penyusunan dan penetapan Daftar Prioritas Anggaran DPA sebagai langkah awal pelaksanaan
anggaran sesuai mekanisme pengadaan barang dan jasa yang diatur dalam Kepres No 80 tahun 2000. Kegiatan penyusunan dokumen induk perencanaan pembangunan kota
dan dokumen perencanaan penganggaran telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Medan setiap tahun, namun dalam pelaksanaannya sering tidak tepat waktu sehingga
mengakibatkan terlambatnya proses pelaksanaan kegiatan pada masing-masing SKPD pengguna anggaran.
6.1.1.8 Hasil atau Outcome Perencanaan dan Pembangunan Kota
Selama periode 2003-2007 pertumbuhan PDRB Kota Medan baik berdasarkan harga berlaku maupun konstan menunjukkan hasil yang cukup baik, bahkan
kontribusi PDRB Kota Medan pada tahun 2007 tercatat 30 terhadap PDRB Sumatera Utara yang pada tahun 2003 hanya tercatat 20 terhadap pembentukan
PDRB Sumatera Utara. Demikian juga terhadap pertumbuhan pendapatan per kapita baik berdasarkan harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. Pertumbuhan
ekonomi Kota Medan juga mengalami kenaikan yang positif setiap tahunnya dan pada tahun 2007 tercatat 7,78, sementara pada tahun 2003 hanya mengalami
pertumbuhan 5,06 dengan tingkat inflasi di bawah 1 digit kecuali pada tahun 2005 tercatat sebanyak 22,91 sebagai akibat kebijakan kenaikan harga BBM. Sukses
story indikator makro ekonomi belum sepenuhnya diikuti dengan peningkatan
kesejahteraan masyarakat kota yang tergambar dengan terjadinya disparitas IPM per
Universitas Sumatera Utara
kecamatan, penyebaran penduduk miskin, pengangguran terbuka yang sangat tinggi, serta terjadinya disparitas pembangunan fisik perkotaan antara daerah urban dengan
sub urban dan ironisnya lagi kawasan pusat aglomerasi yang diharapkan sebagai kawasan yang mendorong pengembangan wilayah dan peningkatan kesejahteraan
masyarakat justru pada kawasan ini terdapat kantong-kantong kemiskinan, pengangguran, IPM yang rendah, angka kriminalitas yang sangat tinggi, dan kondisi
fisik sarana-prasarana infrastruktur yang sangat memprihatinkan sebagaimana yang telah diuraikan pada bab sebelumnya.
Sebagai konsekuensi dari pengelolaan keuangan yang kurang baik, hasil audit laporan keuangan Pemerintah Kota Medan selama empat tahun berturut-turut
dinyatakan disclaimer no opinion. Hal ini menunjukkan ketidaksiapan aparatur Kota Medan dalam pengelolaan keuangan daerah sebagai konsekuensi sering terlambatnya
penetapan APBD Kota Medan. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan meskipun variabel perencanaan
dan pembangunan wilayah berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan masyarakat di Kota Medan ternyata pengaruhnya tidak terlalu besar dibandingkan
dengan variabel-variabel lainnya. Hal ini ditunjukkan oleh angka koefisien regresi 0,209, probabilitas 0,0000, dengan total effect 0,2095.
Universitas Sumatera Utara
6.1.2 Perencanaan dan Pembangunan Wilayah Berpengaruh terhadap Pendapatan melalui Aglomerasi