Batas Kewenangan yang dimiliki Pemerintah Kota Medan

6.3.1 Konsep Perencanaan dan Pembangunan Wilayah Terhadap Pendapatan Masyarakat di Kota Medan

Variabel perencanaan dan pembangunan wilayah berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan. Koefisien regresi menunjukkan 0,2095 dan probabilitas 0,0000 dikaitkan dengan variabel-variabel lain, meskipun berpengaruh positif dan signifikan tetapi pengaruhnya tidak terlalu besar terhadap perbaikan pendapatan masyarakat di Kota Medan. Hal ini ditunjukkan dari koefisien variabel perencanaan dan total effect dari model yang dihasilkan. Mengapa hal tersebut terjadi? Ada beberapa faktor yang berpengaruh dalam penyusunan dokumen perencanaan dan pembangunan kota. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:

6.3.1.1 Batas Kewenangan yang dimiliki Pemerintah Kota Medan

Berdasarkan UU 22 tahun 1999 yang diperbaharui menjadi UU no 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, dan UU No 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, telah diatur secara habis pembagian urusan dan kewenangan antara pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah kabkota termasuk masalah yang berkaitan dengan kebijakan fiskal. Kebijakan perencanaan dan pembangunan wilayah yang dijadikan dasar dalam penelitian ini disesuaikan dengan kewenangan yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Medan. Dalam proses penyusunannya mengacu kepada UU No 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional SPPN. Proses pendekatan dalam penyusunan Universitas Sumatera Utara dokumen perencanaan pembangunan wilayah dilakukan melalui 5 pendekatan yaitu 1 Partisipatif bottom up planning, 2 Top down planning, 3 Teknokratik, 4 Politis, 5 Legal. Untuk mengukur koefisien perencanaan pembangunan wilayah x digunakan indikator tata guna lahan, percepatan pembangunan wilayah lingkar luar dan penanggulangan kemiskinan, pembangunan dan pengembangan prasarana dan sarana kota, peningkatan derajat pendidikan dan kesehatan masyarakat, pengembangan daya saing UKMK dan peningkatan penanaman modal daerah, peningkatan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat, membangun kota jasa, perdagangan dan industri, pemantapan iklim ketenagakerjaan, pengembangan kebudayaan dan pariwisata, penciptaan birokrasi yang kreatif, inovatif, responsif, dan professional, serta peningkatan kerjasama regional dan lintas batas. Proses penyusunan perencanaan pembangunan wilayah oleh Pemerintah Kota Medan telah dilaksanakan dengan mengacu kepada ketentuan dan peraturan yang berlaku namun dalam praktek penyelenggaraan dokumen perencanaan mulai dari Musrenbang kelurahan, Musrenbang kecamatan, sampai Musrenbang kota belum terlaksana dengan baik yang berpengaruh terhadap kualitas perencanaan pembangunan yang dihasilkan. Dalam pelaksanaan programkegiatan sering tidak tepat waktu sebagai konsekuensi terlambatnya penetapan APBD. Kondisi ini juga menyebabkan kualitas hasil pelaksanaan kegiatan tidak maksimal disamping Universitas Sumatera Utara banyaknya program-program kegiatan yang tidak dapat direalisasikan pada tahun berjalan.

6.3.1.2 Aktor Perencanaan dan Pembangunan Kota