BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1 Kerangka Konseptual Penelitian
Kota adalah suatu pemukiman yang relatif besar, padat dan permanen, terdiri dari kelompok individu-individu yang heterogen dari segi sosial. Kota adalah salah
satu ungkapan kehidupan manusia yang mungkin paling kompleks. Kebanyakan ilmuwan berpendapat bahwa, dari segi budaya dan antropologi, ungkapan kota
sebagai ekspresi kehidupan orang sebagai pelaku dan pembuatnya adalah paling penting dan sangat perlu diperhatikan. Hal tersebut disebabkan karena permukiman
perkotaan tidak memiliki makna yang berasal dari dirinya sendiri, melainkan dari kehidupan di dalamnya.
Pembangunan kota terus berlanjut akibat proses urbanisasi sehingga menyebar kebagian pinggiran kota, yang berakibat pada perubahan struktur ruang dan bentuk
kota. Pembangunan sub urban yang tidak direncanakan dengan baik dapat berakibat pada perencanaan dan pembangunan wilayah perkotaan tersebut. Lazimnya wilayah
sub urban yang dibangun belum dilengkapi dengan jaringan infrastruktur yang memadai dan daerah sub urban tersebut tumbuh dan berkembang mengikuti arus
urbanisasi dengan pola perkampungan yang terbentuk mengikuti kondisi sosial ekonomi masyarakatnya. Meskipun kita menyadari sebagai proses pembangunan kota
telah membawa implikasi terhadap ketimpangan wilayah, namun dengan adanya
Universitas Sumatera Utara
literatur tentang perencanaan dan pembangunan wilayah dapat dijadikan sebagai dasar untuk mempersempit terjadinya ketimpangan wilayah.
Perencanaan dan pembangunan wilayah merupakan satu-satunya jalan yang terbuka untuk menaikkan distribusi pendapatan per kapita, mengurangi ketimpangan
wilayah dan meningkatkan kesempatan kerja. Dalam upaya pembangunan wilayah, masalah yang terpenting yang menjadi perhatian para ahli ekonomi dan perencanaan
dan pembangunan wilayah adalah menyangkut proses pertumbuhan ekonomi wilayah dan pemerataan pembangunan.
Perbedaan teori pertumbuhan ekonomi wilayah dan teori pertumbuhan ekonomi wilayah nasional terletak pada sifat keterbukaan dalam proses input-output
barang dan jasa maupun orang. Dalam sistem wilayah keluar masuk orang atau barang dan jasa relatif bersifat lebih terbuka, sedangkan pada skala nasional bersifat
lebih tertutup. Penerapan teori perencanaan wilayah dapat dibagi atas empat komponen : a
Physical Planning
Perencanaan fisik,
b Macro-Economic
Planning Perencanaan Ekonomi Makro, c Social Planning Perencanaan Sosial, d
Development Planning Perencanaan Pembangunan.
Pembangunan ekonomi wilayah adalah sebagai proses kenaikan pendapatan riil per kapita dalam suatu jangka waktu yang panjang. Sedangkan pertumbuhan
ekonomi wilayah adalah kenaikan output per kapita barang-barang material dalam suatu jangka waktu. Defenisi di atas menekankan bahwa pembangunan ekonomi
Universitas Sumatera Utara
wilayah dicerminkan oleh tingkat kenaikan pendapatan riil lebih tinggi dibandingkan tingkat pertumbuhan penduduk.
Dalam rangka pembangunan ekonomi wilayah, pertumbuhan ekonomi wilayah yang tinggi seringkali dibarengi dengan semakin tidak merata distribusi
pendapatan. Pertumbuhan ekonomi wilayah yang tinggi memang merupakan target dari
pembangunan, tetapi kadang pemerataan hasil pembangunan terlupakan sehingga dibalik pertumbuhan ekonomi wilayah yang tinggi itu juga menimbulkan kemiskinan
pada sebagian penduduk. Pertumbuhan ekonomi wilayah yang tinggi akan menjadi lebih berarti jika
diikuti pemerataan atas hasil-hasil pembangunan. Berbagai kebijakan ekonomi untuk peningkatan produksi akan lebih berarti jika manfaatnya dapat dirasakan oleh
masyarakat luas. Oleh karena itu orientasi pemerataan hasil-hasil pembangunan seharusnya menjadi muara dari seluruh kegiatan perekonomian suatu wilayah.
Pendapatan merupakan salah satu variabel yang menentukan pengembangan wilayah. Dalam proses pembangunan wilayah terjadi distribusi pendapatan wilayah.
Dari beberapa penelitian terdahulu menunjukkan bahwa perencanaan dan pembangunan wilayah dapat dipengaruhi oleh beberapa variabel diantaranya
aglomerasi, aksesibilitas lembaga keuangan, demografis, kesempatan kerja, tabungan, pendidikan, dan lokasi tempat tinggal.
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil kajian teoritis diatas dapat disusun kerangka pemikiran penelitian sebagai berikut:
Gambar 3.1. Kerangka Teoritis
GRAND THEORY
MIDDLEY THEORY
APPLIED THEORY
VARIABEL
Aglomerasi Aksesibilitas Lembaga
Keuangan Demografis
Kesempatan Kerja, Tabungan
Pendidikan Lokasi
Tempat Tinggal.
Francois Marier, 2000, Dapeng
Hu 1998,
Shiqiang zhan 2000, Machael B dan Daniel
F 2007, Nelson dan Lorence,1995,Gabsze
wicz and Thise 1987, Miguel
dan Ezcurra,2005
PEMBANGUNAN WILAYAH
1. Teori Lokasi dan Aglomerasi
2. Central Place Theory 3. Growth Pole Theory
4. Convergence Theory 5.Divergence Theory
6. Pendapatan 7. Distribusi Pendapatan
PERENCANAAN WILAYAH
1. Teori Perencanaan wilayah Archibugi
2008: a. Physical Planning
Perencanaan fisik. b. Macro-Economic
Planning Perencanaan
Ekonomi Makro c. Social Planning
Perencanaan Sosial.
d. Development Planning
Perencanaan Pembangunan.
2. Teori Kota
Universitas Sumatera Utara
Dari kerangka pemikiran diatas dan fenomena yang terjadi di dalam pembanguan Kota Medan, maka dapat dibuat kerangka konseptual penelitian
sebagai berikut:
Gambar 3.2. Kerangka Konseptual Penelitian
PERENCANAAN DAN
PEMBANGUNAN WILAYAH
Kebijakan
Pembangunan
X
PENDAPATAN
Z
Percepatan pembangunan
wilayah lingkar luar dan penanggulangan
kemiskinan
Pengembangan kebudayaan
dan pariwisata
Penciptaan birokrasi yang kreatif,
inovatif, responsif, dan profesional
AGLOMERASI
Y
1
AKSESIBILITAS LEMBAGA
KEUANGAN
Y
2
DEMOGRAFIS
Y
3
KESEMPATAN KERJA
Y
4
TABUNGAN
Y
5
LOKASI TEMPAT
TINGGAL
Y
7
PENDIDIKAN
Y
6
Membangun kota
jasa, perdagangan
dan industri serta pemantapan
iklim ketenagakerjaan
Pembangunan dan
pengembangan prasarana dan sarana
Kota Peningkatan derajat
pendidikan dan kesehatan
Peningkatan kerjasama
regional dan lintas batas
Peningkatan ketertiban umum dan
ketentraman masyarakat
Pengembangan daya saing UKMK dan
peningkatan penanaman
modal daerah
DISTRIBUSI PENDAPATAN
Rencana Tata Guna Lahan
Universitas Sumatera Utara
3.2 Hipotesis Penelitian