diindikasikan oleh tingkat kematangan kelompok, yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi kebutuhan kelompok untuk mencapai tujuan.
Keputusan perilaku kepemimpinan yang tepat akan didasarkan pada apa yang bisa berhasil menurut penelitian. Monica, 1998: 17.
2.1.5. Teori perilaku kepemimpinan
Teori perilaku lebih menekankan pada apa yang dilakukan pemimpin dan bagaimana seorang pemimpin menjalankan fungsinya. Bila berbicara
mengenai perilaku kepemimpinan, maka terlebih dahulu harus membahas teori-teori kepemimpinan. Gary 2001 menjelaskan bahwa teori
kepemimpinan terbagi ke dalam empat kategori, yaitu Teori Sifat Traits Theory, Teori Perilaku Kepemimpinan Behavioral Theories of Leadership,
Teori Situasional Situational Theory, dan Teori Neo-Karismatik Neocharismatic Theories.
Teori Kepemimpinan Situasional adalah suatu pendekatan terhadap kepemimpinan yang menganjurkan pemimpin untuk memahami perilaku
bawahan, dan situasi sebelum menggunakan perilaku kepemimpinan tertentu. Pendekatan ini menghendaki pemimpin untuk memiliki kemampuan diagnosa
dalam hubungan antara manusia Monica, 1998. Teori-teori yang termasuk dalam Teori Kepemimpinan Situasional adalah Teori Kepemimpinan Fiedler,
Teori Situasional Hersey Blanchard, Teori Pertukaran Pemimpin-Anggota Leader Member Exchange Theory, Teori Jalur Tujuan Path Goal Theory,
dan Model Partisipasi-Pemimpin. Disini peneliti akan membahas lebih lanjut mengenai teori Situasional Hersey Blanchard.
13
Universitas Sumatera Utara
2.1.6. Teori situasional Hersey dan Blanchard
Teori Situasional The situational theory Hersey Blanchard melakukan pendekatan yang berfokus pada perhatian yang besar pada
karakteristik bawahan dalam menentukan perilaku kepemimpinan yang tepat Daft, 2003. Model ini menjelaskan bahwa para manajer perlu menyesuaikan
perilaku kepemimpinan mereka sebagai respons terhadap berbagai karakter dari orang-orang yang menjadi bawahannya seperti harapan pekerja,
pengalaman, keahlian, dan kesanggupan dalam menerima tanggung jawab Monica, 1998: 72. Hal penting pada teori Hersey Blanchard adalah bahwa
bawahan bervariasi dalam tingkat kesiapannya dalam melakukan pekerjaan. Orang dengan kemampuan yang terbatas dan kurangnya pelatihan,
ataupun rasa ketidakamanan, memerlukan perilaku kepemimpinan yang berbeda dari mereka yang tinggi kesiapannya dan mempunyai kemampuan,
ketrampilan, percaya diri, dan kemampuan bekerja yang baik Daft, 2003. Berdasarkan model kepemimpinan Hersey Blanchard tersebut, perilaku
kepemimpinan ini dibagi menjadi empat kuadran menurut situasi yang dihadapi yang dikaitkan dengan tinggi rendahnya kecenderungan kepada
pekerjaan task behavior dan rendahnya kecenderungan kepada hubungan terhadap orang-orang relationship behavior Sule Saefullah, 2008.
Keempat kuadran pada teori kepemimpinan situasional Hersey Blanchard dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Pekerjaan yang tinggi dan hubungan yang rendah LBI
Perilaku ini disetarakan dengan menyampaikan atau telling Daft, 2003. Dimana situasi yang dihadapi adalah tuntutan terhadap pekerjaan yang
14
Universitas Sumatera Utara
tinggi dan rendah terhadap hubungan orang-orang atau relasi, maka pemimpin yang berorientasi pada pekerjaan yang tinggi lebih dibutuhkan,
kadangkala kecenderungan untuk sedikit otoriter karena rendahnya kesiapan bawahan dalam menerima tanggung jawab pekerjaan. Pada situasi
ini pekerjaan lebih penting untuk dikerjakan daripada membangun hubungan dengan orang-orang Sule Saefullah, 2008. Seorang
pemimpin pada pokoknya mendefenisikan pekerjaan, menerangkan pada kelompok tanggung jawab setiap orang, kapan pekerjaan harus dilakukan,
menetapkan peran-peran yang dimainkan oleh bawahannya dan memerintahkan kepada mereka apa, bagaimana, bilamana dan dimana
bawahan harus melaksanakan berbagai jenis pekerjaan agar keputusan dapat dilaksanakan dengan efektif, serta mengawasi pekerjaan dengan ketat
Rivai, 2003: 54. Komunikasi satu arah menjadi karakteristik perilaku kepemimpinan meskipun perilaku hubungan yang rendah haruslah ada.
Pada kondisi ini pengambilan keputusan mutlak berada pada pemimpin sedangkan peran bawahan sangat minimal Monica, 1998: 72.
b. Pekerjaan yang tinggi dan hubungan yang tinggi LB2
Perilaku ini disetarakan dengan menjual atau selling Daft, 2003. Dimana kondisi yang dihadapi memerlukan perhatian yang tinggi terhadap
pekerjaan sekaligus orang-orang, sehingga lebih mengarah kepada gaya kepemimpinan demokratis dan berorientasi kepada kemajuan dan
perubahan sangat diperlukan. Selain pekerjaan dapat diselesaikan, pemimpin dalam situasi ini berhadapan dengan tim kerja yang baik,
memiliki motivasi untuk berprestasi dalam pekerjaan yang tinggi, sehingga
Universitas Sumatera Utara
mereka tidak perlu lagi diarahkan secara ekstra untuk bekerja Sule Saefullah, 2008. Pemimpin memberikan perhatian yang seimbang terhadap
keyakinan, keinginan dan kebutuhan kelompok. Pemimpin mungkin mendefenisikan suatu tujuan, menunjuk apa yang perlu dikerjakan, siapa
yang mempunyai tanggung-jawab khusus dan sudah terdapat interaksi dengan kelompok. Rencana sebelumnya dari pemimpin mungkin diubah
karena reaksi bawahan. Pada kondisi seperti ini, peran pemimpin dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan cukup besar, tetapi
masukan dan pendapat bawahan sudah mulai dipertimbangkan pemimpin untuk memperbaiki dan menyempurnakan keputusan-keputusan yang telah
ditetapkan dan akan dilaksanakan Daft, 2003. Dengan menerapkan tindakan ini diharapkan keputusan-keputusan pimpinan akan mendapat
dukungan dan lebih mudah menginstruksikannya, sehingga kepemimpinan berlangsung efektif Rivai, 2003: 54.
c. Hubungan yang tinggi dan pekerjaan yang rendah LB3
Disetarakan dengan peran serta atau participating. Dengan menjalankan tindakan partisipasi pemimpin berusaha mengaktifkan orang-orang yang
dipimpinnya. Bawahan memiliki karakteristik tim kerja yang baik dan mereka termotivasi dengan baik untuk berada dalam organisasi, akan tetapi
belum banyak diarahkan pada pekerjaan yang memberikan tantangan kepada mereka, sehingga orientasi kepada pekerjaan masih rendah. Kondisi
seperti ini perhatian utama pemimpin bukanlah pekerjaan dan berbagai keruwetannya, tetapi sebaliknya perhatian diberikan untuk proses, untuk
mendapatkan kelompok bekerja dan bersama-sama secara efektif untuk
16
Universitas Sumatera Utara
menyelesaikan pekerjaan Monica, 1998: 73. Pimpinan dan bawahan bersama-sama memberi gagasan dalam pengambilan keputusan maupun
dalam melaksanakannya melalui komunikasi dua arah dan lebih difasilitasi oleh pimpinan apabila bawahan mempunyai kemampuan dan pengetahuan
untuk menyelesaikan pekerjaan Daft, 2003. Menghadapi situasi ini, pemimpin perlu untuk memberikan dukungan kepada orang-orang atau
pekerja untuk melakukan apa yang terbaik dari pekerjaan mereka melalui pemberian motivasi. Pemimpin menciptakan suasana mendukung,
konstruktif, dan berorientasi pada pemecahan masalah. Pemimpin pada kuadran ini benar-benar harus memperhatikan aspek relasi
antarmanusia dan pemimpin cenderung bersikap partisipatif Sule Saefullah, 2008. Partisipasi tidak berarti bebas berbuat semaunya, tetapi
dilakukan secara terkendali dan terarah berupa kerja sama dengan tidak mencampuri atau mengambil tugas pokok orang lain. Keikutsertaan
pemimpin harus tetap dalam fungsi sebagai pemimpin dan bukan bawahan Rivai, 2003: 55.
d. Pekerjaan yang rendah dan hubungan yang rendah LB4
Perilaku ini disetarakan dengan pendelegasian karena pengendalian dipindahkan dari pemimpin kepada bawahan. Pemimpin mempertahankan
suatu sikap merendah dalam gaya ini, memungkinkan para bawahan untuk diberi kesempatan memainkan kemampuan mereka melalui pendelegasian
dan pengarahan umum dengan catatan bawahan memiliki kemampuan yang tinggi serta kedewasaan. Dalam hal ini para bawahan dituntut memiliki
kematangan kemampuan pekerjaan dan kematangan psikologis
17
Universitas Sumatera Utara
kemauan. Kematangan pekerjaan dikaitkan dengan kemampuan untuk melaksanakan sesuatu yang berdasarkan pengetahuan dan ketrampilan
sedangkan kematangan psikologis dikaitkan dengan kemampuan atau motivasi untuk melakukan sesuatu yang erat kaitannya dengan rasa yakin.
Agar pendelegasian lebih efektif, pemimpin perlu menyeleksi dan menyusun tugas yang dilimpahkan, menyeleksi orang yang tepat,
berkemampuan dan memiliki komitmen terhadap pekerjaan dan yang terakhir memberikan arahan dan motivasi kepada bawahan Nursalam,
2002: 110. Untuk bawahan yang mempunyai tingkat kesiapan tinggi, pemimpin memberi tahu tujuan secara umum dan memberikan otoritas dan
tanggung-jawab kepada seseorang atau kelompok untuk mengerjakan pekerjaan, persetujuan awal dari pemimpin mungkin atau mungkin tidak
perlu diminta sebelum keputusan itu diimplementasikan dan bawahan dinilai mampu untuk mengerjakannya Daft, 2003. Pada waktunya,
pemimpin mungkin dibutuhkan untuk konsultasi dan berdiskusi, atau untuk memberikan pengarahan dan dorongan positif. Interaksi seperti itu tidak
direncanakan secara teratur, tetapi akan terjadi karena kebutuhan meningkat Monica, 1998: 74.
2.1.7. Teori kematangan pekerjaan dan kematangan psikologis menurut Hersey dan Blanchard.