manusia harus dilindungi dengan memperhatikan prinsip-prinsip dalam pertimbangan etik yaitu responden mempunyai hak untuk memutuskan apakah ia
bersedia menjadi subjek atau tanpa ada sanksi apapun dan responden tidak mengalami kerugian, peneliti harus memberikan penjelasan dan informasi secara
lengkap dan rinci serta bertanggung-jawab jika ada sesuatu yang terjadi kepada responden.
Responden tidak boleh didiskriminasi jika menolak untuk melanjutkan menjadi subjek penelitian. Kerahasiaan data responden dijaga, untuk itu perlu
adanya anonymity tanpa nama dan confidentiality rahasia, lembar tersebut hanya diberi nomor dan kode tertentu. Kerahasiaan informasi yang diberikan
responden dijamin oleh peneliti dan data-data yang diperoleh dari responden mutlak digunakan untuk keperluan penelitian Nursalam, 2003.
4.5. Instrumen Penelitian
Teknik pengumpulan data dari responden yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah kuisioner yang sesuai variabel penelitian. Adapun jenis
kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuisioner langsung, dimana responden menjawab tentang dirinya sendiri kuisioner motivasi kerja perawat
pelaksana, dan kuisioner tidak langsung, dimana responden menjawab tentang orang lain kuisioner kepemimpinan kepala ruangan Arikunto, 2006: 152.
Sebagai data tambahan peneliti melakukan wawancara kepada perawat pelaksana yang menjadi reponden dan juga dengan kepala administrasi RS Islam Malahayati
Medan penelitian yang dilakukan saat pengumpulan data. Instrumen dalam penelitian ini terdiri dari tiga bagian yaitu data demografi mengenai identitas
perawat pelaksana, kuisioner kepemimpinan kepala ruangan yang menggali
Universitas Sumatera Utara
perilaku yang diterapkan kepala ruangan dan kuisioner motivasi kerja perawat pelaksana yang menggali sejauh mana pemenuhan kebutuhan perawat berdasarkan
teori kebutuhan Maslow di Rumah Sakit Islam Malahayati Medan. Semua kuisioner dibuat sendiri oleh peneliti berdasarkan tinjauan pustaka.
Metode kuisioner yaitu metode pengumpulan data dengan menggunakan daftar pertanyaan yang dibagikan pada responden, untuk memperoleh informasi
tentang hal-hal yang diidentifikasi Secara rinci instrumen dalam penelitian ini dijelaskan di bawah ini:
4.5.1. Data demografi
Kuisioner data demografi meliputi jenis kelamin, usia, status pernikahan, pendidikan, lama kerja, penghasilan perbulan selama bekerja
sebagai perawat di Rumah Sakit Islam Malahayati. Data demografi responden tidak dihubungkan dengan salah satu variabeltidak di analisis, tetapi hanya
untuk menggambarkan karakteristik responden. 4.5.2.
Kuisioner kepemimpinan kepala ruangan Kuisioner tentang kepemimpinan kepala ruangan dalam persepsi
perawat pelaksana ini dibuat oleh peneliti sendiri yang berisi tentang penerapan perilaku kepemimpinan kepala ruangan. Kuisioner ini
menggunakan skala likert yang terdiri dari 20 pernyataan dengan empat pilihan, yaitu jawaban “SS atau sangat sering”, “S atau sering”, “K atau
kadang-kadang” dan “TP atau tidak pernah”. Dengan demikian skor yang dapat maksimum yang dapat diperoleh yaitu 20 x 4 = 80 dan nilai minimum
yang dapat diperoleh yaitu 20 x 1 = 20. Kuisioner telah disusun sedemikian rupa dengan tujuan untuk mendorong responden agar lebih menganalisis dan
49
Universitas Sumatera Utara
teliti dalam memberikan jawaban untuk setiap pernyataan. Untuk lebih jelasnya kuisioner kepemimpinan kepala ruangan akan diuraikan sebagai
berikut. a.
Untuk pernyataan 1, 3, 14, 17, 18, jawaban “SS” bernilai 4, jawaban “S” bernilai 3, jawaban “K” bernilai 2, jawaban “TP” bernilai 1.
b. Untuk pernyataan 4, 8, 12, 13, 15, jawaban “S” bernilai 4, jawaban
“SS” bernilai 3, jawaban “K” bernilai 2, jawaban “TP” bernilai 1. c.
Untuk pernyataan 2, 7, 11, 16, 19, jawaban “K” bernilai 4, jawaban “S” bernilai 3, jawaban “SS” bernilai 2, jawaban “TP” bernilai 1.
d. Untuk pernyataan 5, 6, 9, 10, 20, jawaban “TP” bernilai 4, jawaban “K”
bernilai 3, jawaban “S” bernilai 2, jawaban “SS” bernilai 1. Berdasarkan rumus statistika menurut Sudjana, 1995.
rentang kelas p =
banyak kelas p merupakan panjang kelas, dan rentang kelas yaitu selisih dari nilai tertinggi
dan terendah sebesar 60, dan banyak kelas ada 4 yaitu delegating, participating, selling dan telling. Sehingga didapatlah nilai p = 15. Dengan
demikian penilaian kepemimpinan kepala ruangan didasarkan kecenderungan
jawaban responden terhadap suatu jenis kepemimpinan kepala ruangan tersebut Nursalam, 2003. Ali 1993: 186 menjelaskan perhitungan indeks
persentase dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: skor = n x 100
N Keterangan:
n = Jumlah nilai yang diperoleh N = Jumlah seluruh nilai
50
Universitas Sumatera Utara
= Tingkat keberhasilan yang dicapai Untuk lebih jelasnya, mekanisme penilaian akan dijelaskan sebagai berikut:
1 Menetapkan persentase tertinggi = 4:4 x 100 = 100 2 Menetapkan persentase terendah = 1:4 x 100 = 25
3 Menetapkan rentangan persentase = 100 - 25 = 75 4 Menetapkan kelas interval = 4
5 Panjang kelas interval 75 : 4 = 19 Tabel 4.1. Tabel kriteria penilaian kepemimpinan kepala ruangan
Nilai yang diperoleh Skor total = 80
Persentase Kepemimpinan
Kepala ruangan 20 – 35
25 – 44 Telling
36 – 50 45 – 64
Selling 51 – 65
65 – 84 Participating
66 – 80 85 –100
Delegating
4.5.3. Kuisioner motivasi kerja perawat
Kuisioner tentang motivasi kerja terdiri dari 30 pernyataan yang terbagi ke dalam lima sub variabel kebutuhan Maslow, dengan tiap-tiap
kebutuhan terdiri dari 6 pertanyaan yakni kebutuhan fisiologis 1-6, kebutuhan keamanan 7-12, kebutuhan sosial 13-18, kebutuhan harga diri
19-24, kebutuhan aktualisasi diri 25-30. Pengukuran kinerja perawat pelaksana dengan menggunakan skala likert yang terdiri dari 3 bentuk pilihan
jawaban. Selanjutnya mengubah skor kualitatif menjadi skor kuantitatif dengan cara.
Pilihan jawaban “ S atau setuju” diberi nilai 3 . Pilihan jawaban “KS atau kurang setuju” diberi nilai 2.
Pilihan jawaban “TS atau tidak setuju” diberi nilai 1.
Universitas Sumatera Utara
Sehingga nilai tertinggi yang di peroleh untuk tiap-tiap sub variabel kebutuhan kebutuhan Maslow adalah 18 6 x 3 dan terendah adalah 6 6 x 1. Semakin
tinggi nilai maka akan menunjukkan semakin terpenuhinya kebutuhan perawat berdasarkan teori kebutuhan Maslow dan semakin tinggi tinggi pula tingkat
kematangan bawahan berdasarkan teori kematangan Hersey Blanchard dalam Monica, 1998.
Untuk penilaian motivasi kerja dilakukan dengan penentuan batas maksimum dan batas minimum nilai yang akan diperoleh. Nilai tertinggi untuk
setiap pernyataan adalah 3, dengan jumlah total kuisioner motivasi kerja sebanyak 30 pernyataan, maka batas maksimum nilai yang akan diperoleh adalah
3 x 30 = 90, sedangkan batas minimum nilai yang akan diperoleh adalah 1 x 30 = 30. Berdasarkan rumus statistika menurut Sudjana, 1995
rentang kelas p =
banyak kelas P merupakan panjang kelas, dan rentang kelas yaitu selisih dari nilai
tertinggi dan terendah sebesar 60, dan banyak kelas ada 3 yaitu motivasi kerja perawat yang tinggi, motivasi kerja perawat sedang dan motivasi kerja perawat
rendah Irwanto, 1994. Sehingga didapatlah nilai p = 30. Untuk lebih jelasnya, mekanisme penilaian akan dijelaskan sebagai berikut:
1 Menetapkan persentase tertinggi = 3:3 x 100 = 100 2 Menetapkan persentase terendah = 1:3 x 100 = 33,33
3 Menetapkan rentangan persentase = 100 - 33,33 = 66,7 4 Menetapkan kelas interval = 3
5 Panjang kelas interval 66,7 : 3 = 22,2
52
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2. Tabel distribusi proporsi penilaian instrumen motivasi kerja
Kategori Motivasi Kerja Rentang Nilai
Persentase
Motivasi kerja rendah 30 – 49
33.33 - 55.5 Motivasi kerja sedang
50 – 69 55.6 - 77.7
Motivasi kerja tinggi 70 – 90
77.7 - 100
Selain menggunakan kuisioner, peneliti juga melakukan observasi lingkungan dan wawancara dengan sejumlah perawat pelaksana yang sedang
bertugas di saat peneliti melakukan pengumpulan data. Peneliti juga melakukan wawancara dengan kepala administrasi RS Islam Malahayati Medan terkait dengan
beberapa informasi yang dibutuhkan peneliti.
4.6. Uji Validitas dan Reliabilitas