2.2.5. Teori motivasi menurut Abraham Maslow
Teori Hirarki Kebutuhan hierarchy of needs theory dari Maslow menyatakan bahwa manusia dimotivasi oleh berbagai kebutuhan yang sangat
tergantung dari kepentingan individu Daft, 2003. Adapun dasar teori motivasi hirarki kebutuhan Maslow yaitu:
a Manusia adalah mahluk sosial yang berkeinginan; ia selalu menginginkan
lebih banyak. Keinginan ini terus menerus, baru berhenti jika akhir hayatnya tiba.
b Suatu kebutuhan yang telah dipuaskan tidak menjadi alat motivasi bagi
pelakunya, hanya kebutuhan yang belum terpenuhi yang menjadi alat motivasi.
Kebutuhan manusia diklasifikasi menjadi lima hierarki kebutuhan yaitu : a.
Kebutuhan Fisiologis physiological needs Kebutuhan fisik manusia yang paling dasar disebut juga kebutuhan untuk
mempertahankan hidupnya Robbins, 2007: 483. Hal-hal yang termasuk kebutuhan fisiologis yaitu sandang, pangan, air, udara, seks, istirahat dan
tempat tinggal. Dalam rancangan organisasi ini direfleksikan sebagai kebutuhan atas cakupan, panas, udara dan gaji pokok yang layak untuk
menjamin kelangsungan hidup dan adanya jaminan kesehatan Monica, 1998: 55. Keinginan untuk memenuhi kebutuhan fisiologis ini merangsang
seseorang berperilaku dan bekerja giat. Kebutuhan fisiologis ini termasuk kebutuhan utama, tetapi merupakan kebutuhan yang bobotnya paling
rendah Hasibuan, 2005: 224.
Universitas Sumatera Utara
b. Kebutuhan Keamanan safety needs
Hersey Blanchard 1977 dalam Monica 1998: 56 mendefenisikan kebutuhan keamanan sebagai pelibatan dengan pemeliharaan diri di tempat
kerja. Perlindungan terhadap trauma fisik dalam lingkungan adalah suatu kebutuhan keamanan. Kebutuhan keamanan merefleksikan kebutuhan
akan keselamatan kerja dan merasa terbebas dari kecelakaan kerja, keamanan kerja dalam pengoperasian alat-alat canggih, penerangan di
tempat kerja, kebebasan dari tekanan yang terus-menerus, tunjangan tambahan, dan jaminan kerja Daft, 2003. Kebutuhan akan keamanan harta
di tempat pekerjaan pada waktu jam-jam kerja, misalnya motor yang di parkir jangan sampai hilang. Tempat kerja yang baik dan nyaman juga akan
meningkatkan motivasi kerja bawahan sehingga akan meningkatkan kepuasan kerja dan kinerja bawahan Hasibuan, 2005: 224.
c. Kebutuhan sosial social needs
Hersey Blanchard 1977, dalam Monica, 1998 secara kuat mengekspresikan kebutuhan sosial sebagai hubungan interpersonal yang
berarti. Kebutuhan-kebutuhan sosial melibatkan suatu proses interaksi berupa komunikasi terapeutik kepada pasien yang sifatnya membantu
kesembuhan pasien Monica, 1998. Contoh lain dari suatu tingkat kebutuhan sosial adalah mereka yang menikmati bekerja bersama dalam
kelompok-kelompok dan tim-tim, menganggap lingkungan kerja sebagai situasi sosial, mengajak orang untuk merasa menjadi bagian dari kelompok
kerja, partisipasi dalam kelompok kerja, dan hubungan positif dengan pemimpin Daft, 2003.
33
Universitas Sumatera Utara
Manusia pada dasarnya selalu ingin hidup berkelompok dan tidak seorang pun manusia ingin hidup menyendiri di tempat terpencil. Karena manusia
adalah mahluk sosial, sudah jelas ia menginginkan kebutuhan-kebutuhan sosial. Hasibuan 2005: 225 menjelaskan kebutuhan sosial yang terdiri dari
empat kelompok, yaitu: 1.
Kebutuhan akan perasaan diterima oleh orang lain di lingkungan ia hidup dan bekerja sense of belonging.
2. Kebutuhan akan perasaan dihormati, karena setiap manusia merasa
dirinya penting sense of importance. Serendah-rendahnya pendidikan dan kedudukan seseorang ia tetap merasa dirinya penting. Karena itu
dalam memotivasi bawahan pemimpin harus dapat melakukan tindakan yang menimbulkan kesan bahwa tenaga mereka diperlukan dalam proses
pencapaian tujuan organisasi. 3.
Kebutuhan akan perasaan maju dan tidak gagal sense of achievement. Setiap orang senang akan kemajuan dan tidak seorang pun yang
menyenangi kegagalan. Kemajuan di segala bidang merupakan keinginan dan kebutuhan yang menjadi idaman setiap orang.
4. Kebutuhan akan perasaan ikut serta sense of participating. Setiap
bawahan akan merasa senang, jika ia diikutsertakan dalam berbagai kegiatan organisasi dalam arti diberi kesempatan untuk mengemukakan
saran-saran, pendapat-pendapatnya kepada pemimpin mereka. d.
Kebutuhan harga diri esteem of needs Esteem of needs adalah kebutuhan akan penghargaan diri, pengakuan serta
penghargaan prestise dari pimpinan ataupun dari rekan kerjanya. Idealnya
Universitas Sumatera Utara
prestise timbul karena adanya prestasi, tetapi tidak selamanya demikian. Akan tetapi perlu diperhatikan oleh pimpinan bahwa semakin tinggi
kedudukan seseorang dalam jabatan organisasi maka semakin tinggi pula prestisenya.
Maslow mengidentifikasi dua jenis kebutuhan harga diri yaitu: 1 Keinginan untuk pencapaian sesuatu, kompetensi dan menguasai
kegiatan-kegiatan professional, keyakinan diri, kemandirian dan kebebasan.
2 Keinginan untuk berwibawa, status, reputasi dan penghargaan, menerima pekerjaan yang menantang dan pengakuan akan prestasi Monica, 1998:
57. Orang-orang yang memiliki kebutuhan harga diri mencari pemenuhannya dengan secara jelas dan secara samar meminta untuk
diperhatikan Robbins, 2007: 483. Mereka mungkin ingin dikatakan bahwa mereka adalah perawat super, bahwa mereka selalu menjalankan
tanggung-jawab mereka, bahwa mereka dapat diandalkan dan sebagainya Monica, 1998: 57.
e. Kebutuhan Aktualisasi Diri self-actualization needs
Kebutuhan ini merupakan tingkatan tertinggi. Menjadi kebutuhan mendesak apabila semua kebutuhan lain telah terpenuhi. Ini melibatkan
harapan seseorang untuk mencapai potensi yang paling penuh Monica, 1998: 58. Douglas 1980, dalam Monica, 1998: 58 memberikan
karakteristik pegawai yang telah memiliki aktualisasi diri sebagai mereka yang menemukan arti dan pertumbuhan pribadi dalam pekerjaan; mereka
secara aktif mencari tanggung-jawab baru, bekerja didasari dengan
Universitas Sumatera Utara
kemampuan, kecakapan, ketrampilan, dan potensi optimal untuk mencapai prestasi kerja yang sangat memuaskan atau luas biasa yang sulit dicapai
orang lain Hasibuan, 2005: 226 dan menerima pekerjaan sebagai bermain, melaksanakan tugas sebagai sesuatu yang menyenangkan Robbins, 2007:
483 Swanburg, 2000: 293. Orang dengan tingkat kebutuhan pada tingkat aktualisasi diri lebih menghargai waktu, menghargai sesama manusia dan
mempunyai rasa yang kuat pada kebenaran dan kesalahan, pada kebaikan dan kejelekan. Selanjutnya, orang-orang ini mendorong diri sendiri
dorongan instrinsik dan bukan mencari dorongan dari orang lain dorongan ekstrinsik. Dorongan ekstrinsik menunjukkan karakteristik
orang pada tingkat harga diri. Orang-orang yang mengaktualisasi diri akan menyelesaikan, menjelaskan
apa yang perlu kepada pemimpin, dan kemudian melanjutkan tanggung- jawabnya. Mereka akan menggantungkan diri, saling tergantung atau
mandiri sesuai dengan arah mereka sendiri dan sesuai dengan tuntutan situasi. Seorang perawat pada tingkat ini akan berusaha keras untuk
menolong diri dan orang lain dalam lingkungan itu tanpa harus diberi tahu Monica, 1998: 58. Mereka berupaya menjadi seseorang yang seharusnya.
Perawat ingin menjadi segala macam yang mereka dapat, untuk mencapai potensi, untuk menjadi perawat yang berguna, mempertimbangkan menjadi
kreatif dan memenuhi standar penampilan seseorang. Menurut Hasibuan 2005: 226 kebutuhan aktualisasi diri berbeda dengan kebutuhan lain
dalam dua hal, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1. Kebutuhan aktualisasi diri tidak dapat dipengaruhi dari luar.
Pemenuhannya hanya berdasarkan keinginan atas usaha individu itu sendiri.
2. Aktualisasi diri berhubungan dengan pertumbuhan seorang individu.
kebutuhan ini berlangsung terus-menerus terutama sejalan dengan meningkatnya jenjang karir seorang individu.
Hasibuan 2005: 226 menjelaskan bahwa pentingnya pemimpin mengenal karakteristik kebutuhan bawahan berdasarkan teori hierarki
kebutuhan Maslow karena teori ini: a
Teori ini memberikan informasi bahwa kebutuhan manusia itu jamak material dan nonmaterial dan bobotnya bertingkat pula.
b Pemimpin mengetahui bahwa seseorang berperilaku atau bekerja adalah
untuk dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan material dan nonmaterial yang akan memberikan kepuasan baginya.
c Kebutuhan manusia itu berjenjang sesuai dengan kedudukan atau sosial
ekonominya. Seseorang yang berkedudukan rendah sosial ekonomi lemah cenderung dimotivasi oleh material, sedang orang yang
berkedudukan tinggi cenderung dimotivasi oleh nonmaterial. d
Pemimpin akan lebih mudah memberikan alat motivasi yang paling sesuai untuk merangsang semangat bekerja bawahannya
2.2.6. Indikator motivasi