2.2.2. Metode-metode motivasi
Terdapat dua metode dalam motivasi, metode tersebut adalah metode langsung dan metode tidak langsung Hasibuan, 2005. Kedua metode
motivasi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: a
Metode langsung, merupakan motivasi materiil atau non materiil yang diberikan secara langsung kepada seseorang untuk pemenuhan kebutuhan
dan kepuasannya. Motivasi ini dapat diwujudkan misalnya dengan memberikan pujian, penghargaan, bonus dan piagam.
b Metode tidak langsung, merupakan motivasi yang berupa fasilitas dengan
maksud untuk mendukung serta menunjang gairah kerja dan kelancaran pekerjaan.
2.2.3. Tujuan pemberian motivasi
Adapun tujuan pimpinan memberikan motivasi terhadap bawahan menurut Rivai 2003 yaitu:
a. Mendorong gairah dan semangat kerja bawahan.
b. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja bawahan.
c. Meningkatkan produktivitas kerja bawahan.
d. Mempertahankan loyalitas dan kestabilan terhadap organisasi.
e. Meningkatkan kedisiplinan dan menurunkan tingkat absensi bawahan.
f. Menciptakan suasana dan hubungan yang baik.
g. Meningkatkan kreativitas dan partisipasi bawahan.
h. Meningkatkan tingkat kesejahteraan bawahan.
i. Mempertinggi rasa tanggung-jawab bawahan terhadap tugas-tugasnya.
Universitas Sumatera Utara
Hasibuan 2005: 216 menjelaskan bahwa motivasi kerja diberikan kepada bawahan dimaksudkan agar :
1. Pemimpin dapat membagi-bagikan pekerjaannya kepada para
bawahannya untuk dikerjakan dengan baik. 2.
Karena ada bawahan yang mampu untuk mengerjakan pekerjaannya, tetapi ia malas atau kurang bergairah mengerjakannya.
3. Untuk memelihara dan atau meningkatkan kegairahan kerja bawahan dalam menyelesaikan tugas-tugasnya.
4. Untuk memberikan penghargaan dan kepuasan kerja bawahannya.
2.2.4. Penguatan Motivasi
Modifikasi perilaku adalah serangkaian teknik di mana teori penguatan digunakan untuk memodifikasi perilaku manusia. Asumsi dasar yang
melandasi modifikasi perilaku adalah hukum efek law of effect, yang menyatakan bahwa perilaku yang secara positif memperoleh penguatan
cenderung diulangi, dan perilaku yang tidak memperoleh penguatan cenderung tidak diulangi Daft, 2003.
Robbins 2007: 490 menjelaskan bahwa penguatan reinforcement didefenisikan sebagai sesuatu yang menyebabkan perilaku tertentu untuk
diulangi atau dihambat Ada empat perangkat penguatan yaitu: a.
Penguatan positif positive reinforcement, adalah administrasi konsekuensi yang menyenangkan dan menghasilkan penghargaan setelah
berperilaku yang diinginkan, seperti pemberian pujian, bonus atau penghargaan Robbins, 2007: 490.
29
Universitas Sumatera Utara
b. Avoidance learning. Adalah penghilangan konsekuensi yang tidak menyenangkan setelah berperilaku seperti yang diinginkan. Avoidance
learning kadangkala disebut penguatan negatif. Avoidance learning terjadi ketika seorang pemimpin berhenti mengkritik dan menegur
bawahan pada saat perilaku tidak benar telah dihentikan Sule Saefullah, 2008.
c. Hukuman punishment. Adalah pembebanan dari hasil yang tidak
menyenangkan pada bawahan. Hukuman biasanya terjadi setelah berperilaku tidak seperti yang diinginkan. Pemimpin berharap bahwa
hukuman yang diberikan akan mengurangi perilaku tersebut terulang kembali Daft, 2003.
d. Peniadaan extinction adalah penarikan penghargaan positif, yang berarti bahwa perilaku tersebut tidak lagi memperoleh penguatan dan karenanya
kecil kemungkinan untuk terjadi di masa yang akan datang. Misalnya, seorang pemimpin memberikan kebijakan memperbolehkan mendengar
radio saat bekerja, ternyata kebijakan ini menyebabkan produktivitas bawahan menurun, maka pemimpin meniadakan kembali kebijakan ini
untuk mengembalikan produktivitas kerja bawahan Sule Saefullah, 2008.
Menurut Mangkunegara dalam Nursalam, 2002, terdapat beberapa prinsip- prinsip dalam motivasi kerja bawahan, yaitu:
a. Prinsip Partisipatif. Dalam upaya memotivasi kerja, bawahan perlu
diberikan kesempatan ikut berpartisipasi dalam menentukan tujuan yang akan dicapai oleh pemimpin.
Universitas Sumatera Utara
b. Prinsip komunikasi. Pemimpin mengkomunikasikan segala sesuatu yang
berhubungan dengan usaha pencapaian pekerjaan. Dengan informasi yang jelas bawahan akan lebih mudah dimotivasi kerjanya.
d. Prinsip mengakui andil bawahan. Pemimpin mengakui bahwa bawahan
mempunyai andil di dalam usaha pencapaian tujuan. Dengan pengakuan, bawahan akan lebih mudah dimotivasi kerjanya.
e. Prinsip pendelegasian wewenang. Pemberian wewenang kepada bawahan
akan memberikan kesempatan kepada bawahan dalam mengambil sebuah keputusan, menjadi lebih bertanggung jawab dan lebih memotivasi
bawahan untuk bekerja lebih baik dan tepat waktu dalam penyelesaian pekerjaan.
f. Prinsip memberi perhatian. Pemimpin memberikan perhatian terhadap apa
yang diinginkan bawahannya, dan bawahan akan termotivasi bekerja sesuai dengan harapan pemimpin.
Memotivasi bawahan merupakan tanggung-jawab para pemimpin. Terdapat teori-teori yang membimbing pemimpin untuk mengetahui apa yang
dapat memotivasi individu dan untuk menerapkan perilaku kepemimpinan yang tepat, yang akan meningkatkan kemungkinan untuk dapat memotivasi
orang agar mengerjakan pekerjaan-pekerjaannya Monica, 1998. Pada penelitian ini, peneliti akan menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi
motivasi bawahan berdasarkan kebutuhan-kebutuhan needs yang diambil dari teori motivasi Abraham Maslow.
Universitas Sumatera Utara
2.2.5. Teori motivasi menurut Abraham Maslow