Penelitian yang Relevan

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang mempunyai relevansi dengan penelitian ini adalah: Penelitian yang dilakukan oleh Endah Wienda Asmara (2009) yang berjudul

“Analisis Pelaksanaan Program Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) pada Pembelajaran Matematika di Sekolah Menengah Atas (Studi Kasus Kelas X SMA Negeri 1 Cilacap Tahun Ajaran 2008/2009) ”. Penelitian ini menekankan pada pelaksanaan program RSBI pada pembelajaran matematika, kendala-kendala

commit to user

dari penelitian ini menjelaskan bahwa pelaksanaan pembelajaran matematika program RSBI masih teacher centered namun sudah berbasis ICT dan pelaksanaan evaluasi proses pembelajaran masih didominasi oleh tes. Sedangkan kendala yang dihadapi yaitu keterbatasan guru dalam menyampaikan materi dengan berbahasa Inggris, kesulitan dalam penyediaan sarana dan prasarana serta kesulitan menyamakan perpsepsi antara anggota sekolah dan masayarakat. Terakhir, usaha yang dilakukan untuk mengatasi kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan program RSBI yaitu (1) guru mengikuti pelatihan bahasa Inggris dan ICT, mengikuti program studi banding, workshop atau seminar RSBI dan melakukan real teaching bersama fasilitator serta berdiskusi dalam forum MGMP, (2) siswa mengikuti Student English Club dan mempersiapkan kamus atau alfalink untuk memperdalam istilah matematika dalam bahasa Inggris, (3) sekolah mengadakan sosialisasi pada anggota sekolah dan masyarakat tentang RSBI serta mengadakan peningkatan fasilitas.

Sri Handayani (2011) yang meneliti tentang “Evaluasi Proses

Pembelajaran Matematika di kelas RSBI SMA MTA Surakarta Sebagai Salah Satu Obyek Penjaminan Mutu SBI ”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelebihan, kekurangan dan apakah proses pembelajaran Matematika di kelas X-1 dan XI IPA 2 SMA MTA Surakarta telah memenuhi indikator keberhasilan kerja SBI yang mengacu pada Pedoman Penjaminan Mutu Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional khususnya pada komponen proses pembelajaran. Hasil dari penelitian ini menerangkan untuk kelebihan dari proses pembelajaran Matematika di kelas X-1 dan XI IPA 2 sebagai kelas RSBI di SMA MTA Surakarta adalah kelebihan dalam perencanaan proses pembelajaran dan kegiatan konfirmasi dalam proses pembelajaran. Untuk kekurangannya adalah dalam komponen pendahuluan dan dalam komponen penggunaan bahasa Inggris sebagai pengantar. Terakhir, dari 43 indikator ditemukan 22 indikator yang berada di bawah nilai kecukupan atau sekitar 51,16% menunjukkan proses pembelajaran Matematika di kelas X-1 dan XI IPA 2 sebagai kelas RSBI di SMA MTA Surakarta memenuhi indikator keberhasilan kerja SBI yang mengacu pada Pedoman Penjaminan Mutu

commit to user

pembelajaran dengan tingkat kesesuaian kurang baik. Penelitian berikutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Via Kartika

Sari (2011) yang berjudul “Analisis Pelaksanaan Pembelajaran Matematika Berdasarkan Program Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional di SMA Negeri 1 Klaten ”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran Matematika, kendala-kendala, dan usaha-usaha yang dilakukan pihak sekolah dalam upaya mengatasi kendala dalam pelaksanaan pembelajaran Matematika pada program RSBI di SMA Negeri 1 Klaten. Hasil penelitian yang diperoleh menggambarkan bahwa untuk menuju sekolah RSBI yang diharapkan memang butuh proses dan segala usaha senantiasa dilakukan oleh pihak SMA Negeri 1 Klaten untuk mengatasi segala kendala yang dihadapi selama menjadi sekolah RSBI dalam perbaikan mutu pembelajaran RSBI yang lebih baik di SMA Negeri 1 Klaten.

Bahan rujukan lainnya adalah artikel ilmiah yang dilakukan oleh Kir Haryana yang termuat dalam jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Edisi Khusus II Tahun Ke- 13, bulan Oktober 2007 dengan judul “Sekolah Bertaraf Internasional”. Tujuan dari penulisan artikel ilmiah ini adalah untuk memberikan pemahaman tentang konsep SBI, memberikan informasi tentang karakteristik esensial dari SBI, memberikan informasi tentang pemenuhan Indikator Kinerja Kunci Minimal (IKKM) atau SNP oleh sekolah SBI, dan memberikan informasi tentang pemenuhan Indikator Kinerja Kunci Tambahan (IKKT) oleh sekolah sebagai SBI. Berdasarkan hasil pembahasan diperoleh kesimpulan bahwa SBI merupakan suatu sekolah yang telah memenuhi SNP dan IKKT. Pemenuhan SNP meliputi standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses pembelajaran, standar penilaian, standar tenaga pendidik dan kependidikan, standar pengelolaan, standar sarana dan prasarana, dan standar pembiaayaan. Sedangkan pemenuhan IKKT meliputi perluasan dan pendalaman terhadap IKKM/SNP melalui adopsi dan adaptasi dari salah satu negara anggota OECD atau negara maju lainnya yang memiliki keunggulan dalam bidang pendidikan.

commit to user

Proses globalisasi menjadi semakin menarik ketika sudah menyangkut dalam sistem pendidikan di Indonesia. Proses pendidikan menjadi bahan pemikiran utama bagi pemerintah sebagai penentu kebijakan untuk menciptakan program pendidikan yang berkualitas. Dengan pendidikan yang berkualitas diharapkan bangsa Indonesia mampu berkompetisi secara luas baik dalam forum nasional maupun internasional. Untuk mendapatkan pendidikan ”berkualitas” tersebut, muncullah Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI). Sekolah yang menyandang gelar RSBI ini nantinya akan berubah statusnya menjadi SBI (Sekolah Berstandar Nasional) apabila telah dianggap layak oleh pemerintah. K onsep ”Berstandar Internasional” mengisyaratkan sebuah sistem pendidikan yang menggunakan standar dan mungkin berkiblat pada sistem pendidikan di tingkat internasional, baik dari segi bahasa pengantar, substansi mata pelajaran, sarana dan prasarana, dan sebagainya.

Pelaksanaan uji coba program RSBI di beberapa sekolah untuk wilayah Surakarta sendiri dimulai tahun 2006. Karakteristik dari program RSBI yang paling mencolok perbedaannya dengan program reguler adalah pada proses pembelajaran yang mengacu pada