Pelaksanaan Proses Pembelajaran Fisika Kelas X RSBI di SMA Negeri 3 Surakarta

2. Pelaksanaan Proses Pembelajaran Fisika Kelas X RSBI di SMA Negeri 3 Surakarta

Mutu pelaksanaan proses pembelajaran yang berlangsung di sekolah RSBI dijamin dengan terpenuhinya Standar Proses (SP) dan indikator tambahan yang beberapa diantaranya adalah diperkaya dengan model proses pembelajaran sekolah unggul dari negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan, pengembangan akhlak mulia, budi pekerti yang luhur, kepribadian unggul, kepemimpinan, jiwa entrepreneural, jiwa patriot, dan jiwa inovator, serta mengembangkan pembelajaran aktif, kreatif, efektif, inovatif, menyenangkan, dan konstekstual. Proses pembelajaran tersebut dapat terwujud melalui kemampuan guru dalam menggunakan metode pembelajaran yang cocok dengan materi pelajaran dan karakteristik siswa di kelas sehingga siswa dapat terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang mereka miliki.

Berdasarkan pembahasan yang terdapat pada sub bab deskripsi data hasil penelitian, masih terdapat beberapa aspek dalam pelaksanaan proses pembelajaran Fisika di Kelas X SMA Negeri 3 Surakarta yang belum sesuai ketetapan pemerintah untuk program RSBI. Hal ini dapat diketahui dari penjabaran aspek dalam pelaksanaan proses pembelajaran yang mengacu pada SP, yaitu sebagai berikut:

a. Persyaratan Pelaksanaan Proses Pembelajaran Fisika Kelas X RSBI di SMA Negeri 3 Surakarta

commit to user

1) Rombongan Belajar

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, terdapat perbedaan jumlah siswa per rombongan belajar di masing-masing kelas yang diobservasi. Ada yang berjumlah 32 siswa dan ada yang 33 siswa per rombongan belajar. Menurut teori, jumlah siswa dalam rombongan belajar untuk jenjang pendidikan SMA adalah 32 siswa. Dapat disimpulkan, bahwa masih terdapat ketidaksesuaian antara hasil temuan penelitian dengan teori yang ada.

2) Beban Kerja Minimal Guru Fisika

Berdasarkan hasil analisis data, guru Fisika melaksanakan kegiatan pokok guru yang telah ditetapkan oleh pemerintah, yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik, serta melaksana- kan tugas tambahan. Pelaksanaan kegiatan pokok tersebut dilakukan oleh guru Fisika selama 24 jam tatap muka dalam satu minggu. Bahkan ada guru Fisika yang memiliki jatah waktu 24 jam pelajaran dalam satu minggunya, di mana menurut teori beban kerja guru adalah sekurang- kurangnya 24 (dua puluh empat) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu. Hal tersebut menunjukkan bahwa, guru Fisika sudah memenuhi beban kerja minimal sesuai Standar Proses (SP).

3) Buku Teks Pelajaran Fisika

Berikut ini dijelaskan antara hasil temuan penelitian dengan teori yang ada mengenai buku teks pelajaran Fisika dalam pelaksanaan proses pembelajaran Fisika di kelas X RSBI SMA Negeri 3 Surakarta.

a) Menurut SP sebagai teorinya, buku teks pelajaran yang akan digunakan oleh sekolah dipilih melalui rapat guru dengan pertimbangan komite sekolah dari buku-buku teks pelajaran yang

ditetapkan oleh Menteri. Berdasarkan hasil temuan penelitian, buku teks pelajaran yang digunakan oleh siswa kelas X dan oleh guru Fisika kelas X adalah pilihan sendiri dari masing-masing individu. Setiap guru Fisika membebaskan siswanya dalam memilih buku teks Fisika

commit to user

siswa selama mengikuti pembelajaran Fisika di kelas. Dalam memilih buku, siswa ada yang memilih buku teks Fisika yang berbahasa Indonesia dan ada yang memilih buku teks Fisika yang bilingual. Siswa beralasan dengan buku teks Fisika yang berbahasa Indonesia dan buku teks Fisika yang bilingual, mereka akan lebih mudah untuk memahami materi Fisika yang ada di buku. Dapat disimpulkan bahwa pada aspek ini, masih terdapat ketidaksesuaian antara hasil temuan penelitian dengan SP yang berlaku.

b) Menurut SP, rasio buku teks pelajaran untuk siswa adalah 1 : 1 per mata pelajaran. Berdasarkan hasil temuan penelitian, guru Fisika tidak

mewajibkan siswa untuk memiliki buku sendiri. Sedangkan saat pembelajaran Fisika di kelas, guru hanya mewajibkan siswanya membawa buku teks baik buku milik pribadi, pinjam teman kelas lain, atau pinjam dari perpustakaan. Dengan demikian, pada aspek ini masih terdapat ketidaksesuaian antara hasil temuan penelitian dengan SP yang berlaku.

c) Menurut SP, selain buku teks pelajaran, guru menggunakan buku panduan guru, buku pengayaan, buku referensi dan sumber belajar lainnya. Berdasarkan hasil temuan penelitian, guru-guru menggunakan

bermacam-macam buku baik buku terjemahan maupun buku teks Fisika berbahasa Inggris. Guru Fisika juga memiliki buku berupa e- book Fisika dan memanfaatkan internet sebagai sumber belajar. Guru dalam mengajar Fisika di kelas X RSBI SMA Negeri 3 Surakarta biasanya menggunakan software pembelajaran Fisika yang berupa powerpoint, animasi video, program flash, maupun software lainnya. Dengan demikian, pada aspek ini hasil temuan penelitian sudah sesuai dengan SP yang berlaku.

d) Berdasarkan SP, guru membiasakan peserta didik menggunakan buku- buku dan sumber belajar lain yang ada di perpustakaan sekolah.

Sedangkan menurut hasil temuan penelitian, tak sedikit siswa yang

commit to user

untuk meminjam atau sekedar membaca buku Fisika dan/atau buku- buku yang relevan lainnya. Selain dalam bentuk buku, siswa juga menggunakan BSE yang berupa e-book serta memanfaatkan powerpoint maupun software lainnya yang digunakan guru di kelas. Siswa juga memanfaatkan internet sebagai sumber belajar dengan mengunduh materi atupun soal-soal Fisika. Guru dan teman juga merupakan sumber belajar yang dimanfaatkan oleh siswa selama mengikuti proses pembelajaran Fisika di kelas X RSBI SMA Negeri 3 Surakarta. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa hasil temuan penelitian sudah sesuai dengan SP yang berlaku.

4) Pengelolaan Kelas

Pada aspek pengelolaan kelas, guru Fisika kelas X RSBI biasanya tidak mengatur tempat duduk siswa. Guru mengatur tempat duduk siswa berdasarkan aktivitas pembelajaran yang dilakukan yaitu, ketika ada diskusi atau presentasi kelompok siswa duduk dengan kelompoknya masing-masing. Guru belum nampak mengatur tempat duduk siswa berdasarkan karakteristik siswa di kelas. Suara guru Fisika terdengar jelas dan dengan tutur kata yang sopan serta bahasa yang mudah dimengerti saat mengajar. Namun untuk kejelasan materi, masih ada beberapa siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami penjelasan dari guru Fisika yang berbeda-beda.

Semua guru Fisika kelas X RSBI SMA Negeri 3 Surakarta termasuk guru yang perhatian terhadap kemampuan masing-masing siswa. Tak jarang guru Fisika bertanya kepada siswa mengenai paham tidaknya materi yang beliau sampaikan. Jika ada yang belum mengerti, guru biasanya mengulangi kembali bagian yang belum dipahami siswa. Namun jika siswa sudah mengerti, guru langsung menerangkan materi selanjutnya. Selama pembelajaran Fisika yang berlangsung di kelas X RSBI SMA Negeri 3 Surakarta, semua guru senantiasa menciptakan suasana penuh ketertiban, kedisiplinan, kenyamanan, keselamatan, dan

commit to user

siswa mulai membuat gaduh, guru biasanya menegur siswa yang gaduh untuk kembali fokus pada pembelajaran yang berlangsung. Berdasarkan data yang diperoleh, tidak ada perbedaan sikap yang ditunjukkan oleh guru antara siswa yang berprestasi dengan siswa lainnya. Hanya beberapa siswa yang menganggap bahwa siswa yang berprestasi terkadang disuruh untuk menjawab pertanyaan guru dan hanya sebatas itu. Sedangkan untuk siswa yang melanggar peraturan seperti ramai sendiri, guru hanya memberi teguran atau terkadang disuruh menjawab pertanyaan guru di whiteboard.

Semua guru Fisika kelas X RSBI SMA Negeri 3 Surakarta merupakan sosok guru yang menghargai siswa tanpa memandang latar belakang agama, suku, jenis kelamin, dan status sosial ekonomi. Semua guru menghargai dan bersedia menanggapi setiap pendapat siswa yang muncul saat proses pembelajaran berlangsung. Cara berpakaian para guru yang senantiasa rapi, bersih, dan sopan menunjukkan beliau menghargai siswa-siswinya dengan berupaya menunjukkan performance terbaiknya di kelas. Pada tiap awal semester, guru Fisika biasanya menyampaikan materi apa saja yang akan dipelajari dalam proses pembelajaran berikut uraian materinya. Akan tetapi, jarang sekali menyampaikan sistem penilaian di awal semester proses pembelajaran. Selama pelaksanaan pembelajaran Fisika di kelas X RSBI SMA Negeri 3 Surakarta, guru Fisika biasanya memulai dan mengakhiri proses pembelajaran sesuai dengan waktu yang dijadwalkan. Hanya beberapa kali saja mengalami kemoloran, karena guru Fisika ingin menuntaskan materi pada pertemuan hari itu.

Pengelolaan kelas dalam pelaksanaan proses pembelajaran RSBI juga harus memenuhi Standar Proses (SP) yang ditetapkan. Ada beberapa hal yang masih kurang sesuai antara temuan studi dengan teori yang ada, yaitu, guru belum mengatur posisi duduk siswa berdasarkan karakteritik siswa dan persiapan guru pada awal semester yang belum sesuai dengan

commit to user

duduk siswa tidak hanya berdasarkan aktivitas pembelajaran saja, melainkan juga berdasarkan karakteristik siswa. Selain itu, guru diharapkan senantiasa menyampaikan silabus mata pelajaran secara lengkap di setiap awal semester proses pembelajaran sehingga siswa dapat mempersiapkan diri lebih baik sehingga menunjang tercapainya tujuan proses pembelajaran yang diharapkan oleh sekolah RSBI.

b. Pelaksanaan Proses Pembelajaran Fisika Kelas X RSBI di SMA Negeri