Proses Pembelajaran
2. Proses Pembelajaran
a. Hakikat Pembelajaran
Pembelajaran memiliki beberapa pengertian atau makna tergantung pemahaman dan penafsiran seseorang terhadap kata „pembelajaran‟ tersebut.
Menurut UUSPN No 20 Tahun 2003, ”Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar ”. (BSNP, 2007:23). Shariffudin (2007:97) menjelaskan bahwa, “An instruction is a set of events that facilitate learning whilst design means a
commit to user
problems ”. Terkandung makna bahwa, pembelajaran adalah seperangkat peristiwa yang memfasilitasi terjadinya proses belajar seraya membentuk pola kreatif atau proses bertahap yang logis dan rasional bermaksud untuk memecahkan masalah
Driscoll (2000) mengungkapkan bahwa, “Learning is a persisting change in performance or performance potential that results from experience and interaction with the world ” (Green, 2002:1). Sedangkan Seifert dan Sutton (2009:20) menyatakan bahwa, “Learning is generally defined as relatively permanent changes in behavior, skills, knowledge, or attitudes resulting from identifiable psychological or social experiences ”. Dapat disimpilkan bahwa, pembelajaran didefinisikan sebagai suatu proses yang memfasilitasi adanya perubahan yang relatif permanen dalam perilaku, keterampilan, pengetahuan, atau sikap yang dihasilkan dari pengalaman psikologis atau sosial dan interaksi dengan dunia sekitar. Sedangkan menurut BSNP (2007:23),
Pembelajaran merupakan usaha sengaja, terarah dan bertujuan oleh seseorang atau sekelompok orang (termasuk guru dan penulis buku pelajaran) agar orang lain (termasuk peserta didik), dapat memperoleh pengalaman yang bermakna. Usaha ini merupakan kegiatan yang berpusat pada kepentingan peserta didik.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan kegiatan pengelolaan lingkungan belajar siswa yang bertujuan terjadinya perubahan tingkah laku yang relatif lama melalui proses menolong, membimbing seseorang untuk mendapatkan, mengubah atau mengembangkan ketrampilan, sikap, cita-cita, penghargaan dan pengetahuan yang direncanakan oleh guru.
Tujuan pembelajaran merupakan apa yang diinginkan guru dari siswanya pada akhir suatu pelajaran, dan apa yang seharusnya siswa peroleh atau tahu pada akhir suatu pelajaran. Tujuan pembelajaran kongruen dan menunjang tercapainya tujuan belajar siswa, apabila apa yang dicapai atau diperoleh anak didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran sesuai dengan
commit to user
pembelajaran berdasarkan Standar Proses (SP) adalah sebagai berikut:
b. Perencanaan Proses Pembelajaran
1) Silabus
Menurut BSNP, “Silabus sebagai acuan pengembangan RPP memuat identitas mata pelajaran atau tema pelajaran, SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar ” (2007:7).
Silabus juga dapat diartikan sebagai: Rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata
pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar (BSNP, 2006:14).
Pengertian yang hampir serupa juga diungkapkan oleh Devi, Sofiraeni, dan Khairuddin (2009:5), bahwa “Silabus disusun berdasarkan
Standar Isi, yang di dalamnya berisikan Identitas Mata Pelajaran, Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD), Indikator, Materi Pokok, Kegiatan Pembelajaran, Alokasi Waktu, Sumber Belajar, dan Penilaian”. Berdasarkan beberapa pengertian silabus tersebut, dapat disimpulkan bahwa silabus adalah suatu produk pengembangan kurikulum berupa penjabaran lebih lanjut dari standar kompetensi dan kemampuan dasar yang ingin dicapai, dan pokok-pokok serta uraian materi yang perlu dipelajari siswa dalam mencapai standar kompetensi dan kemampuan dasar pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu di setiap satuan pendidikan.
Prinsip Pengembangan Silabus menurut BSNP (2006a:14-15) adalah sebagai berikut:
a) Ilmiah, bahwa semua materi dan kegiatan yang terdapat dalam silabus harus benar adanya dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.
commit to user
b) Relevan, bahwa ruang lingkup, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus sesuai dengan karakteristik peserta didik.
c) Sistematis, bahwa komponen-komponen silabus saling berkaitan secara fungsional dalam mencapai kompetensi yang diharapkan.
d) Konsisten, diharapkan terjadi ikatan yang konsisten antara Kompetensi Dasar (KD), indikator, materi pokok, pengalaman belajar,
sumber belajar, dan sistem penilaian.
e) Memadai, bahwa muatan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian dapat menunjang pencapaian
KD.
f) Aktual dan Kontekstual, bahwa muatan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian peka
terhadap segala perkembangan dan peristiwa yang terjadi di kehidupan nyata.
g) Fleksibel, bahwa komponen-komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta didik, pendidik, dan dinamika perubahan yang
terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat.
h) Menyeluruh, bahwa komponen silabus mencakup keseluruhan ranah
kompetensi baik kognitif, afektif, maupun psikomotor.
Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah sekolah atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) pada atau Pusat Kegiatan Guru (PGK), Dinas Pendidikan. Sebenarnya secara teoritis, pengembangan silabus merupakan tanggung jawab perancang program, namun pada kenyataannya tanggung jawab itu telah dilimpahkan kepada para guru. Satu pertimbangannya adalah silabus KTSP, yang digunakan saat ini, adalah silabus berbasis visi sekolah, yaitu silabus yang dikembangkan dengan memperhatikan visi sekolah.
Silabus berbasis visi sekolah adalah silabus yang komponen- komponennya dirumuskan berdasarkan kekhasan dan kekhususan
commit to user
dan juga bahan pelajaran yang dipilih harus mencerminkan kekhasan dan kekhususan sekolah yang dtunjukkan dalam pernyataan visi sekolah. Setiap guru di suatu sekolah lebih memahami kondisi sekolah dan karenanya lebih mampu melakukan tugas pengembangan silabus mata pelajaran untuk sekolahnya dibandingkan perancang program yang berpikir dalam skala nasional
Untuk memperoleh silabus yang berkualitas dan sesuai dengan prinsip-prinsip sebagaimana telah diuraikan di atas, diperlukan prosedur pengembangan silabus yang tepat. Prosedur pengembangan silabus yang dirumuskan oleh Niron (2009:11-12), yaitu melalui tahapan sebagai berikut :
a) Perancangan Tahap ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat dalam standar isi, dilanjutkan dengan menetapkan materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, jenis penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang diperlukan. Produk dari tahap ini yaitu berupa draf awal silabus untuk setiap mata pelajaran.
b) Validasi Tahap ini dilakukan untuk mengetahui apakah draf awal
silabus yang telah disusun itu sudah tepat atau masih memerlukan perbaikan dan penyempurnaan lebih lanjut. Tahap validasi dapat dilakukan dengan cara meminta tanggapan dari pihak-pihak yang dianggap memiliki keahlian dalam bidang tersebut. Jika setelah divalidasi ternyata masih banyak hal yang perlu diperbaiki, maka diharapkan secepatnya disempurnakan atau pdirancang ulang hingga diperoleh silabus yang siap diimplementasikan.
c) Pengesahan
Tahap ini
dilaksanakan sebelum
silabus akhir diimplementasikan. Hal ini bertujuan untuk memperoleh pengesahan
commit to user
indikasi bahwa silabus secara resmi sudah bisa dijadikan pedoman oleh guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran, dan penilaian.
d) Sosialisasi Silabus akhir yang telah disahkan perlu disosialisasikan
secara benar dan tepat kepada guru sebagai pelaksana kurikulum.
e) Pelaksanaan Tahap ini diawali dengan kegiatan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran sampai dengan pelaksanaan dan evaluasi
Pembelajaran.
f) Evaluasi
Tahap ini dilakukan untuk mengetahui apakah silabus yang telah dikembangkan mencapai sasarannya atau sebaliknya. Melalui hasil evaluasi ini, dapat diketahui tingkat ketercapaian standar kompetensi dasar yang telah ditetapkan sehingga silabus dapat segera diperbaiki dan disempurnakan.
2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
“RPP dikembangkan dari silabus dan bertujuan untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai
Kompetensi Dasar (KD) ” (Dewi, Sofiraeni & Khairuddin, 2009:21). Hal tersebut sesuai dengan Peraturan Pemerintah Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.41 Tahun 2007. Masing-masing guru di setiap satuan pendidikan memiliki kewajiban untuk menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara menyenangkan, menantang, interaktif, inspiratif, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan minat, bakat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
RPP disusun untuk setiap KD oleh guru masing-masing bidang studi dan dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Guru
commit to user
dengan penjadwalan di satuan pendidikan. Beberapa hal yang berkaitan dengan RPP dijelaskan oleh Dewi, Sofiraeni & Khairuddin (2009:21-23), yaitu sebagai berikut:
a) Identitas Mata Pelajaran
Pada bagian ini terdapat satuan pendidikan, kelas, semester, mata pelajaran, tema pelajaran, dan alokasi waktu.
b) Standar Kompetensi Standar kompetensi merupakan penjabaran kemampuan minimal peserta didik dan menggambarkan penguasaan pengetahuan,
sikap, dan ketrampilan yang diharapkan dapat tercapai pada suatu mata pelajaran untuk tiap kelas dan/atau semester.
c) Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar merupakan seperangkat kemampuan yang wajib dikuasai oleh peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai acuan penyusunan indikator kompetensi suatu mata pelajaran.
d) Indikator Pencapaian Kompetensi Indikator pencapaian kompetensi merupakan segala bentuk
perilaku atau sikap yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian dari KD tertentu yang menjadi acuan penilaian pada suatu mata pelajaran.
e) Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran adalah bagian yang menggambarkan proses pembelajaran dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar yang telah dirumuskan.
f) Materi Ajar
Pada bagian ini berisi mengenai fakta, konsep, prinsip, prosedur yang logis dan relevan di mana ditulis dalam bentuk butir- butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi yang ditetapkan.
commit to user
g) Alokasi Waktu Alokasi waktu adalah penetapan waktu yang disesuaikan dengan keperluan untuk ketercapaian KD dan beban belajar.
h) Metode Pembelajaran Metode pembelajaran digunakan oleh setiap guru untuk menciptakan suatu kondisi belajar dan proses pembelajaran tertentu
agar peserta didik mencapai kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mutu pelajaran.
i) Kegiatan Pembelajaran (1) Pendahuluan Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan proses pembelajaran yang bertujuan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik agar dapat berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.
(2) Inti Kegiatan inti merupakan tahapan proses pembelajaran
untuk mencapai KD pembelajaran yang telah ditetapkan. Kegiatan inti pembelajaran dilaksanakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif. Selain itu, kegiatan inti pembelajaran mampu memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan inti diharapkan dapat dilaksanakan secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
(3) Penutup Penutup merupakan tahapan proses pembelajaran berupa kegiatan yang dilaksanakan untuk mengakhiri aktivitas
pembelajaran yang dapat diwujudkan dalam bentuk rangkuman
commit to user
lanjut. (4) Penilaian Hasil Belajar Penilaian hasil belajar merupakan bagian yang memuat prosedur dan instrumen penilaian proses serta hasil belajar peserta
didik yang telah disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada Standar Penilaian.
(5) Sumber Belajar Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta materi ajar, kegiatan
pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.
Sebelas komponen RPP ini paling tidak harus senantiasa diikutsertakan dalam setiap pembuatan RPP. Meskipun hakikatnya RPP boleh disusun berdasarkan otoritas dari sekolah yang tetap mengacu pada pedoman yang telah ditetapkan pemerintah dalam hal ini Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia.
c. Pelaksanaan Proses Pembalajaran
Sebelum pelaksanaan proses pembelajaran dimulai, harus dipenuhi terlebih dahulu persyaratan pelaksanaan proses pembelajaran berdasarkan Permen Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 41 Tahun 2007, yaitu sebagai berikut :