Kompetensi Guru SMA Negeri 3 Surakarta sebagai Sekolah RSBI

e. Kompetensi Guru SMA Negeri 3 Surakarta sebagai Sekolah RSBI

Kompetensi guru di sekolah RSBI merupakan salah satu faktor penting dalam perencanaan proses pembelajaran RSBI karena, guru sebagai pelaksana proses pembelajaran dituntut untuk mampu menyelenggarakan proses pembelajaran yang bermutu sehingga dihasilkan SDM yang berkualitas secara nasional maupun internasional.

Menurut teori, seorang guru sebagai pendidik di sekolah RSBI harus memenuhi Standar Pendidik (SP) dan memenuhi persyaratan guru di sekolah R-SMA-BI. Syarat-syarat guru R-SMA-BI adalah semua guru mampu memfasilitasi proses pembelajaran berbasis TIK, guru mata pelajaran kelompok matematika dan sains serta inti kejuruan mampu mengampu pembelajaran berbahasa Inggris, dan minimal 30% guru berpendidikan S2/S3 dari perguruan tinggi yang program studinya berakreditasi A. Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM), sekolah harus mengembangkan program peningkatan kompetensi guru melalui peningkatan kualifikasi pendidikan guru untuk

commit to user

berakreditasi A. Selain itu, sekolah juga berupaya untuk meningkatkan kompetensi guru dalam menggunakan bahasa Inggris dan kompetensi guru pada bidang TIK terutama untuk guru kelompok sains dan matematika. Peningkatan mutu guru juga dilakukan sekolah melalui kegiatan pelatihan dalam bentuk pemagangan, studi banding, workshop (on the job training atau off the job training) dan seminar yang dilakukan oleh masing-masing sekolah atau bekerjasama dengan lembaga pendidikan di luar sekolah yang memiliki kewenangan dan kompetensi yang relevan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan responden dan analisis dokumen, ada 85 guru tetap dan 22 guru tidak tetap yang sebagian besar bekerja di sekolah ini sebelum RSBI diselenggarakan di SMA Negeri 3 Surakarta. Oleh karena itu, sebagian besar guru merupakan guru reguler biasa yang mungkin masih belum memenuhi standar guru SBI. Namun, tentunya sudah memenuhi standar guru SNP.

Beberapa persyaratan guru RSBI seperti 30% guru bergelar S-2, menguasai ICT, dan dituntut untuk mampu berkomunikasi dengan bahasa Inggris pada mata pelajaran matematika dan sains, memang belum 100% tercapai. Ketiga guru Fisika kelas X RSBI masih belum bergelar S-2, namun sudah dalam proses memempuh pendidikan S-2 di perguruan tinggi dengan program studi yang telah terakreditasi. Ketiga guru Fisika juga masih dalam tahap pembelajaran dan pengembangan dalam hal ICT dan pembelajaran bahasa Inggris dalam proses pembelajaran Fisika kelas X RSBI. Pihak sekolah masih terus mengupayakan untuk mencapai target terpenuhinya syarat guru SBI tersebut. Standar RSBI menghendaki guru-guru memiliki nilai TOEFL minimal 500, sedangkan di SMA Negeri 3 Surakarta rata-rata perolehan nilai TOEFL guru masih kurang dari 400.

Oleh karena itu, sekolah senantiasa memberikan pelatihan bahasa Inggris untuk mengembangkan kompetensi guru dalam berbahasa Inggris. Sekolah juga mengadakan kerjasama dengan beberapa pihak untuk melakukan pendampingan guru RSBI mengajar dengan bahasa Inggris.

commit to user

dengan mengadakan pelatihan, workshop dan seminar tentang perkembangan dan penggunaan ICT. Belakangan, sekolah memberikan pelatihan moodle sebagai langkah lanjutan untuk pelaksanaan pembelajaran online yang rencananya akan segera dilaksanakan oleh pihak SMA Negeri 3 Surakarta. Pembelajaran online itu seperti, meng-apload materi, tugas ataupun tes/ujian yang dilakukan di blog masing-masing guru mata pelajaran.

Selain upaya peningkatan kemampuan guru dalam bidang ICT dan bahasa Inggris, sekolah juga terus mendukung guru-guru yang belum menempuh atau yang sedang menempuh kuliah S-2 untuk segera melaksanakan dan menyelesaikannya. Harapan sekolah dalam waktu dekat, syarat 30% guru berijazah S-2 dapat terpenuhi. SMA Negeri 3 Surakarta juga aktif untuk mengirimkan guru-gurunya untuk mengikuti seminar, workshop, maupun pelatihan lainnya yang berkaitan dengan program RSBI. Hal ini menjadi salah satu cara yang dilakukan oleh sekolah untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran RSBI di SMA Negeri 3 Surakarta.

Dengan demikian, dapat dilihat bahwa masih ada beberapa aspek pada kompetensi guru yang masih kurang sesuai antara temuan studi di lapangan dengan teori yang ada. Ketidaksesuaian yang terjadi terletak pada belum terpenuhinya 30% guru yang berkualifikasi S-2 dan belum terpenuhinya target semua guru mampu memfasilitasi pembelajaran TIK serta belum semua guru mata pelajaran sains dan matematika mampu mengampu pembelajaran berbahasa Inggris.