Analisis Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah Bagian Kurikulum, dan Penanggung Jawab Program RSBI

a. Analisis Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah Bagian Kurikulum, dan Penanggung Jawab Program RSBI

SMA Negeri 3 Surakarta

Analisis hasil wawancara untuk hal-hal yang berkaitan dengan pokok permasalahan penelitian adalah sebagai berikut :

1) Perencanaan Proses Pembelajaran di SMA Negeri 3 Surakarta pada Program RSBI

a) Pemahaman Konsep RSBI

Pemahaman mengenai konsep RSBI merupakan salah satu bekal penting dalam menyelenggarakan proses pembelajaran di SMA Negeri 3 Surakarta pada program RSBI. Bapak Kepala Sekolah (Kepsek) SMA Negeri 3 Surakarta mengungkapkan bahwa RSBI merupakan program yang sah dan resmi yang diberlakukan di Indonesia minimal 1 sekolah berstandar internasional baik pada jenjang pendidikan dasar maupun pada jenjang pendidikan menengah di tingkat kabupaten/kota. RSBI merupakan sebuah sekolah yang

dikondisikan dengan nilai tambahnya yaitu faktor “X” selain harus memenuhi standar nasional pendidikan Indonesia.

commit to user

Kurikulum mengungkapkan bahwa RSBI adalah sekolah yang memiliki nilai lebih dari sekolah reguler biasa, yaitu dalam pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) selain berbasis ICT dan penerapan bilingual, juga disisipi kandungan nilai dan moral seperti religi, kejujuran, kerja keras, dan akhlak mulia lainnya. Hal ini bertujuan untuk membentuk kepribadian siswa tidak hanya dalam prestasi akademis, tapi juga dalam bidang non-akademis serta berakhlak mulia sehingga memiliki daya saing kuat baik nasional maupun internasional.

Lain halnya dengan yang diungkapkan oleh Penanggung Jawab Program RSBI, bahwa RSBI adalah suatu bentuk pelayanan minimal yang ditingkatkan (sedikit lebih dari Sekolah Standar Nasional (SSN)) dengan pola pembelajaran yang lebih intens dengan pembelajaran yang bilingual dan referensi yang bilingual pula untuk mata pelajaran IPA dan IPS kecuali mata pelajaran bahasa Indonesia.

b) Visi dan Misi SMA Negeri 3 Surakarta Visi dan Misi SMA Negeri 3 Surakarta beserta tujuannya

dapat dilihat dalam Lampiran 14. Berkaitan dengan visi misi sekolah, Kepsek dan Wakasek Bagian Kurikulum serta Penanggung Jawab Program RSBI menyatakan hal yang serupa bahwa dalam melaksanakan program RSBI di SMA Negeri 3 Surakarta, sekolah tentu saja berpedoman pada visi dan misi serta tujuan SMA Negeri 3 Surakarta. Ketiga narasumber juga mengungkapkan bahwa atas dasar visi dan misi sekolah sebagai sekolah RSBI, SMA Negeri 3 Surakarta menjalin kerjasama dengan berbagai pihak baik dengan beberapa sekolah menengah baik tingkat SMP maupun SMA, beberapa universitas di Indonesia, bahkan menjalin hubungan kerjasama dalam bentuk sister school dengan negara Turki.

c) Kurikulum di SMA Negeri 3 Surakarta

commit to user

Surakarta, ketiga narasumber memiliki pendapat yang sama bahwa kurikulum yang digunakan di SMA Negeri 3 Surakarta masih KTSP dengan tambahan berupa adopsi dan adaptasi dari Kurikulum Cambridge.

Kepsek SMA Negeri 3 Surakarta menambahkan bahwa adopsi dan adaptasi dari Kurikulum Cambridge merupakan salah satu yang menjadi faktor “X” dalam program RSBI di SMA Negeri 3 Surakarta. Beliau menambahkan bahwa SMA Negeri 3 Surakarta juga menerapkan take and gift, dalam arti jika di SMA Negeri 3 Surakarta merasa ada salah satu kegiatan atau program yang dilaksanakan di sister school bagus dan cocok untuk diterapkan di SMA Negeri 3 Surakarta dimana di SMA Negeri 3 Surakarta belum ada, maka kegiatan atau program tersebut dapat diadopsi oleh SMA Negeri 3 Surakarta dan begitu juga sebaliknya. Namun, beliau menjelaskan bahwa SMA Negeri 3 Surakarta lebih mementingkan proses pembelajaran yang lebih bersifat internal dibandingkan eksternalnya. Hal ini didasarkan atas minat dari siswa yang ingin belajar ke luar negeri hanya kurang lebih 5 % jauh lebih sedikit dengan siswa yang ingin melanjutkan studinya di dalam negeri yang presentasenya mencapai 95%. Oleh karena itu, untuk substansi pelajaran di kelas RSBI di SMA Negeri 3 Surakarta hampir sama dengan di sekolah standar nasional (SSN), karena sebenarnya kurikulum dan proses pembelajaran di Indonesia umumnya, dan SMA Negeri 3 Surakarta sendiri khususnya tidak kalah dengan negara lain.

Kepsek, Wakasek Kurikulum, dan Penanggung Jawab Program RSBI SMA Negeri 3 Surakarta juga menambahkan bahwa

faktor “X” lainnya pada program RSBI dalam pelaksanaan kurikulum di SMA Negeri 3 Surakarta, tercermin pada penggunaan bahasa Inggris minimal 20% dan berbasis ICT. Wakasek Bagian Kurikulum SMA Negeri 3 Surakarta menambahkan bahwa SMA Negeri 3

commit to user

sama dengan sekolah nasional, akan tetapi untuk ujian semester dan mid semester dibuat sendiri oleh sekolah dan dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi daripada tingkat soal kabupaten. Selain itu sekolah juga belum melaksanakan Satuan Kredit Semester (SKS) dan moving class.

Penanggung Jawab Program RSBI SMA Negeri 3 Surakarta menambahkan bahwa siswa RSBI di SMA Negeri 3 Surakarta juga diberikan mata pelajaran bahasa Jerman yang wajib untuk kelas XI dan XII IPA, kemudian bahasa Jepang untuk kelas XI IPS dan XII IPS dan bahasa Mandarin untuk kelas X. Selain itu faktor “X” juga tercermin pada pengembangan beberapa budaya di antaranya adalah budaya disiplin, budaya berprestasi, budaya berwawasan global yang menjadi ciri-ciri negara maju. Hal ini diwujudkan dalam penyelenggaraan Jambore Sains, yaitu mengirim anak-anak berprestasi ke luar negeri untuk mengikuti seminar-seminar maupun diskusi internasional. Nantinya, diharapkan muncul jiwa atau budaya- budaya yang dicoba untuk kembangkan di sekolah ini dari siswa yang dikirim tersebut yang kemudian dapat ditularkan ke teman-temannya sehingga secara tidak langsung menjadi media berkembangnya budaya-budaya tersebut.

d) Perangkat Pembelajaran di SMA Negeri 3 Surakarta

Kepsek SMA Negeri 3 Surakarta menjelaskan bahwa dalam hal pengembangan perangkat pembelajaran (silabus, RPP, KKM, bahan ajar, sumber belajar), sifatnya wajib dilaksanakan oleh SMA Negeri 3 Surakarta setiap tahun ajaran baru dan diadakan pelatihan untuk pengembangan silabus dan RPP bagi guru-guru di sekolah tersebut. Wakasek Bagian Kurikulum SMA Negeri 3 Surakarta menuturkan bahwa sekolah membuat kebijakan untuk lebih menekankan pada pendalaman materi sehingga tingkat pembelajaran kelas RSBI di SMA Negeri 3 Surakarta ini lebih tinggi. Untuk

commit to user

Training (IHT) dari pihak sekolah dengan mengundang training dari berbagai instansi yang ahli di bidangnya. Dan melalui pembekalan ini, selanjutnya guru bisa menerapkannya dengan membuat perangkat pembelajaran untuk guru mengajar nantinya. Penanggung Jawab Program RSBI SMA Negeri 3 Surakarta menambahkan bahwa dalam mengembangkan RPP dan silabus, guru dapat melakukan adopsi dan adaptasi dari kurikulum Cambridge.

e) Kompetensi Guru SMA Negeri 3 Surakarta

Kepsek SMA Negeri 3 Surakarta menyatakan bahwa guru- guru yang bekerja di sekolah ini saat dimulai program RSBI merupakan guru reguler biasa yang mungkin masih belum memenuhi standar guru SBI. Namun, tentunya sudah memenuhi standar guru SNP. Maka sekolah memberikan kebijakan pada seluruh tenaga pendidikan dan kependidikan di SMA Negeri 3 Surakarta untuk mampu memenuhi standar guru SBI. Jadi, selain dituntut 30% guru memperoleh gelar S2 dan menguasai ICT, tenaga pendidikan dan kependidikan di SMA Negeri 3 Surakarta juga dituntut untuk mampu berkomunikasi dengan bahasa Inggris di kelas.

Kepsek, Wakasek Bagian Kurikulum, dan Penanggung Jawab Program RSBI SMA Negeri 3 Surakarta mengungkapkan bahwa untuk saat ini, kompetensi guru RSBI di SMA Negeri 3 Surakarta memang belum terpenuhi seluruhnya dan memang butuh proses untuk mencapai semua itu dan untuk mencapainya. Sekolah melakukan berbagai usaha untuk meningkatkan kualitas dan profesionalitas guru RSBI di SMA Negeri 3 Surakarta seperti workshop, diklat guru, IHT, seminar-seminar, dan pelatihan-pelatihan lainnya yang mampu meningkatkan kualitas guru dan juga untuk meningkatkan wawasan guru tentang RSBI baik dalam skala regional dan internasional.

f) Karakteristik Siswa SMA Negeri 3 Surakarta

commit to user

Program RSBI SMA Negeri 3 Surakarta menerangkan bahwa siswa- siswi SMA Negeri 3 Surakarta sudah memenuhi syarat yang diharapkan oleh pihak sekolah. Karena mereka telah lolos seleksi masuk yang cukup ketat dan tinggi standarnya, dimana tes seleksinya meliputi tes kompetensi, tes kecerdasan, yaitu tes psikomotorik afektif (TPA), tes psikotes, tes wawancara (dalam bahasa Inggris), tes administrasi, tes TIK, dan nilai rapor, dengan nilai rata-rata rapor adalah 7,5, serta nilai UN. Selain memiliki potensi akademik yang bagus, siswa juga memiliki kemampuan bahasa Inggris dan ICT lebih.

Penanggung Jawab Program RSBI SMA Negeri 3 Surakarta menambahkan bahwa selain tes-tes tersebut, juga dilaksanakan wawancara dengan orang tua/wali. Karena pihak sekolah menilai bahwa untuk bersekolah di sekolah ini tidak hanya karena prestasi siswa tapi juga diperlukan dukungan sepenuhnya oleh orang tua/wali murid. Untuk melihat seberapa jauh pemahaman orang tua terhadap kemampuan putra-putrinya dan mengenai segala hal yang berkaitan dengan keberminatan putra-putrinya untuk bersekolah di sekolah ini.

g) Kelengkapan Sarana dan Prasarana Kepsek, Wakasek Bagian Kurikulum, dan Penanggung Jawab

Program RSBI SMA Negeri 3 Surakarta menuturkan bahwa fasilitas pendukung yang tersedia untuk menunjang proses pembelajaran dalam program RSBI, dapat dikatakan sudah lengkap dan memenuhi dalam mendukung kegiatan pembelajaran di sekolah ini. Wakasek Bagian Kurikulum SMA Negeri 3 Surakarta menambahkan bahwa di setiap kelas sudah dilengkapi dengan komputer, LCD, speaker, AC, dan CCTV. Sekolah juga sudah memiliki fasilitas internet, perpustakaan yang cukup lengkap, laboratorium yang lengkap untuk IPA dan IPS.

Kepsek SMA Negeri 3 Surakarta juga menambahkan bahwa sekolah juga menyelenggarakan kegiatan ekstrakulikuler yang

commit to user

non-akademiknya. Hal ini atas dasar pertimbangan bahwa perlu diberikan keseimbangan perkembangan otak kiri dan otak kanan pada siswa, sehingga selain berorientasi pada kemampuan akademis, diharapakan sekolah juga mampu meningkatkan character building siswa. Wakasek SMA Negeri 3 Surakarta menjelaskan bahwa kegiatan ekstrakulikuler di SMA Negeri 3 Surakarta antara lain Kerohanian Islam (Rois), Kerohanian Kristen (Rokris), Kerohanian Katolik (Rokat), Pecinta Alam SMA 3 (Palasmaga), Palang Merah Remaja (PMR), Wikarya, Pramuka , Olahraga (Sepakbola, Basket, Voli, Badminton, Taekwondo, dll), Karya Ilmiah Remaja (KIR) (Openlab, Aeromodelling, Robotik), Kesenian Nasional (Kesnas) (Paduan Suara, Karawitan, Tari), Smaga English Club (SMEC) (Debate, Story Telling, News Cast), dan masih banyak lainnya.

2) Kendala-Kendala yang Dihadapi dalam Proses Pembelajaran di SMA Negeri 3 Surakarta pada Program RSBI

Kepsek SMA Negeri 3 Surakarta mengungkapkan bahwa tentu saja ada berbagai kendala dalam melaksanakan program RSBI ini, namun bagi kami kendala-kendala tersebut bukanlah suatu hal yang berarti. Karena sampai saat ini masih dapat kami atasi segala kendala-kendala tersebut. Justru kendala dalam arti konstruktif yang bersifat membangun proses pembelajaran ke arah lebih baik masih belum dapat terwujudkan. Salah satunya, ide untuk menggabungkan antara kelas RSBI dengan akselerasi yang selama ini terpisah lokasi gedungnya, sehingga proses pembelajarannya dapat dilaksanakan di satu gedung sekolah saja. Oleh karena itu, pihak sekolah terus serta senantiasa bersama-sama berupaya dan bekerja keras untuk merealisasikan SMA Negeri 3 Surakarta yang lebih baik.

Berbeda halnya dengan yang diungkapkan oleh Wakasek Kurikulum SMA Negeri 3 Surakarta. Beliau mengungkapkan bahwa belum ada kendala yang terlalu berarti. Mungkin dalam hal kedisplinan

commit to user

siswi yang bersekolah di sini adalah anak-anak dengan prestasi bagus. Tetapi ternyata masih terdapat pelanggaran ketertiban dan kedisplinan dari siswa, seperti membuang sampah sembarangan, mencorat-coret fasilitas umum di sekolah, dan beberapa kenakalan anak SMA umumnya. Namun menurut beliau, pelanggaran kedisiplinan oleh siswa ini masih dalam batas wajar dan hanya mendapatkan teguran atau peringatan saja sebagai hukuman. Beliau juga menjelaskan bahwa memang perlu pengawasan ketat dan penegakkan peraturan di sekolah sehingga masalah ini dapat diatasi demi mewujudkan visi nomor satu SMA Negeri 3 Surakarta sebagai sekolah RSBI yaitu “Tertingkatnya akhlak bagi siswa”.

Hal yang berbeda juga diutarakan oleh Penanggung Jawab Program RSBI SMA Negeri 3 Surakarta bahwa, belum ada kendala yang terlalu berarti. Mungkin dalam hal menyetarakan segenap SDM di SMA Negeri 3 Surakarta ini untuk menjadi level SBI dimana seperti yang telah diketahui, ini menjadi wacana yang terus diperbincangkan di beberapa media. Untuk sekolah inipun juga mengalami masalah yang sama. Jadi kami pun berusaha untuk segera merealisasikan targetan tersebut dengan terus menyemangati dan memberikan dukungan kepada Bapak Ibu guru yang masih belum memenuhi gelar S2.

Selain itu, sekolah ini juga menghadapi masa-masa pergantian pemimpin yang dengan selang waktu yang cukup dekat. Butuh proses adaptasi, sinkronisasi, dan penyatuan visi-misi dalam keberlangsungan penyelenggaraan proses pembelajaran di sekolah ini. Segenap pihak di sekolah ini pun berusaha semaksimal mungkin melakukan yang terbaik untuk sekolah ini. Sekolah juga mengalami kendala dalam hal pelaksanaan sister school yang mengalami kemacetan di mana salah satu faktor penyebabnya adalah perbedaan bahasa. Ini mengakibatkan hubungan kerjasama sebagai “sekolah kembar” kurang berjalan

maksimal.

commit to user