Karakteristik Siswa SMA Negeri 3 Surakarta sebagai Sekolah RSBI
f. Karakteristik Siswa SMA Negeri 3 Surakarta sebagai Sekolah RSBI
1) Karakteristik Siswa RSBI yang Diharapkan oleh SMA Negeri 3 Surakarta
Siswa dengan sebagai subyek dan obyek dalam pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah RSBI menjadikan siswa sebagai salah satu faktor penting dalam perencanaan proses pembelajaran RSBI. Input
commit to user
yang ikut berpartisipasi dalam menentukan sukses tidaknya keberlangsungan proses pembelajaran. Karakteristik siswa juga menjadi salah satu aspek yang ikut berpengaruh terhadap kualitas lulusan yang dihasilkan oleh sekolah RSBI.
Menurut teori, ”Siswa merupakan salah satu komponen yang memegang peranan penting dalam keberhasilan pelaksanaan program
Rintisan SMA BI. Untuk itu diperlukan suatu mekanisme seleksi calon siswa program Rintisan SMA BI” (Depdiknas, 2007:35). Proses
penerimaan siswa baru di sekolah RSBI harus transparan dan dilakukan seleksi secara ketat sehingga diperoleh karakter siswa yang sesuai dengan harapan sekolah. Penerimaan siswa baru sekolah R-SMA-BI dilaksanakan dengan menerapkan tahapan sebagai berikut:
1) Seleksi Administrasi, meliputi:
a) Nilai rapor SMP atau MTs kelas VII s.d. IX untuk mata pelajaran Matematika, IPA, IPS, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris rata-rata minimal 7,5
b) Penghargaan prestasi akademik
c) Sertifikat dari lembaga kursus bahasa Inggris
2) Achievement test, meliputi: Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, dan IPS dengan skor minimal 7 dalam rentang 0-10.
3) Tes Kemampuan Bahasa Inggris, meliputi: Reading, Listening, Writing, dan Speaking dengan skor minimal 7
dalam rentang nilai 0 – 10.
4) Lulus Tes Psikologi (Psychotest), meliputi: IQ, CQ, TC, dan
Kepribadian
5) Wawancara dengan siswa dan orang tua siswa. Wawancara dengan siswa dimaksudkan untuk mengetahui tingkat minat
siswa untuk masuk program rintisan SMA Bertaraf Internasional. Wawancara dengan orang tua dimaksudkan untuk mengetahui minat dan dukungan orang tua. (Depdiknas, 2009:56-57)
Berdasarkan hasil wawancara dengan responden serta hasil analisis dokumen, didapatkan informasi bahwa siswa-siswi yang bersekolah di SMA Negeri 3 Surakarta adalah siswa-siswi yang terpilih dan diakui kualitasnya. Siswa-siswi RSBI SMA Negeri 3 Surakarta merupakan siswa-siswi yang telah berhasil lolos seleksi ketat yang
commit to user
juga harus lolos tes akademik, tes psikologi, tes lesan bahasa Inggris dan tes TIK. Berdasarkan tes-tes yang dilaksanakan oleh pihak SMA Negeri
3 Surakarta, sekolah berupaya untuk mendapatkan karakteristik siswa yang tidak hanya memiliki kompetensi unggul dalam bidang akademik, tetapi juga memiliki nilai keunggulan lain dalam bidang komunikasi bahasa Inggris dan bidang ICT. Segala keunggulan karakteristik siswa tersebut nantinya diharapkan mampu mendukung keberhasilan proses pembelajaran di kelas RSBI SMA Negeri 3 Surakarta. Selain itu, SMA Negeri 3 Surakarta juga mengharapkan siswa-siswi SMA Negeri 3 Surakarta cukup mengetahui inti dari program RSBI dan sudah memahami yang menjadi tujuan dan yang akan didapatkan serta yang harus mereka lakukan sebagai konsekuensi telah masuk di sekolah RSBI. Siswa-siswi RSBI SMA Negeri 3 Surakarta diharapkan memiliki tanggung jawab sendiri-sendiri terhadap hak dan kewajibannya masing- masing dalam setiap proses pembelajaran khususnya pada proses pembelajaran Fisika kelas X RSBI, sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas diri mereka sendiri sehingga mampu bersaing secara nasional dan internasional.
Berkaitan dengan penyeleksian siswa baru SMA Negeri 3 Surakarta sebagai upaya untuk mendapatkan siswa RSBI yang memiliki karakteristik sesuai harapan dan ketetapan sekolah, ternyata masih terdapat beberapa aspek yang kurang sesuai antara temuan studi dengan teori. Ketidaksesuaian yang terjadi lebih kepada belum dilakukannya penyeleksian tes kemampuan bahasa Inggris pada kemampuan Reading, Listening, dan Writing serta belum dilakukannya seleksi administrasi terhadap penghargaan prestasi akademik dan sertifikat dari lembaga kursus bahasa Inggris, seperti TOEFL atau TOEIC. Akan tetapi, dari hasil temuan penelitian SMA Negeri 3 Surakarta memberlakukan standar minimal yang lebih tinggi dari teori yang ada pada tes akademik, tes lisan bahasa Inggris yaitu 7,5 dalam rentang 1-10. SMA Negeri 3 Surakarta
commit to user
menjadi nilai plus tersendiri bagi sekolah dalam upayanya mendapatkan karakteristik siswa RSBI yang diharapkan.
Program RSBI di SMA Negeri 3 Surakarta mengharapkan bahwa, nantinya siswa-siswi yang mengikuti proses pembelajaran di sekolah tersebut mampu bersaing secara nasional dan internasional baik dalam akademik maupun non akademik. Pihak sekolah pun juga sudah menargetkan untuk pelajaran IPA khususnya, siswa-siswinya di tahun pelajaran 2012/2013 mampu mencapai nilai rata-rata ujian nasional IPA bisa mencapai angka 8,5 dan akan semakin meningkat untuk tahun berikutnya. Sekolah berharap bahwa siswa-siswinya mampu mendapatkan prestasi di kejuaraan baik di tingkat kabupaten, kota, universitas, provinsi, nasional, dan bahkan internasional, sehingga menambah daftar prestasi yang berhasil diraih oleh siswa-siswi SMA Negeri 3 Surakarta sebelumnya.
2) Karakter Belajar Fisika Siswa Kelas X RSBI SMA Negeri 3 Surakarta
Sebagian besar siswa kelas X RSBI SMA Negeri 3 Surakarta memiliki karakter yang hampir sama dalam mempersiapkan dan melaksanakan pembelajaran Fisika. Sebagian besar siswa membaca buku teks dan catatan serta mengerjakan tugas rumah atau sekedar mengerjakan latihan soal-soal baik yang berbahasa Indonesia ataupun yang berbahasa Inggris pada malam hari sebelum dilaksanakannya pelajaran Fisika. Pada saat pelajaran pun, sebagian besar siswa juga memiliki karakter yang sama yaitu, mendengarkan penjelasan guru, mencatat rumus atau catatan penting lainnya, mengerjakan latihan yang diberikan guru dan beraktifitas sesuai dengan pembelajaran yang dilakukan. Sebagian besar siswa yang memiliki karakter belajar siswa tersebut adalah siswa yang memang suka dengan pelajaran Fisika. Ada siswa yang jarang sekali belajar bahkan jika ada ulangan dan hanya belajar beberapa menit sebelum ulangan Fisika. Bukan karena tidak suka
commit to user
karakter belajar seperti itu, dia nyatanya hampir selalu mendapatkan nilai Fisika yang memuaskan. Memang ada siswa yang kurang tertarik dengan pelajaran IPA termasuk Fisika karena lebih tertarik ke pelajaran IPS, memilki waktu belajar Fisika yang kurang. Jadi, dapat dikatakan bahwa karakter belajar Fisika juga dipengaruhi oleh tertarik tidaknya siswa terhadap pelajaran Fisika.
Siswa-siswi kelas X RSBI umumnya belajar dari buku teks Fisika yang berbahasa Indonesia dan yang bilingual. Guru Fisika memberikan kebebasan kepada siswanya untuk memilih buku yang mereka gunakan untuk buku pegangan, sehingga mereka cenderung lebih memilih buku yang berbahasa Indonesia dan yang bilingual dengan alasan lebih mudah untuk mempelajarinya. Sebagian besar siswa akan merasa lebih mengalami kesulitan dalam belajar Fisika dengan buku Fisika berbahasa Inggris, karena sebelum mengerti konsep dan rumusnya siswa harus menerjemahkan dahulu ke dalam bahasa Indonesia. Itupun jika bisa menerjemahkan, jika tidak bisa atau salah menerjemahkan, siswa akan mengalami kesulitan dalam memahami materi Fisika.
Sebenarnya untuk siswa RSBI, dalam mempersiapkan belajar Fisika, mereka diharapkan belajar dari sumber-sumber belajar Fisika yang berbahasa Inggris karena melatih mereka untuk mampu menguasai Fisika berbahasa Inggris sehingga tercapai tujuan pembelajaran awal yaitu untuk menciptakan lulusan yang berkualitas internasional. Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa sebagian besar siswa masih kesulitan dalam memahami buku Fisika yang berbahasa Inggris dan lebih memilih menggunakan buku yang berbahasa Indonesia dan yang bilingual sebagai buku pegangan mereka. Hal ini sebenarnya cukup menghilangkan kekhawatiran yang selama ini menaungi pembelajaran RSBI, jika siswa harus menggunakan buku yang berbahasa Inggris yang belum tentu siswa memahaminya. Sungguh suatu hal yang cukup menentramkan, bahwa guru Fisika masih berpedoman bahwa
commit to user
menghasilkan siswa yang berkualitas internasional tidak dari segi kemampuan bahasa Inggris siswa, namun kemampuan dalam menguasai materi Fisika dan memecahkan soal-soal Fisika itu sendiri. Oleh karena itu, guru membebaskan siswa untuk menggunakan buku Fisika dengan tujuan siswa mudah dalam belajar dan memahami konsep Fisikanya.