besarnya nilai correlations partial. Nilai R
2
yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi
variabel dependen sangat terbatas. d.
Koefisien Determinasi Parsial r
2
Untuk mengetahui besarnya kontribusi yang diberikan oleh masing-masing variabel, maka perlu dicari koefisien determinasi
secara parsial. Besarnya pengaruh X
1
, X
2
dan X
3
r
2
dicari dengan menggunakan program SPSS for Windows release 19. Semakin besar
nilai r
2
maka semakin besar variasi sumbangan terhadap variabel terikat. Hasil koefisien determinasi secara parsial dapat dilihat
dengan mengkuadratkan besarnya nilai correlations partial. Dalam penelitan ini, koefisien determinasi parsial digunakan untuk
mengetahui besarnya sumbangan yang diberikan oleh variabel kesiapan belajar, disiplin belajar dan manajemen waktu.
3.5.4. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui apakah model regresi yang diperoleh mengalami penyimpangan terhadap asumsi
klasik atau tidak. Uji asumsi klasik yang digunakan adalah: a.
Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi
normal Ghozali, 2011:160. Penelitian ini menggunakan uji normalitas untuk mengetahui apakah variabel independen dan
variabel dependen mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah data normal atau mendekati normal.
Normalitas data dicari dengan rumus kolmogorov-smirnov dengan bantuan program SPSS for windows release 19. Dasar pengambilan
keputusan adalah nilai probabilitas, yaitu jika nilainya lebih besar dari 0,05 maka data dalam penelitian tersebut berdistribusi normal.
Tabel 3.4 Hasil
Output dari Pengujian Normalitas dengan Kolmogorov Smirnov
Berdasarkan perhitungan diperoleh harga Kolmogorov Smirnov sebesar 0,669 dengan probabilitas 0,762 lebih besar dari
0,05 maka data dalam penelitian tersebut berdistribusi normal. Uji normalitas juga dapat dilihat pada grafik Normal P-P Plot. Apabila
titik mendekati atau membentuk satu garis diagonal dapat dikatakan data berdistribusi normal. Grafik P-P Plot yang merupakan hasil uji
normalitas adalah sebagai berikut:
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual
N 103
Normal Parameters
a,b
Mean 0E-7
Std. Deviation 4.53396483
Most Extreme Differences
Absolute .066
Positive .066
Negative -.029
Kolmogorov-Smirnov Z .669
Asymp. Sig. 2-tailed .762
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Gambar 3.1 Grafik Normal P-Plot
Pada grafik P-Plot terlihat data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis histograf menuju pola distribusi
normal maka variabel dependen Y memenuhi asumsi normalitas. b.
Uji Linearitas Uji linearitas garis regresi dimaksudkan untuk mengetahui
apakah data yang diperoleh berbentuk linear atau tidak. Jika data berbentuk linear, maka penggunaan analisis regresi linear pada
pengujian hipotesis dapat dipertanggungjawabkan, akan tetapi jika tidak linear maka harus digunakan analisis regresi non linear.
Linearitas dapat dilihat pada tabel anova dengan bantuan program SPSS for windows release 19. Apabila F
hitung
F
tabel
dengan taraf signifikansi 5 maka persamaan regresi tersebut dinyatakan
linear.
Tabel 3.5 Hasil Uji Linearitas
Hasil uji linearitas dapat di lihat dari uji F. Berdasarkan
Hasil uji linearitas dapat dilihat dari uji F. Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai F
hitung
untuk data kesiapan belajar dengan motivasi belajar siswa sebesar 0,616 dengan probabilitas
0,946 0,05 dan nilai F
hitung
untuk data disiplin belajar dengan motivasi belajar sebesar 0,779 dengan probabilitas 0,762 0,05.
Sedangkan nilai F
hitung
untuk data manajemen waktu dengan
ANOVA Table
df Mean
Square F
Sig.
Motivasi Belajar
Kesiapan Belajar
Between Groups
Combined 40
282.591 8.181 .000
Linearity 1 10473.234 303.194 .000
Deviation from
Linearity 39
21.292 .616 .946
Within Groups 62
34.543 Total
102
ANOVA Table
df Mean
Square F
Sig.
Motivasi Belajar
Disiplin Belajar
Between Groups
Combined 28
393.936 12.070 .000
Linearity 1 10343.379 316.929 .000
Deviation from
Linearity 27
25.438 .779 .762
Within Groups 74
32.636 Total
102
ANOVA Table
df Mean
Square F
Sig.
Motivasi Belajar
Manajemen Waktu
Between Groups
Combined 33
345.951 11.765 .000
Linearity 1 10207.782 347.147 .000
Deviation from
Linearity 32
37.768 1.284 .192
Within Groups 69
29.405 Total
102
motivasi belajar sebesar 1,284 dengan probabilitas 0,192 0,05. Dengan demikian menunjukkan bahwa data penelitian membentuk
garis linear, sehingga penggunaan analisis regresi linear berganda dapat dipertanggungjawabkan.
c. Uji Multikolonieritas
Menurut Ghozali 2011:105 uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi
antar variabel bebas independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen.
Pengujian multikolineritas dapat dilihat dengan menggunakan program SPSS for windows release 19. Dari nilai Variance
Inflation Factor dan nilai Tolerance. Nilai Variance Inflation Factor dan Variance Inflation Factor dapat kita lihat pada tabel
Coefficients. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi karena VIF = 1Tolerance. Nilai cutoff yang umum
dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai Tolerance
≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10 Ghozali, 2011:106.
Berikut hasil pengolahan menggunakan program SPSS for windows release 19:
Tabel 3.6 Uji Multikolonieritas Variabel Bebas dalam Penelitian
Berlandaskan pada hasil uji multikolonieritas dapat diketahui nilai tolerance X1 kesiapan belajar sebesar 0,196, X2 disiplin
belajar sebesar 0,155 dan X3 manajemen waktu sebesar 0,210. Ketiga variabel tersebut memiliki nilai tolerance 0,10, hal ini
berarti tidak terdapat multikolinearitas pada data. Bersumber pada tabel di atas dapat dilihat nilai VIF X1 kesiapan belajar sebesar
5,092, X2 disiplin belajar sebesar 6,438 dan X3 manajemen waktu sebesar 4,765. Ketiga variabel tersebut memiliki nilai VIF
10. Dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas pada data.
d. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali 2011:139 “uji heteroskesdastisitas bertujuan
menguji apakah
dalam model
regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
Coefficients
a
Model Correlations
Collinearity Statistics
Zero- order
Partia l
Part Toleranc e
VIF Constant
Kesiapan Belajar .883
.401 .17
3 .196 5.092
Disiplin Belajar .877
.233 .09
4 .155 6.438
pengamatan yang
lain ”. Heteroskedastisitas menunjukkan
penyebaran variabel bebas, penyebaran yang acak menunjukkan model regresi yang baik, artinya tidak terjadi heteroskedastisitas.
Pengujian heteroskesdastisitas
dapat dilihat
dengan menggunakan program SPSS for windows release 19. Cara
mendeteksi ada tidaknya heteroskesdastisitas adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot, dimana
sumbu X adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual Y prediksi - Y sesungguhnya yang telah di studentized.
Dasar dalam pengambilan keputusan antara lain: a.
Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar, kemudian
menyempit, maka
mengindikasikan telah
terjadi heteroskesdatisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas
dan di bawah angka 0 pada sumbu y, maka tidak terjadi heteroskesdasitas.
Berikut hasil pengolahan menggunakan program SPSS for windows release 19:
Gambar 3.2 Uji Heteroskedastisitas
Grafik scatterplot di atas terlihat bahwa penyebaran residual adalah tidak teratur. Hal tersebut dapat dilihat pada plot yang
terpencar dan tidak membentuk pola tertentu. Titik-titik tersebut menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah
angka nol pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi ini.
Uji heteroskedastisitas juga dapat dilakukan dengan cara uji statistik yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya
heteroskedastisitas yaitu dengan analisis uji glejser. Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel
dependen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas. Sebaliknya jika variabel independen tidak signifikan secara statistik terhadap
variabel dependen, maka dapat dikatakan bahwa tidak ada indikasi
heteroskedastisitas. Berikut hasil pengolahan menggunakan program SPSS for windows release 19:
Tabel 3.7 Hasil Uji Glejser
Hasil tampilan output SPSS di atas dengan jelas menunjukkan bahwa tidak ada satupun variabel independen yang
signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen nilai absolut. Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya di atas
0,05 yaitu signifikansi variabel kesiapan belajar sebesar 0,454, signifikansi variabel disiplin belajar sebesar 0,535 dan signifikansi
variabel manajemen waktu sebesar 0,368. Jadi dapat disimpulkan
model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas. Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardize
d Coefficients
t Sig.
B Std.
Error Beta
Constant 1.083
1.565 .692
.49 1
Kesiapan Belajar .045
.060 .168 .751
.45 4
82
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Analisis Deskriptif Persentase
Analisis deskriptif persentase bertujuan untuk mengetahui profil tentang kesiapan belajar, disiplin belajar, manajemen waktu dan motivasi
belajar mata diklat Bekerjasama dengan Kolega dan Pelangganpada siswa kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 2
Semarang. Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 103 siswa.
a. Analisis Deskriptif Persentase VariabelKesiapan Belajar
Data tentang kesiapan belajar siswa kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 2 Semarang diperoleh dari
angket penelitian dengan jumlah pernyataan 15 butir. Masing-masing butir pernyataan memiliki 5 alternatif jawaban, yaitu jawaban SS
sangat setuju dengan skor 5, jawaban S setuju dengan skor 4, jawaban N netral dengan skor 3, jawaban TS tidak setuju dengan
skor 2 dan jawaban STS sangat tidak setuju dengan skor 1. Untuk angket penelitian variabel kesiapan belajar memiliki skor tertinggi 75
15X5 dan skor terendah 15 15X1 untuk tiap responden. Kriteria penilaian skor untuk variabel kesiapan belajar ada 5 alternatif, yaitu
sangat tinggi, tinggi, cukup, rendah, dan sangat rendah. Secara lebih rinci variabel kesiapan belajar dibagi dalam 5
indikator, yaitu kondisi fisik, kondisi mental, kondisi emosional,