Upaya Meningkatkan Motivasi Tinjauan Tentang Motivasi Belajar

e. Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran Siswa memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan dan pikiran yang mengalami perubahan berkat pengalaman hidup. Pembelajar yang masih berkembang jiwa raganya, lingkungan yang semakin bertambah baik berkat dibangun, merupakan kondisi dinamis yang bagus bagi pembelajaran. Guru profesional diharapkan mampu memanfaatkan surat kabar, majalah, siaran radio, televisi dan sumber belajar di sekitar sekolah untuk memotivasi belajar. f. Upaya guru dalam membelajarkan siswa Upaya guru membelajarkan siswa terjadi di sekolah dan di luar sekolah. Upaya pembelajaran di sekolah meliputi, menyelenggarakan tertib belajar di sekolah, membina disiplin belajar dalam tiap kesempatan seperti pemanfaatan waktu dan pemeliharaan fasilitas sekolah, membina belajar tertib pergaulan dan membina belajar tertib lingkungan sekolah. Di samping penyelenggaraan tertib yang umum tersebut, maka secara individual tiap guru menghadapi anak didiknya. Upaya pembelajaran tersebut meliputi pemahaman tentang diri siswa dalam rangka kewajiban tertib belajar, pemanfaatan penguatan berupa hadiah, kritik, hukuman secara tepat guna dan mendidik cinta belajar. Upaya pembelajaran guru di sekolah tidak terlepas dari kegiatan luar sekolah. Pusat pendidikan luar sekolah yang penting adalah keluarga, lembaga agama, pramuka dan pusat pendidikan pemuda yang lain. Siswa sekolah pada umumnya tergabung dalam pusat-pusat pendidikan tersebut. Guru profesional dituntut menjalin kerja sama pedagogis dengan pusat-pusat pendidikan tersebut.

2.1.8. Upaya Meningkatkan Motivasi

Motivasi sangat penting untuk mencapai keberhasilan siswa dalam belajar. Motivasi belajar merupakan motor penggerak yang mengaktifkan siswa untuk melibatkan diri. Motivasi yang kuat akan membuat siswa sanggup bekerja keras untuk mencapai sesuatu yang menjadi tujuannya dan motivasi itu muncul karena dorongan adanya kebutuhan. Dorongan seseorang untuk belajar menurut Maslow yang mengutip dari Sardiman 2012:80 sebagai berikut: a. Kebutuhan fisiologis, seperti lapar, haus, kebutuhan untuk beristirahat dan sebagainya. b. Kebutuhan akan keamanan security, yakni rasa aman, bebas dari rasa takut dan kecemasan. c. Kebutuhan akan cinta dan kasih: kasih, rasa diterima dalam suatu masyarakat atau golongan keluarga, sekolah, kelompok. d. Kebutuhan untuk mewujudkan diri sendiri, yakni mengembangkan bakat dengan usaha mencapai hasil dalam bidang pengetahuan, sosial dan pembentukan pribadi. Sardiman 2012:92 menyatakan bahwa ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi belajar di sekolah dengan cara: a. Memberi angka Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Banyak siswa belajar, yang utama justru untuk mencapai angka atau nilai yang baik. Sehingga siswa biasanya yang dikejar adalah nilai ulangan atau nilai-nilai pada raport angkanya baik-baik. Angka-angka yang baik itu bagi para siswa merupakan motivasi yang sangat kuat. Tetapi ada juga, bahkan banyak siswa bekerja atau belajar hanya ingin mengejar pokoknya naik kelas saja. Ini menunjukkan motivasi yang dimilikinya kurang berbobot bila dibandingkan dengan siswa-siswa yang menginginkan angka baik. b. Hadiah Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidaklah selalu demikian. Karena hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak akan menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk sesuatu pekerjaan tersebut. c. Saingan atau kompetisi Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa. Persaingan, baik persaingan individual maupun persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. d. Ego-involvement Ego-involvement menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri, adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. Seseorang akan berusaha dengan segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang baik dengan menjaga harga dirinya. Penyelesaian tugas dengan baik adalah simbol kebanggaan dan harga diri, begitu juga untuk siswa si subjek belajar. Para siswa akan belajar dengan keras bisa jadi karena harga dirinya. e. Memberi ulangan Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan. Oleh karena itu, memberi ulangan ini juga merupakan sarana motivasi. Tetapi yang harus diingat oleh guru, adalah jangan terlalu sering misalnya setiap hari karena bisa membosankan. Dalam hal ini guru harus juga terbuka, maksudnya kalau akan mengadakan ulangan harus diberitahukan kepada siswanya. f. Mengetahui hasil Mengetahui hasil pekerjaan, apalagi jika terjadi kemajuan, akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Semakin mengetahui bahwa grafik hasil belajar meningkat, maka ada motivasi pada diri siswa untuk terus belajar, dengan suatu harapan hasilnya terus meningkat. g. Pujian Pujian adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik. Oleh karena itu, supaya pujian ini merupakan motivasi, pemberiannya harus tepat. Dengan pujian yang tepat akan memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar serta sekaligus akan membangkitkan harga diri. h. Hukuman Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi. Oleh karena itu, guru harus memahami prinsip-prinsip pemberian hukuman. i. Hasrat untuk belajar Hasrat untuk belajar berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk belajar. Hal ini akan lebih baik, bila dibandingkan segala sesuatu kegiatan yang tanpa maksud. Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak didik itu memang ada motivasi untuk belajar, sehingga sudah barang tentu hasilnya akan lebih baik. j. Minat Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepatlah kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok. Proses belajar itu akan berjalan lancar kalau disertai dengan minat. k. Tujuan yang diakui Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa, akan merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami tujuan yang harus dicapai, karena dirasa sangat berguna dan menguntungkan, maka akan timbul gairah untuk terus belajar. Cara untuk menumbuhkan motivasi ada bermacam-macam. Cara tersebut kadang-kadang tepat dan kadang-kadang juga bisa kurang sesuai. Guru harus berhati-hati dalam menumbuhkan dan memberi motivasi bagi kegiatan belajar para anak didik sebab mungkin maksudnya memberikan motivasi tetapi justru tidak menguntungkan perkembangan belajar siswa. Oleh karena itu, yang menjadi tugas seorang guru yaitu dapat mengembangkan dan mengarahkan berbagai macam motivasi tersebut untuk dapat melahirkan hasil belajar yang bermakna. Berlandaskan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah suatu dorongan untuk menggerakkan dan mengarahkan aktivitas belajar siswa untuk mencapai tujuan belajar yang diharapkan. Motivasi mempunyai peran penting dalam proses belajar mengajar baik bagi guru maupun siswa. Bagi guru mengetahui motivasi belajar dari siswa sangat diperlukan guna memelihara dan meningkatkan semangat belajar siswa. Bagi siswa motivasi belajar dapat menumbuhkan semangat belajar sehingga siswa terdorong untuk melakukan perbuatan belajar. Siswa yang mempunyai motivasi yang baik dan kuat, hal itu akan memperbesar usaha dan kegiatannya mencapai prestasi tinggi. Siswa yang kehilangan motivasi dalam belajar akan berdampak kurang baik bagi prestasi belajarnya.

2.1.9. Pentingnya Motivasi Belajar Dalam Kompetensi Bekerjasama dengan

Dokumen yang terkait

PENGARUH FASILITAS BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN PERALATAN KANTOR PADA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK COKROAMINOTO 1 BANJARNEGARA

0 10 103

PENGARUH MOTIVASI DAN LINGKUNGAN TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA DIKLAT KORESPODENSI (Studi Kasus Pada Siswa Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Widya PrajaUngaran)

0 6 99

Pengaruh Kemampuan Komunikasi Guru dan Motivasi Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar Mata Diklat Melakukan Prosedur Administrasi Siswa Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK N 9 Semarang

0 12 134

PENGARUH SISTEM MOVING CLASS DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA DIKLAT MENERAPKAN PRINSIP KERJASAMA DENGAN KOLEGA DAN PELANGGAN

0 15 138

HUBUNGAN KREATIVITAS GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BEKERJASAMA DENGAN KOLEGA DAN PELANGGAN KELAS X AP DI SMK SWASTA MARISI MEDAN T.P 2013/2014.

0 2 17

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT BEKERJASAMA DENGAN KOLEGA DAN PELANGGAN SISWA KELAS X

0 5 100

PENGARUH SISTEM MOVING CLASS DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA DIKLAT MENERAPKAN PRINSIP KERJASAMA DENGAN KOLEGA DAN PELANGGAN.

0 0 1

“Peningkatan Hasil Belajar Dengan Menggunakan Metode Pendekatan Struktural Pada Mata Diklat Bekerjasama Dengan Kolega Dan Pelanggan Pokok Bahasan Bekerjasama Dalam Satu Tim Siswa Kelas X AP SMK Muhammadiyah 3 Gemolong Kabupaten Sragen”.

0 0 81

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK MUHAMMADIYAH 1 WATES PADA STANDAR KOMPETENSI BEKERJASAMA DENGAN KOLEGA DAN PELANGGAN.

0 0 134

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, DISIPLIN BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA DIKLAT AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG SISWA KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN AKUNTANSI SMK NEGERI 1 KLATEN TAHUN AJARAN 2014/2015.

0 0 181