2.5. Penelitian Terdahulu
No. Peneliti
Judul Penelitian
Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
1. Adjeng
Pramitasari Pengaruh
Kesiapan Belajar dan
Cara Belajar Terhadap
Hasil Belajar
Mata Pelajaran
Ekonomi dan
Akuntansi Pada Siswa
Kelas XII IS di SMA
Negeri 9 Semarang.
Secara parsial kesiapan belajar
memberikan pengaruh positif
terhadap hasil belajar sebesar
4,9 dan cara belajar sebesar
6,1. Variabel
kesiapan belajar
Penelitian Adjeng
tidak meneliti
tentang disiplin
belajar, manajemen
waktu dan motivasi
belajar. Tetapi cara
belajar.
2. Anggit
Nuraini Ginawati
Pengaruh Motivasi
Belajar dan Disiplin
Belajar Terhadap
Prestasi Belajar
Mata Pelajaran
Ada pengaruh secara parsial
motivasi belajar terhadap
prestasi belajar sebesar 13,46
dan disiplin belajar sebesar
16,73. Motivasi
belajar dan disiplin
belajar. Penelitian
Anggit tidak
meneliti tentang
kesiapan belajar dan
manajemen waktu.
IPS Terpadu Siswa Kelas
VII SMP Negeri 1
Limpung. 3.
Sandi Julianto
Pengaruh Pengelolaan
Kelas, Relasi
Dengan Keluarga,
Waktu Belajar dan
Disiplin Belajar
Terhadap Hasil
Belajar Mata
Pelajaran IPS
Ekonomi Siswa SMK
Yos Sudarso Rembang
Tahun Pelajaran
20092010. Deskriptif
persentase rata- rata variabel
pengelolaan kelas termasuk
dalam kategori baik sebesar
74,48, variabel relasi
dengan keluarga termasuk dalam
kategori baik sebesar 67,58,
variabel waktu belajar
termasuk dalam kategori cukup
sebesar 52,14 dan variabel
disiplin belajar termasuk dalam
kategori baik sebesar 72,22.
Disiplin belajar dan
waktu. Penelitian
Sandi tidak meneliti
tentang kesiapan
belajar dan motivasi,
tetapi relasi dengan
keluarga dan
pengelolaa n kelas.
2.6. Kerangka Berfikir
Penelitian ini terdapat tiga variabel bebas X dan satu variabel terikat Y, yaitu kesiapan belajar X1, disiplin belajar X2 dan manajemen waktu X3 serta
motivasi belajar Y. Menurut Sardiman 2012:73 motif diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan
sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Siswa akan lebih
bersemangat untuk mengikuti pelajaran apabila siswa memiliki dorongan dan ketertarikan dalam mengikuti pelajaran. Dorongan tersebut juga akan memacu
siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti pelajaran. Motivasi belajar pada diri siswa perlu diperkuat terus menerus dengan tujuan agar siswa memiliki motivasi belajar
yang tinggi sehingga hasil belajar yang diraih akan optimal. Slameto 2010:113 menyatakan bahwa
“Kesiapan belajar adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuat siap untuk memberi respon atau
jawaban di dalam suatu situasi”. Siswa yang dalam kondisi siap untuk mengikuti proses pembelajaran akan memiliki rasa percaya diri sehingga akan lebih
termotivasi dalam mengikuti pelajaran. Sebaliknya jika siswa kurang siap dalam mengikuti pelajaran maka siswa akan cenderung pasif dan tidak bersemangat
dalam mengikuti pembelajaran. Soegeng Prijodarminto dalam Tu‟u 2004:31 berpendapat bahwa “disiplin
adalah kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan atau
ketertiban”. Seperti halnya yang disebutkan oleh Tu‟u 2004:37 bahwa dengan disiplin yang muncul karena kesadaran diri, siswa akan berhasil dalam belajarnya.
Sebaliknya tanpa disiplin yang baik, kegiatan dan proses pendidikan akan terganggu karena suasana sekolah dan kelas menjadi kurang kondusif dan keadaan
tersebut menyebabkan siswa melanggar disiplin sekolah. Leman 2007:24 mendefinisikan bahwa manajemen waktu adalah
menggunakan dan memanfaatkan waktu sebaik-baiknya, seoptimal mungkin melalui perencanaan kegiatan yang terorganisir dan matang. Setiap individu akan
melakukan pengaturan waktu sejalan dengan kebutuhannya dalam melakukan aktivitasnya. Siswa yang mampu mengelola waktu dengan benar, dapat dikatakan
ia mampu mengelola dirinya dengan baik. Manajemen waktu sangat mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan siswa dalam mengerjakan tugas. Siswa
yang tidak dapat mengatur waktunya dengan baik, ada kecenderungan bahwa individu tersebut tidak mampu mengarahkan dan mengatur dorongan-dorongan
yang ada dalam dirinya. Siswa yang menunda mengerjakan tugas-tugasnya pada umumnya memiliki manajemen waktu yang buruk.
Berdasarkan penjelasan di atas, kerangka berfikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2.1:
Kesiapan belajar siswa X1, indikator:
1 Kondisi Fisik
2 Kondisi Mental
3 Kondisi Emosional
4 Kebutuhan
5 Pengetahuan
Slameto, 2010:113 Disiplin belajar siswa
X2, indikator: 1
Ketaatan terhadap tata tertib sekolah
2 Ketaatan terhadap
kegiatan belajar di sekolah
3 Ketaatan dalam
mengerjakan tugas- tugas
4 Ketaatan terhadap
Motivasi belajar siswa Y, indikator:
1 Lebih senang bekerja
mandiri 2
Tekun menghadapi tugas
3 Ulet menghadapi
kesulitan 4
Senang memecahkan masalahsoal-soal
5 Menunjukkan minat
Gambar 2.1. Kerangka Berfikir
2.7. Hipotesis