Hasil Penelitian 1. Analisis Deskriptif Persentase Analisis Deskriptif Persentase VariabelKesiapan Belajar

82

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Analisis Deskriptif Persentase Analisis deskriptif persentase bertujuan untuk mengetahui profil tentang kesiapan belajar, disiplin belajar, manajemen waktu dan motivasi belajar mata diklat Bekerjasama dengan Kolega dan Pelangganpada siswa kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 2 Semarang. Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 103 siswa.

a. Analisis Deskriptif Persentase VariabelKesiapan Belajar

Data tentang kesiapan belajar siswa kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 2 Semarang diperoleh dari angket penelitian dengan jumlah pernyataan 15 butir. Masing-masing butir pernyataan memiliki 5 alternatif jawaban, yaitu jawaban SS sangat setuju dengan skor 5, jawaban S setuju dengan skor 4, jawaban N netral dengan skor 3, jawaban TS tidak setuju dengan skor 2 dan jawaban STS sangat tidak setuju dengan skor 1. Untuk angket penelitian variabel kesiapan belajar memiliki skor tertinggi 75 15X5 dan skor terendah 15 15X1 untuk tiap responden. Kriteria penilaian skor untuk variabel kesiapan belajar ada 5 alternatif, yaitu sangat tinggi, tinggi, cukup, rendah, dan sangat rendah. Secara lebih rinci variabel kesiapan belajar dibagi dalam 5 indikator, yaitu kondisi fisik, kondisi mental, kondisi emosional, kebutuhan dan pengetahuan. Berdasarkan hasil perhitungan analisis deskriptif persentase variabel kesiapan belajar per indikator diperoleh hasil seperti yang terangkum pada tabel 4.1berikut: Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Analisis Deskriptif Variabel Kesiapan Belajar per Indikator No. Indikator Persentase Kategori 1. Kondisi Fisik 75 Tinggi 2. Kondisi Mental 67 Cukup 3. Kondisi Emosional 71 Tinggi 4. Kebutuhan 65 Cukup 5. Pengetahuan 65 Cukup Sumber: Data yang diolah, 2013 Untuk lebih jelasnya data tentang kesiapan belajar siswa kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 2 Semarang dapat disajikan secara grafis pada diagram batang berikut ini: Gambar 4.1 Distribusi Kesiapan Belajar per indikator Tabel dan diagram di atas menunjukkan bahwa kondisi fisik dalam kategori tinggi dengan persentase sebesar 75, kondisi mental 75 67 71 65 65 60 62 64 66 68 70 72 74 76 Kondisi Fisik Kondisi Mental Kondisi Emosional Kebutuhan Pengetahuan Kesiapan Belajar per indikator dalam kategori cukup dengan persentase sebesar 67, kondisi emosional dalam kategori tinggi dengan persentase sebesar 71, kebutuhan dalam kategori cukup dengan persentase sebesar65dan pengetahuan dalam kategori cukup dengan persentase sebesar 65.

1. Analisis Deskriptif Persentase Indikator Kondisi Fisik

Berdasarkan hasil penelitian deskriptif persentase indikator kondisi fisik diperoleh persentase rata-rata sebesar 75 yang terletak pada interval 69-84. Berdasarkan analisis deskriptif persentase termasuk dalam kategori tinggi. Ditinjau dari pernyataan masing-masing siswa diperoleh hasil seperti yang tertera pada tabel 4.2 berikut: Tabel 4.2 Distribusi Indikator Kondisi Fisik Interval Persen Kriteria Frekuensi Persentase Rata-Rata Klasikal 85-100 Sangat Tinggi 29 28 75 69-84 Tinggi 45 44 53-68 Cukup 23 22 37-52 Rendah 6 6 20-36 Sangat Rendah Jumlah 103 100 Tinggi Sumber: Data yang diolah, 2013 Bersumber pada tabel di atas menunjukkan bahwa paling banyak responden menyatakan kondisi fisik dalam kategori tinggi yaitu sebesar 44, kemudian kategori sangat tinggi yaitu sebesar 28, kategori cukup sebesar 22 dan kategori rendah sebesar 6. Hasil ini menunjukkan bahwa siswa kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 2 Semarang memiliki kesiapan belajar yang tinggi kaitannya dengan kondisi fisik masing-masing siswa, seperti siswa tidak mengalami gangguan pada indera penglihatan, pendengaran dan pengecap, serta siswa dapat beristirahat dengan cukup setiap harinya sehingga membantu kelancaran dalam proses pembelajaran mata diklat Bekerjasama dengan Kolega dan Pelanggan dan meningkatkan motivasi belajar siswa.

2. Deskriptif Indikator Kondisi Mental

Berlandaskan pada hasil penelitian deskriptif persentase indikator kondisi mental diperoleh persentase rata-rata sebesar 67 yang terletak pada interval 53-68. Berdasarkan analisis deskriptif persentase termasuk dalam kategori cukup. Ditinjau dari pernyataan masing-masing siswa diperoleh hasil seperti yang tertera pada tabel 4.3 berikut: Tabel 4.3 Distribusi Indikator Kondisi Mental Interval Persen Kriteria Frekuensi Persentase Rata-Rata Klasikal 85-100 Sangat Tinggi 16 16 67 69-84 Tinggi 26 25 53-68 Cukup 45 44 37-52 Rendah 14 14 20-36 Sangat Rendah 2 2 Jumlah 103 100 Cukup Sumber: Data yang diolah, 2013 Bersumber pada tabel di atas menunjukkan bahwa paling banyak responden menyatakan kondisi mental dalam kategori cukup yaitu sebesar 44, kemudian kategori tinggi yaitu sebesar 25, kategori sangat tinggi sebesar 16, kategori rendah sebesar 14 dan kategori sangat rendah sebesar 2. Hasil ini menunjukkan bahwa siswa kelas X Program Keahian Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 2 Semarang memiliki kesiapan belajar yang cukup kaitannya dengan kondisi mental siswa, seperti keyakinan siswa terhadap kemampuan diri dan pengetahuan yang dimilikinya untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Kondisi mental siswa perlu ditingkatkan lagi. Hasil ini dibuktikan dengan keikutsertaan siswa dalam forum diskusi yang masih kurang. Siswa kurang berani atau merasa takut ketika berbicara pada suatu forum.

3. Deskriptif Indikator Kondisi Emosional

Hasil penelitian deskriptif persentaseindikator kondisi emosional diperoleh persentase rata-rata sebesar 71 yang terletak pada interval 69-84. Berdasarkan analisis deskriptif persentase termasuk dalam kategori tinggi. Ditinjau dari pernyataan masing- masing siswa diperoleh hasil seperti yang tertera pada tabel 4.4 berikut: Tabel 4.4 Distribusi Indikator Kondisi Emosional Interval Persen Kriteria Frekuensi Persentase Rata-Rata Klasikal 85-100 Sangat Tinggi 32 31 71 69-84 Tinggi 24 23 53-68 Cukup 33 32 37-52 Rendah 11 11 20-36 Sangat Rendah 3 3 Jumlah 103 100 Tinggi Bersumber pada tabel di atas menunjukkan bahwa paling banyak responden menyatakan kondisi emosional dalam kategori cukup yaitu sebesar 32, kemudian kategori sangat tinggi yaitu sebesar 31, kategori tinggi sebesar 23, kategori rendah sebesar 11 dan kategori sangat rendah sebesar 3. Hasil ini menunjukkan bahwa siswa kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 2 Semarang memiliki kesiapan belajar yang tinggi kaitannya dengan kondisi emosional siswa, terlihat dari hasil penelitian yang tinggi bahwa apabila nilai mata diklat Bekerjasama dengan Kolega dan Pelanggan mengalami penurunan maka siswa akan lebih giat dalam belajar, sehingga tercipta motivasi belajar yang positif.

4. Deskriptif Indikator Kebutuhan

Berdasarkan hasil penelitian deskriptif persentase indikator kebutuhan diperoleh persentase rata-rata sebesar 65 yang terletak pada interval 53-68. Berlandaskan pada analisis deskriptif persentase termasuk dalam kategori cukup. Ditinjau dari pernyataan masing-masing siswa diperoleh hasil seperti yang tertera pada tabel 4.5berikut: Tabel 4.5 Distribusi Indikator Kebutuhan Interval Persen Kriteria Frekuensi Persentase Rata-Rata Klasikal 85-100 Sangat Tinggi 13 13 65 69-84 Tinggi 48 47 53-68 Cukup 16 16 37-52 Rendah 16 16 20-36 Sangat Rendah 10 10 Jumlah 103 100 Cukup Sumber: Data yang diolah, 2013 Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa paling banyak responden menyatakan kebutuhan dalam kategori tinggi yaitu sebesar 47, kemudian kategori cukup yaitu sebesar 16, kategori rendah sebesar 16, kategori sangat tinggi sebesar 13 dan kategori sangat rendah sebesar 10. Hasil ini menunjukkan bahwa siswa kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 2 Semarang memiliki kesiapan belajar yang cukup kaitannya dengan kebutuhan siswa, sehingga harus ditingkatkan kembali. Hasil ini dibuktikan dengan kebutuhan siswa yang masih kurang terhadap pentingnya mencari bahan informasi atau materi Bekerjasama dengan Kolega dan Pelanggan di luar materi yang disampaikan oleh guru. Siswa dapat mencari informasi dari internet, koran, majalah bisnis dan lain sebagainya untuk meningkatkan pengetahuan mereka.

5. Deskriptif Indikator Pengetahuan

Bersumber pada hasil penelitian deskriptif persentase indikator pengetahuan diperoleh persentase rata-rata sebesar 65 yang terletak pada interval 53-68. Berdasarkan analisis deskriptif persentase termasuk dalam kategori cukup. Hasil analisa indikator kebutuhan ditunjukkan berdasarkan tabel 4.6 berikut ini: Tabel 4.6 Distribusi Indikator Pengetahuan Interval Persen Kriteria Frekuensi Persentase Rata-Rata Klasikal 85-100 Sangat Tinggi 11 11 65 69-84 Tinggi 34 33 53-68 Cukup 38 37 37-52 Rendah 13 13 20-36 Sangat Rendah 7 7 Jumlah 103 100 Cukup Sumber: Data yang diolah, 2013 Berlandaskan pada tabel di atas menunjukkan bahwa paling banyak responden menyatakan pengetahuan dalam kategori cukup yaitu sebesar 37, kemudian kategori tinggi yaitu sebesar 33, kategori rendah sebesar 13, kategori sangat tinggi sebesar 11 dan kategori sangat rendah sebesar 7. Hasil ini menunjukkan bahwa siswa kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 2 Semarang memiliki kesiapan belajar yang cukup kaitannya dengan pengetahuan masing-masing siswa dalam menangkap materi mata diklat Bekerjasama dengan Kolega dan Pelanggan yang disampaikan oleh guru dan menguasai materi tersebut. Dari hasil penelitian ini terlihat bahwa siswa cukup menguasai dan memahami materi yang disampaikan oleh guru. Siswa mempelajari kembali materi yang telah disampaikan oleh guru sehingga pengetahuan siswa dapat meningkat dan dapat berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa. Hasil perhitungan analisis deskriptif persentase variabel kesiapan belajar secara keseluruhan diperoleh skor 5351 dengan persentase sebesar 69 dan termasuk dalam kategori tinggi. Sedangkan ditinjau dari jawaban masing-masing siswa diperoleh hasil seperti yang disajikan dalam tabel 4.7 berikut ini: Tabel 4.7 Distribusi Kesiapan Belajar Interval Persen Kriteria Frekuensi Persentase Rata-Rata Klasikal 85-100 Sangat Tinggi 17 17 69 69-84 Tinggi 41 40 53-68 Cukup 27 26 37-52 Rendah 18 17 20-36 Sangat Rendah Jumlah 103 100 Tinggi Sumber: Data yang diolah, 2013 Untuk lebih jelasnya data tentang kesiapan belajar siswa kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 2 Semarang dapat disajikan secara grafis pada diagram batang berikut ini: Gambar 4.2Distribusi Kesiapan Belajar 17 40 26 17 10 20 30 40 50 Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah Kesiapan Belajar Tabel dan diagram di atas menunjukkan bahwa secara umum kesiapan belajar siswa kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 2 Semarang dalam kategori tinggi yaitu sebesar 40 atau sejumlah 41 siswa. Sisanya 26 atau 27 siswa memiliki kesiapan belajar cukup,17 atau 18 siswa memiliki kesiapan belajarrendah dan 17 atau 17 siswa memiliki kesiapan belajar sangat tinggi. Dari hasil ini diharapkan bahwa tingkat kesiapan belajar siswa yang tinggi akan memberikan kontribusi yang tinggi pula terhadap motivasi belajar pada Mata DiklatBekerjasama dengan Kolega dan Pelanggan. Kaitannya dengan kesiapan belajar siswa dalam Mata DiklatBekerjasama dengan Kolega dan Pelanggan, sebaiknya siswa melakukan persiapan tentang materi yang akan dibicarakan dalam forum diskusi agar siswa mempunyai keberanian dalam mengemukakan pendapatnya, siswa diharapkan memiliki pemahaman yang baik dan hendaknya menyadari kebutuhannya untuk belajar materi Bekerjasama dengan Kolega dan Pelanggan, dengan menambah jam belajar di rumah tanpa disuruh oleh orang lain. Siswa hendaknya lebih giat mempelajari mata diklat Bekerjasama dengan Kolega dan Pelanggan untuk menambah pengetahuannya.

b. Analisis Deskriptif Presentase Variabel DisiplinBelajar

Dokumen yang terkait

PENGARUH FASILITAS BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN PERALATAN KANTOR PADA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK COKROAMINOTO 1 BANJARNEGARA

0 10 103

PENGARUH MOTIVASI DAN LINGKUNGAN TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA DIKLAT KORESPODENSI (Studi Kasus Pada Siswa Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Widya PrajaUngaran)

0 6 99

Pengaruh Kemampuan Komunikasi Guru dan Motivasi Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar Mata Diklat Melakukan Prosedur Administrasi Siswa Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK N 9 Semarang

0 12 134

PENGARUH SISTEM MOVING CLASS DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA DIKLAT MENERAPKAN PRINSIP KERJASAMA DENGAN KOLEGA DAN PELANGGAN

0 15 138

HUBUNGAN KREATIVITAS GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BEKERJASAMA DENGAN KOLEGA DAN PELANGGAN KELAS X AP DI SMK SWASTA MARISI MEDAN T.P 2013/2014.

0 2 17

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT BEKERJASAMA DENGAN KOLEGA DAN PELANGGAN SISWA KELAS X

0 5 100

PENGARUH SISTEM MOVING CLASS DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA DIKLAT MENERAPKAN PRINSIP KERJASAMA DENGAN KOLEGA DAN PELANGGAN.

0 0 1

“Peningkatan Hasil Belajar Dengan Menggunakan Metode Pendekatan Struktural Pada Mata Diklat Bekerjasama Dengan Kolega Dan Pelanggan Pokok Bahasan Bekerjasama Dalam Satu Tim Siswa Kelas X AP SMK Muhammadiyah 3 Gemolong Kabupaten Sragen”.

0 0 81

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK MUHAMMADIYAH 1 WATES PADA STANDAR KOMPETENSI BEKERJASAMA DENGAN KOLEGA DAN PELANGGAN.

0 0 134

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, DISIPLIN BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA DIKLAT AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG SISWA KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN AKUNTANSI SMK NEGERI 1 KLATEN TAHUN AJARAN 2014/2015.

0 0 181