Daya pembeda Instrumen Soal Tes

- 1 dan 6 2, 3, dan 5 - - 5 - 9 8 dan 10 - - 3 12 - 4 11 - 3 13 dan - 15 14 7 - 4 15 dan 16 19 14 - - 2 BB = Banyaknya siswa kelompok bawah yang menjawab benar. JA = Banyaknya siswa pada kelompok atas. JB = Banyaknya siswa pada kelompok bawah. Kriteria soal-soal yang dapat dipakai sebagai instrumen berdasarkan daya bedanya diklasifikasikan sebagai berikut: Tabel 3.8 Kriteria daya pembeda soal Rentang indeks kesukaran Kategori soal D ≤ 0,00 Sangat Rendah 0,00 ˂ D ≤ 0,20 Rendah 0,20 ˂ D ≤ 0,40 Cukup 0,40 ˂ D ≤ 0,70 Tinggi 0,70 ˂ D ≤ 1,00 Sangat Tinggi Suharsimi, 2009: 218 Tabel 3.9 Hasil Perhitungan Daya Beda Soal Uji Coba Kriteria Nomor Soal Submateri Pengaruh kalor terhadap perubahan suhu benda Pemuaian Perubahan wujud benda Perpindahan kalor secara konduksi Perpindahan kalor secara konveksi Perpindahan kalor Sangat Rendah Rendah Cukup Tinggi Sangat Tinggi Jumlah soal secara radiasi 18 - 17 20 - 3 Jumlah soal 3 6 8 3 20 Berdasarkan Tabel 3.9, terdapat 3 soal berkategori sangat rendah dan 6 soal kategori rendah. Soal yang mendapat kategori sangat rendah dan rendah dapat terjadi karena siswa kelas bawah lebih banyak menjawab soal dengan benar dibandingkan dengan kelompok atas. Soal yang berkategori sangat rendah tidak dipakai untuk instrumen tes. sedangkan untuk kategori rendah dapat dipakai dengan revisi. Hasil perhitungan daya beda, terdapat 8 soal berkategori cukup dan 3 soal berkategori tinggi. Soal yang mempunyai kategori cukup dan tinggi dapat langsung digunakan sebagai instrumen tes. Perhitungan daya beda soal uji coba selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 13.

3.7.1.4 Uji Taraf Kesukaran

Suharsimi 2009: 207 menyatakan soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Untuk menghitung tingkat kesukaran soal digunakan rumus sebagai berikut: dengan: = Indeks kesukaran = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar = Jumlah seluruh siswa peserta tes Menurut Suharsimi 2009: 210, indeks kesukaran dapat diklasifikasikan seperti pada Tabel 3.10. Tabel 3.10 Kriteria indeks kesukaran Rentang indeks kesukaran Kategori soal 0,10 ≤ P ≤ 0,30 Sukar 0,31 ≤ P ≤ 0,70 Sedang 0,71 ≤ P ≤ 1,00 Mudah 17 dan 20 - 3 Berdasarkan perhitungan tingkat kesukaran soal uji coba terdapat 10 soal berkategori sukar, 9 soal berkategori sedang dan 1 soal berkategori mudah. Hasil uji tingkat kesukaran soal uji coba ditampilkan pada Tabel 3.11. Analisis soal uji coba yang meliputi analisis validitas, reliabilitas, daya beda dan tingkat kesukaran mendapatkan 15 soal yang dapat digunakan sebagai instrumen tes. Ke-15 soal uji coba tersebut adalah soal nomor: 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 13, 16, 17, 19, dan 20. Hasil analisis dan perubahan nomor soal pretes dan postes dapat dilihat pada Lampiran 15. Tabel 3.11 Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba Kriteria Nomor Soal Jumlah Submateri Pengaruh kalor terhadap perubahan suhu benda Sukar Sedang Mudah soal 1 dan 5 2, 3, dan 6 - 5 Pemuaian 9 8 10 3 Perubahan wujud benda 4 dan 12 11 - 3 Perpindahan kalor secara konduksi 14 dan 15 7 dan 13 - 4 Perpindahan kalor secara konveksi 14, 15, 16, dan 19 - - 2 Perpindahan kalor secara radiasi 18 Jumlah soal 10 9 1 20 3.7.2 Instrumen Non Tes 3.7.2.1 Lembar Pengamatan Lembar pengamatan digunakan untuk mengukur sikap ilmiah siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Lembar pengamatan sikap ilmiah kelompok eksperimen sama dengan kelompok kontrol yang terdiri dari 7 dimensi sikap

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS PEMBELAJARANKONTEKSTUAL BERBANTUAN MEDIA SIMULASI VIRTUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS X

0 15 148

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN Peningkatan Pemahaman Konsep Siswa Melalui Model Pembelajaran Discovery Learning Berbantuan Lembar Kerja Siswa (LKS) Pada Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Datar (PTK Siswa Kelas VIII Semester G

0 4 13

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING BERBANTUAN LEMBAR Peningkatan Pemahaman Konsep Siswa Melalui Model Pembelajaran Discovery Learning Berbantuan Lembar Kerja Siswa (LKS) Pada Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi D

0 3 15

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN RUANG DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI Peningkatan Aktivitas Dan Pemahaman Konsep Bangun Ruang Dalam Pembelajaran Matematika Melalui Model Pembelajaran Van Hiele (PTK Pembelajaran Matematika Siswa K

0 2 18

PENGGUNAAN PETA KONSEP BERBANTUAN MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA SMP.

3 14 38

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KONSEPTUAL INTERAKTIF BERBANTUAN MEDIA CMAPTOOLS TERHADAP KUANTITAS MISKONSEPSI DAN PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA SMA.

5 5 36

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK KECIL BERBANTUAN LEMBAR KERJA SISWA

0 0 10

LEARNING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA DI KELAS VIII

0 0 88

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP FISIKA DAN AKTIVITAS MAHASISWA MELALUI PhET SIMULATION

0 0 6

PENERAPAN AKTIVITAS AESOP’S BERBANTUAN GUIDANCE WORKSHEET UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP FISIKA DAN SIKAP ILMIAH

0 0 10