Uji Kesamaan Dua Varians Homogenitas Uji Hipotesis

s s 1 1 3.9.1.3.1. Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Uji perbedaan dua rata-rata, satu pihak kanan dilakukan untuk mengetahui perbedaan rata-rata pemahaman konsep kalor dan konservasi energi antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol baik sebelum perlakuan ataupun sesudah perlakuan. Hipotesis yang diajukan adalah: :  1 =  2 :  1  2 Sudjana 2005: 243 menjabarkan perhitungan uji kesamaan dua varians sebagai berikut: 1 Jika dua kelompok mempunyai varians yang sama s 1 2 = s 2 2 digunakan rumus t hitung . t hitung = X 1 X 2 dengan s =  n 1  1  s 1   n 2  1  s  1 s   n 1 1    n 2  2 2 2 n 1  n 2  2 dk = n 1 + n 2 -2 Keterangan : = Rata-rata postes kelompok eksperimen . = Rata-rata postes kelompok kontrol. n 1 = Jumlah siswa kelompok eksperimen. n 2 = Jumlah siswa kelompok kontrol. 2 = Varians data kelompok eksperimen. 2 = Varians data kelompok kontrol. s = Simpangan baku gabungan. Kriteria pengujian kedua hipotesis adalah diterima jika dan tolak jika t memiliki harga-harga lain. Derajat kebebasan untuk daftar distribusi t ialah dengan peluang . 2 Jika dua kelompok mempunyai varians yang tidak sama s 1 2 ≠ s 2 2 digunakan rumur t’: √ Kriteria pengujian adalah, tolak jika Terima jika terjadi sebaliknya, dengan Peluang untuk penggunaan daftar distribusi t ialah , sedangkan dk- nya masing-masing dan . 3.9.1.3.2. Uji Normalized Gain Uji N-gain digunakan untuk mengetahui besar peningkatan pemahaman konsep siswa berdasarkan nilai pretes dan postes. rumus N-gain dari Hake 1998 yang dituliskan sebagai berikut; Dimana: = Rata-rata nilai pretes = Rata-rata nilai postes Tabel 3.17 Kriteria Penilaian Faktor Gain Nilai Kriteria Tinggi Sedang Rendah 3.9.1.3.3. Uji Paired Sample Uji paired sample digunakan untuk mengetahui taraf signifikansi peningkatan dari nilai pretes dan postes. Hipotesis yang diajukan adalah: = Tidak terdapat perbedaan peningkatan yang signifikan. = Terdapat perbedaan peningkatan yang signifikan. Rumus yang digunakan menurut Sudijono 2006: 305 adalah: ⁄ √ = Mean of difference Nilai rata-rata hitung dari beda atau selisih pretes dan postes. = Standar kesesatan dari mean of difference. = √ Standar deviasi dari perbedaan skor pretes dan postes. = Jumlah beda selisih antara skor pretes dan postes. N = Jumlah siswa. Kriteria pengujian adalah dengan mengambil dan dk= N-1, jika maka Hipotesis nihil ditolak dalam arti lain terdapat perbedaan peningkatan yang signifikan.

3.9.2 Analisis Data Non-tes Sikap Ilmiah

Analisis data sikap ilmiah menggunakan analisis statistika uji normalized gain dan uji paired sample. Setelah skor sikap ilmiah awal dan akhir dari lembar observasi dan angket diperoleh, selanjutnya skor dari lembar observasi dan angket digabung berdasarkan dimensi sikap ilmiah respek terhadap datafakta, ingin tahu, berpikir kritis, penemuan dan kreativitas, berpikiran terbuka dan kerjasama, ketekunan, dan peka terhadap lingkungan sekitar.

3.9.2.1 Uji Normalized Gain

Peningkatan sikap ilmiah siswa menggunakan rumus N-gain dari Hake yang dituliskan sebagai berikut: Dimana, = Rata-rata nilai pretes = Rata-rata nilai postes Kriteria Penilaian Faktor Gain dapat dilihat pada Tabel 3.17.

3.9.2.2 Uji Paired Sample

Taraf signifikansi peningkatan sikap ilmiah sebelum dan sesudah diberikan perlakuan diukur menggunakan uji paired sample. Hipotesis yang diajukan adalah: = Tidak terdapat perbedaan peningkatan yang signifikan. = Terdapat perbedaan peningkatan yang signifikan. Rumus yang digunakan menurut Sudijono 2006: 305 adalah ⁄ √ = Mean of difference Nilai rata-rata hitung dari beda atau selisih pretes dan postes. = Standar kesesatan dari mean of difference. = √ Deviasi standar dari perbedaan skor pretes dan postes. = Jumlah beda selisih antara skor pretes dan postes. N = Jumlah siswa. Kriteria pengujian adalah dengan mengambil dan dk= N-1, jika maka Hipotesis nihil ditolak dalam arti lain terdapat perbedaan peningkatan yang signifikan.

3.9.2.3 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui persebaran nilai sikap ilmiah yang diperoleh kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil persebaran ini kemudian dinyatakan dalam kategori tertentu. Rumus yang digunakan adalah: Depdiknas, 2007: 16

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS PEMBELAJARANKONTEKSTUAL BERBANTUAN MEDIA SIMULASI VIRTUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS X

0 15 148

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN Peningkatan Pemahaman Konsep Siswa Melalui Model Pembelajaran Discovery Learning Berbantuan Lembar Kerja Siswa (LKS) Pada Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Datar (PTK Siswa Kelas VIII Semester G

0 4 13

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING BERBANTUAN LEMBAR Peningkatan Pemahaman Konsep Siswa Melalui Model Pembelajaran Discovery Learning Berbantuan Lembar Kerja Siswa (LKS) Pada Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi D

0 3 15

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN RUANG DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI Peningkatan Aktivitas Dan Pemahaman Konsep Bangun Ruang Dalam Pembelajaran Matematika Melalui Model Pembelajaran Van Hiele (PTK Pembelajaran Matematika Siswa K

0 2 18

PENGGUNAAN PETA KONSEP BERBANTUAN MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA SMP.

3 14 38

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KONSEPTUAL INTERAKTIF BERBANTUAN MEDIA CMAPTOOLS TERHADAP KUANTITAS MISKONSEPSI DAN PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA SMA.

5 5 36

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK KECIL BERBANTUAN LEMBAR KERJA SISWA

0 0 10

LEARNING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA DI KELAS VIII

0 0 88

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP FISIKA DAN AKTIVITAS MAHASISWA MELALUI PhET SIMULATION

0 0 6

PENERAPAN AKTIVITAS AESOP’S BERBANTUAN GUIDANCE WORKSHEET UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP FISIKA DAN SIKAP ILMIAH

0 0 10