Aktivitas Aesop ’s berbantuan Guidance Worksheet

Pada penelitian ini digunakan empat aktivitas dari tujuh belas jenis Aktivitas Ae sop’s yang dianggap tepat untuk pembelajaran tingkat sekolah menengah yaitu 1 keterampilan berpikir berbasis observasi, 2 logika hipotesis-deduktif, 3 analisis data, dan 4 inkuiri terbimbing. Empat aktivitas ini merupakan langkah awal dari Aktivitas Ae sop’s yang diharapkan akan tepat digunakan untuk membangun pribadi siswa menjadi saintis muda. Surekso 2013: 9 berpendapat empat aktivitas ini dipilih dengan pertimbangan bahwa aktivitas tersebut merupakan aktivitas yang sesuai diterapkan dalam kegiatan pembelajaran sains dan dapat menunjang prinsip dari pembelajaran sains. 1. Ketrampilan Berpikir Berbasis Observasi Observasi yaitu “melakukan penelitian, pengamatan apa yang terjadi. Dengan kata lain siswa diajak untuk melakukan percobaan, untuk menguji kebenaran prediksi yang mereka sampaika n” Restami, 2013: 8. 2. Logika Hipotesis-Deduktif Wisudawati Sulistyowati 2014:117 menjelaskan berpikir deduktif merupakan cara berpikir dengan menggunakan silogisme yang terdiri premis, yaitu dasar untuk menarik kesimpulan sebagai pernyataan akhir yang mengandung kebenaran. Hal ini menunjukkan dalam mengambil suatu hipotesis, haruslah bertolak dari suatu teori, prinsip, ataupun kesimpulan yang dianggap benar dan bersifat umum yang kemudian diterapkan pada fenomena-fenomena yang khusus. 3. Kemampuan Analisis Data Kemampuan analisis termasuk dalam taksonomi Bloom bagian ranah kognitif. Kemampuan analisis dapat diartikan sebagai kemampuan memecah materi menjadi bagian-bagian pokok dan mendiskripsikan bagaimana bagian- bagian tersebut dihubungkan satu sama lain maupun menjadi sebuah struktur keseluruhan atau tujuan Kuswana, 2012: 118. Pentingnya kemampuan analisis dijelaskan oleh Prabhuswamy et al. dalam Surekso 2013: 10 yaitu membuat seseorang lebih peka terhadap masalah yang terjadi disekitarnya. 4. Inkuiri Terbimbing Vlasi Alexandra 2013: 494 menjelaskan inkuiri terbimbing adalah metode berbasis konstruktivisme yang berpusat pada aktivitas siswa. Siswa diarahkan untuk menyelesaikan permasalahan atau menemukan jawaban. Untuk penemuan solusi permasalahan, siswa menerapkan metode yang telah mereka pelajari konstruktivisme. Mereka menggunakan pola pemikiran prespektif dan analogi. Siswa melakukan kegiatan eksplorasi sementara guru membimbing selama penelitian. Sehingga inkuiri dapat diartikan sebagai proses bertanya, menyelidiki dan mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan ilmiah yang telah diajukan. Wisudawati Sulistyowati 2013: 84 menjelaskan pada tingkat ini guru berperan menentukan topik penelitian yang akan dilakukan, mengembangkan pertanyaan terkait, menentukan prosedur yang harus dilaksanakan siswa, membimbing siswa dalam menganalisis data dan menyediakan worksheet yang telah dibentuk kolom-kolom sehingga siswa cukup melengkapi. Berdasarkan penjabaran dari empat Aktivitas Ae sop’s, dibutuhkan suatu media pembelajaran untuk membimbing siswa melaksanakan aktivitas ini agar terarah pada tujuan goal directed. Sistem pengajaran jenis ini dapat dikategorikan sebagai sistem pengajaran berprogram. Menurut Santyasa 2007: 14, Pengajaran berprogram adalah salah satu sistem penyampaian pengajaran dengan media cetak yang memungkinkan siswa belajar secara individual sesuai dengan kemampuan dan kesempatan belajarnya serta memperoleh hasil sesuai dengan kemampuannya juga. Lebih lanjut media pembelajaran cetak terprogram ini dikenal sebagai Guidance Worksheet. Guidance Worksheet pada penelitian ini akan berisi kegiatan yang dibagi menurut langkah-langkah, pada setiap halaman terdiri dari beberapa langkah. Santyasa 2007: 14 menjelaskan pada setiap langkah ada bagian yang harus diisi oleh siswa sebagai tes. Penjelasan dan pertanyaan yang terdapat pada setiap langkah dibuat sedemikian rupa sehingga memberi peluang kepada siswa untuk menjawab secara benar. Di akhir program diadakan tes untuk menilai keberhasilan pencapaian tujuan program. Di dalam Guidance Worksheet disajikan materi singkat yang disertai dengan panduan observasi, pertanyaan-pertanyaan, dan tugas-tugas kelompok yang harus dikonsultasikan dengan guru. Aktivitas tersebut dapat meningkatkan kognitif, afektif dan psikomotorik siswa terutama pemahaman konsep dan sikap ilmiah siswa sehingga terarah pada tujuan goal directed yang sesuai dengan pendekatan pembelajaran Aktivitas Ae sop’s.

2.1.4 Materi Kalor

Materi kalor merupakan salah satu materi yang termasuk dalam materi fisika yang banyak mengalami miskonsepsi. Suparno 2013: 19 menjelaskan contoh miskonsepsi yang dilakukan siswa pada konsep suhu dan kalor, banyak siswa yang menyatakan suatu benda yang memiliki suhu lebih tinggi memiliki kalor yang lebih tinggi pula. Mereka menyamakan begitu saja pengertian suhu dengan kalor. Misalnya sebuah besi dengan massa 10 gram dan sebuah aluminium dengan massa 10 kg dipanaskan dari . Dengan sumber yang sama besi dipanaskan sampai , sedangkan aluminium dipanaskan sampai . Pertanyaannya manakan bahan yang membutuhkan kalor lebih besar pada saat waktu t. Siswa secara otomatis menyatakan besi membutuhkan kalor lebih besar dari aluminium karena suhu akhir besi lebih besar dari suhu akhir aluminium. Miskonsepsi terjadi karena siswa tidak mempertimbangkan massa dan kapasitas panas masing-masing bahan menurut rumusan kalor. Dikarenakan adanya miskonsepsi ini, dilaksanakan suatu penelitian menggunakan materi kalor. Subbab materi yang akan digunakan sebagai bahan penelitian adalah: 1 pengaruh kalor terhadap perubahan suhu benda, 2 pengaruh perubahan suhu benda terhadap ukuran benda, 3 pengaruh kalor terhadap perubahan wujud benda dan 4 perpindahan kalor secara konduksi, konveksi dan radiasi.

2.1.4.1 Pengaruh Kalor terhadap Perubahan Suhu Benda

Secara induktif, makin besar kenaikan suhu suatu benda, makin besar pula kalor yang diserapnya. Selain itu, kalor yang diserap benda juga bergantung massa benda dan bahan penyusun benda. Secara matematis dapat di tulis seperti berikut: Keterangan: Q = Kalor yang diserapdilepas benda J. m = Massa benda kg. c = Kalor jenis benda Jkg°C. ∆T = Perubahan suhu °C.

2.1.4.2 Pengaruh perubahan suhu benda terhadap ukuran benda

Pemuaian merupakan gerakan atom penyusun benda karena mengalami pemanasan. Semakin panas suhu suatu benda, makin cepat getaran antar atom yang menyebar kesegala arah. Karena adanya getaran atom inilah yang menjadikan benda tersebut memuai kesegala arah. 1. Pemuaian pada Zat Padat a. Pemuaian Panjang Jika sebuah batang mempunyai panjang mula-mula , koefisien muai panjang , suhu mula-mula , lalu dipanaskan sehingga panjangnya menjadi , dan suhunya menjadi . Gambar 2.1 Pemuaian panjang

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS PEMBELAJARANKONTEKSTUAL BERBANTUAN MEDIA SIMULASI VIRTUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS X

0 15 148

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN Peningkatan Pemahaman Konsep Siswa Melalui Model Pembelajaran Discovery Learning Berbantuan Lembar Kerja Siswa (LKS) Pada Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Datar (PTK Siswa Kelas VIII Semester G

0 4 13

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING BERBANTUAN LEMBAR Peningkatan Pemahaman Konsep Siswa Melalui Model Pembelajaran Discovery Learning Berbantuan Lembar Kerja Siswa (LKS) Pada Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi D

0 3 15

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN RUANG DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI Peningkatan Aktivitas Dan Pemahaman Konsep Bangun Ruang Dalam Pembelajaran Matematika Melalui Model Pembelajaran Van Hiele (PTK Pembelajaran Matematika Siswa K

0 2 18

PENGGUNAAN PETA KONSEP BERBANTUAN MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA SMP.

3 14 38

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KONSEPTUAL INTERAKTIF BERBANTUAN MEDIA CMAPTOOLS TERHADAP KUANTITAS MISKONSEPSI DAN PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA SMA.

5 5 36

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK KECIL BERBANTUAN LEMBAR KERJA SISWA

0 0 10

LEARNING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA DI KELAS VIII

0 0 88

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP FISIKA DAN AKTIVITAS MAHASISWA MELALUI PhET SIMULATION

0 0 6

PENERAPAN AKTIVITAS AESOP’S BERBANTUAN GUIDANCE WORKSHEET UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP FISIKA DAN SIKAP ILMIAH

0 0 10