Pengaruh Kalor terhadap Perubahan Suhu Benda Pengaruh perubahan suhu benda terhadap ukuran benda

Secara matematis dapat di tulis seperti berikut: Keterangan: Q = Kalor yang diserapdilepas benda J. m = Massa benda kg. c = Kalor jenis benda Jkg°C. ∆T = Perubahan suhu °C.

2.1.4.2 Pengaruh perubahan suhu benda terhadap ukuran benda

Pemuaian merupakan gerakan atom penyusun benda karena mengalami pemanasan. Semakin panas suhu suatu benda, makin cepat getaran antar atom yang menyebar kesegala arah. Karena adanya getaran atom inilah yang menjadikan benda tersebut memuai kesegala arah. 1. Pemuaian pada Zat Padat a. Pemuaian Panjang Jika sebuah batang mempunyai panjang mula-mula , koefisien muai panjang , suhu mula-mula , lalu dipanaskan sehingga panjangnya menjadi , dan suhunya menjadi . Gambar 2.1 Pemuaian panjang Panjang batang setelah pemuaian adalah: Keterangan: = Pertambahan panjang batang = m. = Panjang mula-mula batang . = Panjang akhir batang . = Selisih suhu = . = Koefisien muai panjang . b. Pemuaian Luas Jika suatu benda berbentuk bujur sangkar tipis dengan sisi dipanaskan sehingga suhunya berubah sebesar , maka bujur sangkar akan memuai pada kedua sisinya seperti Gambar 2.2. Luas benda mula-mula adalah Gambar 2.2 Pemuaian Luas Karena setiap sisi memuai sebesar , maka akan membentuk bujur sangkar baru dengan sisi l o + . Jadi luas akhir benda adalah: Karena cukup kecil, maka nilai 2 mendekati nol sehingga dapat diabaikan. Dengan anggapan ini diperoleh luas benda saat dipanaskan seperti berikut ini. Dengan memasukkan l o , , dengan perubahan luas akibat pemuaian maka luas akhir benda setelah pemuaian menjadi Nilai kemudian dikenal sebagai koefisien muai luas , sehingga diperoleh Dengan = Pertambahan luas benda = m 2 . A = Luas akhir m 2 . A o = Luas mula-mula m 2 . = , koefisien muai luas o C -1 atau K -1 . = Selisih suhu o C atau K. c. Pemuaian Volume Jika suatu benda berbentuk kubus dengan sisi l o dipanaskan sehinnga suhunya berubah menjadi , maka kubus akan memuai pada ketiga sisinya seperti Gambar 2.3. Volume benda awal adalah . l o Gambar 2.3 Pemuaian volume Karena setiap sisi memuai sebesar , maka akan terbentuk kubus baru dengan sisi l o + . Jadi volume akhir benda adalah Mengingat cukup kecil, maka nilai 2 dan 3 mendekati nol sehingga dapat diabaikan. Menggunakan anggapan ini, kita peroleh volume akhir benda setelah pemuaian menjadi Dengan memasukkan l o , , maka volume akhir benda setelah pemuaian menjadi Nilai kemudian dikenal sebagai koefisien muai volume , sehingga diperoleh Perubahan volume akibat pemuaian adalah Dengan, V = Volume akhir m 3 . V o = Volume mula-mula m 2 . = 3 , koefisien muai volume o C -1 atau K -1 . = Perbedaan suhu o C atau K.

2.1.4.3 Pengaruh kalor terhadap perubahan wujud benda

Kalor yang diserap benda digunakan untuk dua kemungkinan, yaitu untuk menaikkan suhu atau untuk mengubah wujud benda. Kalor yang dibutuhkan 1 kg zat untuk berubah wujud pada suhu tetap disebut kalor laten. Terdapat dua jenis kalor laten yaitu kalor laten lebur kalor lebur dan kalor laten didih kalor didih. Kalor lebur merupakan kalor yang dibutuhkan 1 kg zat untuk melebur. Kalor didih merupakan kalor yang dibutuhkan 1 kg zat untuk mendidih. Kalor yang dibutuhkan untuk melebur sejumlah zat yang massanya m dan kalor leburnya dirumuskan sebagai berikut Sementara itu, Kalor yang dibutuhkan untuk mendidihkan sejumlah zat yang massanya m dan kalor didihnya dirumuskan sebagai berikut Keterangan = Kalor lebur = Kalor beku Jkg. = Kalor didih = Kalor embun Jkg. = Massa zat kg. = Kalor J.

2.1.4.4 Asas Black

Kalor berpindah dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah. Kalor merupakan energi yang dapat berpindah, prinsip ini merupakan prinsip hukum kekekalan energi. Hukum kekekalan energi pertama kali diajukan oleh Joseph Black 1728-1899 yaitu “pada pencampuran dua zat, banyaknya kalor yang dilepaskan oleh zat yang suhunya lebih tinggi sama dengan banyaknya kalor yang diserap oleh zat yang suhunya lebih rendah ”.

2.1.4.5 Perpindahan Kalor

1. Perpindahan Kalor secara Konduksi Konduksi adalah perpindahan kalor melalui suatu zat tanpa disertai perpindahan partikel-partikel zat tersebut. Pada perpindahan kalor secara konduksi, energi termal dipindahkan melalui interaksi antara atom-atom atau molekul walaupun atom-atom atau molekul tersebut tidak berpindah.

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS PEMBELAJARANKONTEKSTUAL BERBANTUAN MEDIA SIMULASI VIRTUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS X

0 15 148

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN Peningkatan Pemahaman Konsep Siswa Melalui Model Pembelajaran Discovery Learning Berbantuan Lembar Kerja Siswa (LKS) Pada Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Datar (PTK Siswa Kelas VIII Semester G

0 4 13

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING BERBANTUAN LEMBAR Peningkatan Pemahaman Konsep Siswa Melalui Model Pembelajaran Discovery Learning Berbantuan Lembar Kerja Siswa (LKS) Pada Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi D

0 3 15

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN RUANG DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI Peningkatan Aktivitas Dan Pemahaman Konsep Bangun Ruang Dalam Pembelajaran Matematika Melalui Model Pembelajaran Van Hiele (PTK Pembelajaran Matematika Siswa K

0 2 18

PENGGUNAAN PETA KONSEP BERBANTUAN MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA SMP.

3 14 38

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KONSEPTUAL INTERAKTIF BERBANTUAN MEDIA CMAPTOOLS TERHADAP KUANTITAS MISKONSEPSI DAN PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA SMA.

5 5 36

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK KECIL BERBANTUAN LEMBAR KERJA SISWA

0 0 10

LEARNING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA DI KELAS VIII

0 0 88

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP FISIKA DAN AKTIVITAS MAHASISWA MELALUI PhET SIMULATION

0 0 6

PENERAPAN AKTIVITAS AESOP’S BERBANTUAN GUIDANCE WORKSHEET UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP FISIKA DAN SIKAP ILMIAH

0 0 10