Sikap Ilmiah Landasan Teori
science ”. Sikap yang pertama mengacu pada sikap terhadap sains sedangkan sikap
yang kedua mengacu pada sikap yang melekat dalam diri siswa setelah mempelajari sains. Dari pandangan Harlen di atas, sikap ilmiah dikelompokkan
menjadi dua yaitu; 1 seperangkat sikap yang menekankan sikap tertentu terhadap sains sebagai suatu cara memandang dunia serta dapat berguna bagi
pengembangan karir di masa datang, dan 2 seperangkat sikap yang jika diikuti akan membantu proses pemecahan masalah.
Karhami 1998: 6 menyatakan hakikat belajar fisika tentu saja tidak cukup sekedar mengingat dan memahami temuan saintis. Akan tetapi yang juga penting
adalah pembiasaan perilaku saintis dalam mencari temuan ilmiah. Untuk keperluan ini, anak sekolah menengah perlu diperlakukan sebagai seorang saintis
muda di kelas selama pembelajaran fisika berlangsung. Harlen dalam kutipan Anwar 2009: 107-108 membuat pengelompokan
sikap ilmiah siswa mencakup kedua pengelompokan yang dikemukakan oleh Gegga dan American Association for Advancement of Science AAAS dan
peneliti mencoba memasukkan pendapat Pitafi Farooq 2012: 383 untuk melihat kesamaan dimensi yang ada. Secara singkat pengelompokan sikap ilmiah
siswa dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Pengelompokan Sikap Ilmiah Siswa Gegga 1997 Harlen 1996 AAAS 1993
Pitafi Farooq 2012
Sikap ingin tahu
Sikap ingin tahu Sikap ingin
tahu Sikap ingin tahu
Sikap penemuan
Sikap respek terhadap data
Sikap jujur Sikap kejujuran intelektual
Sikap berpikir kritis
Sikap teguh pendirian
Sikap refleksi kritis Sikap berpikiran
terbuka Sikap ketekunan Sikap keragu-
raguan Sikap berpikir
kritis
Sikap rasional Sikap bekerjasama Sikap rendah hati
Sikap berpikiran terbuka
Sikap kreatifitas dan penemuan
Sikap peka terhadap lingkungan
Sikap berpikiran terbuka
Sikap objektif Sikap keinginan
untuk menangguhkan
penilaian
Dari berbagai pendapat para ahli dimaksud terdapat beberapa kesamaan dimensi namun dengan nama yang berbeda. Seperti penjelasan dari Anwar 2009:
106, bahwa pengelompokan sikap ilmiah oleh para ahli cukup bervariasi, meskipun kalau ditelaah lebih jauh hampir tidak ada perbedaan yang berarti.
Variasi muncul hanya dalam penempatan dan penamaan sikap ilmiah yang menonjol.
Sehingga pada penelitian ini digunakan dimensi sikap ilmiah beserta pengelompokan indikator skala sikap ilmiah menurut kategori Harlen W.
Tabel 2.3 Dimensi dan Indikator Sikap Ilmiah menurut Harlen W Dimensi Indikator
Sikap ingin tahu Analisis mencari jawaban Perhatian pada obyek yang diamati
Antusias pada proses Sains Menanyakan setiap langkah kegiatan
Sikap respek terhadap datafakta
Obyektifjujur Tidak memanipulasi data
Tidak berburuk sangka Mengambil keputusan sesuai fakta
Tidak mencampur fakta dengan pendapat Sikap berpikir kritis Meragukan temuan teman
Menanyakan setiap perubahanhal baru Mengulangi kegiatan yang dilakukan
Tidak mengabaikan data meskipun kecil Sikap penemuan dan
kreativitas
Sikap berpikiran terbuka dan kerjasama
Menggunakan fakta-fakta untuk dasar konklusi Menunjukkan laporan berbeda dengan teman
kelas Merubah pendapat dalam merespons terhadap
fakta Menggunakan alat tidak seperti biasanya
Menyarankan percobaan-percobaan baru Menguraikan konklusi baru hasil pengamatan
Menghargai pendapattemuan orang lain Mau merubah pendapat jika data kurang
Menerima saran dari teman Tidak merasa selalu benar
Menganggap setiap kesimpulan adalah tentative
Berpartisipasi aktif dalam kelompok Sikap ketekunan Melanjutkan meneliti sesudah
“kebaruannya” hilang
Mengulangi percobaan meskipun berakibat kegagalan
Melengkapi satu kegiatan meskipun teman
kelasnya selesai lebih awal Sikap peka terhadap
lingkungan sekitar Perhatian terhadap peristiwa sekitar
Partisipasi pada kegiatan sosial Menjaga kebersihan lingkungan sekolah
Sumber: Anwar 2009: 108-109
Berdasarkan Tabel 2.3 indikator-indikator skala yang dimaksud dapat dikembangkan guna memudahkan menyusun butir instrumen skala sikap ilmiah.