Sementara itu, Kalor yang dibutuhkan untuk mendidihkan sejumlah zat yang massanya m dan kalor didihnya dirumuskan sebagai berikut
Keterangan = Kalor lebur = Kalor beku Jkg.
= Kalor didih = Kalor embun Jkg. = Massa zat kg.
= Kalor J.
2.1.4.4 Asas Black
Kalor berpindah dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah. Kalor merupakan energi yang dapat berpindah, prinsip ini merupakan
prinsip hukum kekekalan energi. Hukum kekekalan energi pertama kali diajukan oleh Joseph Black 1728-1899 yaitu
“pada pencampuran dua zat, banyaknya kalor yang dilepaskan oleh zat yang suhunya lebih tinggi sama dengan banyaknya
kalor yang diserap oleh zat yang suhunya lebih rendah ”.
2.1.4.5 Perpindahan Kalor
1. Perpindahan Kalor secara Konduksi Konduksi adalah perpindahan kalor melalui suatu zat tanpa disertai
perpindahan partikel-partikel zat tersebut. Pada perpindahan kalor secara konduksi, energi termal dipindahkan melalui interaksi antara atom-atom atau
molekul walaupun atom-atom atau molekul tersebut tidak berpindah.
Laju perpindahan kalor secara konduksi pada suatu benda yang ujung- ujungnya memiliki suhu T
1
dan T
2
dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut
Keterangan: T
1
= Ujung batang logam bersuhu tinggi °C. T
2
= Ujung batang logam bersuhu rendah °C. A = Luas penampang hantaran kalor dan batang logam m
2
. l = Panjang batang m.
k = Konduktivitas kalor Js m °C. 2. Perpindahan Kalor secara Konveksi
Perpindahan kalor secara konveksi adalah perpindahan kalor yang disertai dengan perpindahan partikel-partikel zat. Konveksi biasanya
dibedakan menjadi konveksi alamiah dan konveksi paksa. Pada konveksi alamiah, aliran fluida terjadi karena perbedaan massa jenis, sedangkan pada
konveksi paksa aliran fluida diarahkan secara sengaja untuk tujuan tertentu menggunakan alat.
Laju perpindahan kalor secara konveksi bergantung pada luas permukaan yang bersentuhan, dan perbedaan suhu antara fluida dengan
benda. Banyaknya kalor yang dialirkan secara konveksi dapat dirumuskan sebagai berikut.