Refleksi Deskripsi Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus II

membimbing siswa secara klasikal dan individu. Pada indikator memberikan penguatan tahap publishing, guru mendapat skor 4, ditunjukkan dengan deskriptor guru dapat memberikan penguatan lebih dari satu kali dengan penguatan yang bervariasi. Indikator yang terakhir yaitu menutup pelajaran. Pada indikator ini guru mendapat skor 4, ditunjukkan dengan deskriptor guru menutup pelajaran dengan salam dan pesan disertai lagu atau yel yang menarik. Berdasarkan tabel hasil pengamatan aktivitas guru dalam proses pembelajaran pada siklus II dapat dilihat jumlah skor yang diperoleh guru yaitu 35 dengan kriteria sangat baik A.

c. Refleksi

Refleksi pembelajaran mengarang deskripsi melalui penerapan pendekatan whole language dengan menulis terbimbing pada siklus II difokuskan dua hal, yaitu : 1 refleksi pada hasil keterampilan mengarang deskripsi, dan 2 refleksi pada proses pembelajaran yang meliputi aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran. Refleksi pertama pada hasil keterampilan mengarang deskripsi, yaitu hasil tes menunjukkan bahwa materi mengarang deskripsi secara klasikal siswa sudah mencapai ketuntasan belajar dengan jumlah rata- rata 80,17 dari KKM 63, dengan penjabaran sebagai berikut : 1 aspek ketepatan penggunaan kata, rata-rata skor yang diperoleh yaitu 3,38 dengan persentase 67,5; 2 aspek ketepatan penggunaan kalimat, rata- rata skor yang diperoleh yaitu 3,75 dengan persentase 75; 3 aspek ketepatan penulisan ejaan dan tanda baca, rata-rata skor yang diperoleh yaitu 3,67 dengan persentase 73,3; 4 aspek kesesuaian isi dengan kerangka karangan, rata-rata skor yang diperoleh yaitu 4,58 dengan persentase 91,7; 5 aspek kesesuaian isi dengan ragam karangan, rata- rata skor yang diperoleh yaitu 4,71 dengan persentase 94,2. Secara klasikal, rata-rata nilai sudah mencapai ketuntasan belajar. Siswa sudah mencapai ketuntasan belajar individu yang ditunjukkan dengan 21 siswa atau 87,5 yang mendapat nilai lebih dari 63 dan mendapat kriteria tuntas, sedangkan 3 siswa atau 12,5 mendapat nilai kurang dari 63 dan mendapat kriteria tidak tuntas. Refleksi kedua yaitu pada tahap proses pembelajaran yang meliputi aktivitas siswa dan guru. Pada tahap ini dapat dilihat dari hasil pengamatan aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran dengan menggunakan alat pengumpul data berupa lembar pengamatan aktivitas siswa dan guru. Berdasarkan hasil pada lembar pengamatan, untuk aktivitas siswa meliputi enam indikator pengamatan, yaitu 1 antusias mengikuti pembelajaran pada tahap prewriting, siswa yang mendapat skor empat sejumlah 17 siswa dengan dan 7 siswa belum mendapat skor empat; 2 dapat menuangkan idegagasan pada tahap drafting, siswa yang mendapat skor empat sejumlah 22 siswa dan 2 siswa belum mendapat skor empat; 3 memahami konsep materi pada tahap revising, siswa yang mendapat skor empat sejumlah 19 siswa dan 5 siswa belum mendapat skor empat; 4 dapat mengemukakan kesalahan dalam penulisan tahap penyuntingan atau editing, siswa yang mendapat skor empat sejumlah 15 siswa dan 9 siswa belum mendapat skor empat; 5 dapat berdiskusi dengan teman pada tahap sharing, siswa yang mendapat skor empat sejumlah 10 siswa dan 14 siswa belum mendapat skor empat; 6 dapat melakukan perbaikan dan memasang karya pada tahap publishing, siswa yang mendapat skor empat sejumlah 10 siswa dan 14 siswa belum mendapat skor empat. Aktivitas guru dalam pembelajaran meliputi sembilan indikator. Dari sembilan indikator terdapat delapan indikator yang memperoleh skor empat yaitu: indikator melakukan apersepsi, menyampaikan tujuan dan kegiatan pembelajaran, menjelaskan materi pembelajaran, memberikan contoh, memberi tugas dengan penjelasan, melakukan tanya jawab, memberikan penguatan, serta menutup pelajaran. Sedangkan satu indikator mendapat skor tiga, yaitu: membimbing siswa dalam melakukan perbaikan.

d. Revisi

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL CONCEPT SENTENCE BERBANTUAN FLASH CARD UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI SISWA KELAS II SDN PAKINTELAN 03 KOTA SEMARANG

1 10 193

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN WHOLE LANGUAGE DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA KELAS V SDN SEKARAN 02 SEMARANG

0 9 352

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V

0 4 47

PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI PADA SISWA KELAS V SDN MEKARSARI 3 KECAMATAN PANIMBANG KABUPATEN PANDEGLANG.

0 1 36

IMPLEMENTASI PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN BAGI SISWA KELAS V DI SDN PASIRWANGI KABUPATEN BANDUNG BARAT.

0 0 37

(ABSTRAK) IMPLEMENTASI PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE DENGAN MENULIS TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGARANG DESKRIPSI SISWA KELAS V SDN 05 TAMBAKAJI KOTA SEMARANG.

0 0 2

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGAPRESIASIKAN PUISI MELALUI PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE.

0 2 6

Peningkatan Keterampilan Menulis Deskripsi Melalui Pendekatan Whole Language Pada Siswa Kelas Iic Sd Djama’atul Ichwan Surakarta Tahun 2015/2016 Jurnal

0 0 5

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE BERBANTUAN AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS V SD 2 SIDOREKSO KUDUS

0 0 25

JURNAL PENERAPAN PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE KOMPONEN JURNAL WRITING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS SISWA KELAS V SDN 7 MATARAM TAHUN AJARAN 20132014

0 0 13