Tes Pratulis Tes Menulis Terpadu

d. Berorientasi pada tujuan, artinya evaluasi disusun dan disesuaikan dengan tujuan pengajaran bahasa Indonesia. e. Objektif, artinya penilaian harus menghindarkan diri dari unsur- unsur yang bersifat subjektif sehingga hasil evaluasi dapat meng- gambarkan aspek-aspek yang sebenarnya diukur. f. Terbuka, artinya hasil penilaian dapat diketahui oleh semua pihak, siswa, orang tua, dan masyarakat. g. Kesesuaian, artinya evaluasi harus sesuai dengan pendekatan kegiata belajar bahasa Indonesia. h. Bersifat mendidik, artinya hasil penilaian dapat digunakan untuk membimbing dan memberi dorongan kepada siswa untuk lebih meningkatkan prestasi belajar. Santosa, dkk. 2008: 7.9 mengemukakan bahwa beberapa tes yang biasa digunakan dalam pembelajaran menulis adalah tes pratulis, tes menulis terpadu, dan tes menulis bebas. Tes-tes tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.

a. Tes Pratulis

Santosa dkk. 2008 mengemukakan bahwa tes pratulis dinamakan juga tes respons terbatas. Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menggunakan kosakata dan struktur dalam menulis. Santosa dkk. 2008 juga menyatakan bahwa tes ini mudah disusun dan hanya dapat diberikan di kelas rendah. Tes ini tidak dapat mengukur kemampuan menulis yang sebenarnya. Wujudnya berupa penggabungan kalimat atau penyu- sunan kalimat dengan menggunakan kata-kata yang diberikan secara acak. Contoh : 1 Gabungkanlah kedua kalimat ini dengan menggunakan kata “sehingga” a Dia sakit. Dia tidak dapat berangkat ke sekolah. b Dia lapar. Dia pergi ke warung makan. 2 Susunlah kata-kata berikut menjadi kalimat yang baik a kopi – minum – tidak – saya - suka b pisang – makan – roti – saya - suka

b. Tes Menulis Terpadu

Pelaksanaan tes ini berupa tugas bagi siswa untuk menu- liskan kembali dengan kata-katanya sendiri paragraf atau cerita yang telah dibacanya atau dibacakan guru Santosa dan kawan- kawan, 2008: 7.9. Santosa dkk. 2008 juga menyatakan bahwa tes ini dapat disusun dengan mudah dan cepat serta dapat digunakan untuk mengukur kemampuan menulis siswa secara lebih efektif, sebab guru dapat mengontrol dengan bahasa siswa yang tidak siap menulis dengan bahasanya sendiri. Kelemahannya, tes ini tidak mengukur kemampuan siswa dalam menyusun organisasi tulisan dan penilaiannya pun memakan banyak waktu. Contoh: SEMUT DAN KEPOMPONG Di suatu hutan yang rindang, hidup berbagai binatang buas dan jinak. Ada kelinci, burung, kucing, capung, kupu-kupu dan yang lainnya. Pada suatu hari, hutan dilanda badai yang sangat dahsyat. Angin bertiup sangat kencang, menerpa pohon dan daun- daun. Kraak terdengar bunyi dahan-dahan berpatahan. Banyak hewan yang tidak dapat menyelamatkan dirinya, kecuali si semut yang berlindung di dalam tanah. Badai baru berhenti ketika pagi menjelang. Matahari kembali bersinar hangatnya. Tiba-tiba dari dalam tanah muncul seekor semut. Si semut terlindung dari badai karena ia bisa masuk ke sarangnya di dalam tanah. Ketika sedang berjalan, ia melihat seekor kepompong yang tergeletak di dahan daun yang patah. Si semut bergumam, “Hmm, alangkah tidak enaknya menjadi kepompong, terkurung dan tidak bisa kemana-mana”. “Menjadi kepompong memang memalukan”. “Coba lihat aku, bisa pergi ke mana saja ku mau”, ejek semut pada kepompong. Semut terus mengulang perkataannya pada setiap hewan yang berhasil ditemuinya. Beberapa hari kemudian, semut berjalan di jalan yang berlumpur. Ia tidak menyadari kalau lumpur yang diinjaknya bisa menghisap dirinya semakin dalam. “Aduh, sulit sekali berjalan di tempat becek seperti ini,” keluh semut. Semakin lama, si semut semakin tenggelam dalam lumpur. “Tolong tolong,” teriak si semut.“Wah, sepertinya kamu sedang kesulitan ya?” Si semut terheran mendengar suara itu. Ia memandang kesekelilingnya mencari sumber suara. Dilihatnya seekor kupu-kupu yang indah terbang mendekatinya. “Hai, semut aku adalah kepompong yang dahulu engkau ejek. Sekarang aku sudah menjadi kupu-kupu. Aku bisa pergi ke mana saja dengan sayapku. Lihat sekarang kau tidak bisa berjalan di lumpur itu kan?” “Yah, aku sadar. Aku mohon maaf karena telah mengejekmu. Maukah kau menolongku sekarang?” kata si semut pada kupu-kupu. ……………………………………………………………… Pakde Sofa, 2010 dalam http:massofa.wordpress.com Tulislah dengan kata-katamu sendiri isi dari cerita tersebut

c. Tes Menulis Bebas

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL CONCEPT SENTENCE BERBANTUAN FLASH CARD UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI SISWA KELAS II SDN PAKINTELAN 03 KOTA SEMARANG

1 10 193

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN WHOLE LANGUAGE DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA KELAS V SDN SEKARAN 02 SEMARANG

0 9 352

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V

0 4 47

PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI PADA SISWA KELAS V SDN MEKARSARI 3 KECAMATAN PANIMBANG KABUPATEN PANDEGLANG.

0 1 36

IMPLEMENTASI PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN BAGI SISWA KELAS V DI SDN PASIRWANGI KABUPATEN BANDUNG BARAT.

0 0 37

(ABSTRAK) IMPLEMENTASI PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE DENGAN MENULIS TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGARANG DESKRIPSI SISWA KELAS V SDN 05 TAMBAKAJI KOTA SEMARANG.

0 0 2

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGAPRESIASIKAN PUISI MELALUI PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE.

0 2 6

Peningkatan Keterampilan Menulis Deskripsi Melalui Pendekatan Whole Language Pada Siswa Kelas Iic Sd Djama’atul Ichwan Surakarta Tahun 2015/2016 Jurnal

0 0 5

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE BERBANTUAN AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS V SD 2 SIDOREKSO KUDUS

0 0 25

JURNAL PENERAPAN PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE KOMPONEN JURNAL WRITING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS SISWA KELAS V SDN 7 MATARAM TAHUN AJARAN 20132014

0 0 13