mengetahui kebaikan dan kekurangan penulisan, penulis harus mengulagi dan memperbaiki kembali.
Bertolak dari paparan tersebut, maka kegiatan penyuntingan dan perbaikan karangan dapat dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut Suparno dan Yunus, 2007:1.25.
1 Membaca keseluruhan karangan.
2 Menandai hal-hal yang perlu diperbaiki, atau memberikan
catatan bila ada hal-hal yang harus diganti, ditambahkan, disempurnakan.
3 Melakukan perbaikan sesuai dengan temuan saat penyun-
tingan.
c. Manfaat Menulis
Banyak manfaat yang dapat dipetik dari menulis. Kemanfaatan itu di antaranya dalam hal Suparno dan Yunus,
2007: 1.4, yaitu: 1
peningkatan kecerdasan, 2
pengembangan daya inisiatif dan kreativitas, 3
penumbuhan keberanian, 4
pendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi.
Komaidi 2011 mengemukakan bahwa beberapa manfaat menulis adalah sebagai berikut.
1 Menimbulkan rasa ingin tahu curiocity dan melatih kepekaan
dalam melihat realitas di sekitar. 2
Mendorong penulis untuk mencari referensi sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang perihal yang
akan ditulis. 3
Berlatih untuk menyusun pemikiran dan argument secara runtut, sistematis, dan logis.
4 Secara psikologis akan mengurangi tingkat ketegangan dan
stress. 5
Mendapatkan kepuasan batin karena tulisan dianggap bermanfaat bagi orang lain.
6 Membuat penulis dikenal oleh publik.
Hernowo mengemukakan bahwa seorang ahli, Dr. Pennebaker menyebutkan beberapa manfaat menulis Komaidi,
2011: 10 adalah sebagai berikut. 1
Menulis menjernihkan pikiran. 2
Menulis mengatasi trauma. 3
Menulis membantu mendapatkan dan mengingat formasi baru. 4
Menulis membantu memecahkan masalah. 5
Menulis-bebas dapat membantu seseorang ketika terpaksa harus menulis.
Menurut Fatimah Mernisi, tokoh feminis Mesir, manfaat menulis adalah dapat mengencangkan kulit di wajah dan membuat
awet, serta bagi perempuan menambah kecantikan Komaidi, 2011: 11.
Berdasarkan beberapa pendapat mengenai manfaat menulis oleh para ahli, peneliti menyatakan bahwa menulis mempunyai
banyak manfaat baik secara intelektual, budaya, psikologis, dan ekonomis bagi orang yang melakukan kegiatan menulis.
d. Komponen Bahasa Tulisan
Menurut Suparno dan Yunus 2007 sebuah karangan tidak berdiri sendiri, melainkan terdiri dari beberapa komponen yang
mendukungnya. Bahasa tulisan terdiri dari komponen-komponen
sebagai berikut.
1 Ejaan, yang mencakup huruf, penulisan kata dan tanda baca.
Komponen ini disebut juga mekanisme tulisan atau ortografi suatu bahasa, yakni bagaimana bahasa itu harus tampil dalam
bentuk tulisan. 2
Kata dan makna, yang mencakup kata, ungkapan, istilah berikut ragam maknanya leksikal, strukural, denotataif, konotatif,
pergeseran makna. 3
Struktur kata, yang mencakup masalah bentuk-bentuk kata dan jenis-jenis kata. Perubahan bentuk kata akan menimbulkan
perubahan makna. 4
Struktur kalimat, yang mencakup masalah penyusunan kalimat menurut bentuk, jenis, dan lain-lain.
5 Struktur paragraf, yang mencakup komposisi sebuah paragraf,
ragam paragraf dan pertautan antar paragraf. 6
Gaya bahasa, yaitu cara seseorang menggunakan bahasa serta memperindahnya, untuk membuatnya lebih menarik dengan
jalan memilih struktur-struktur dengan kata-kata tertentu yang dapat memberikan efek-efek yang diinginkan.
7 Ragam bahasa, yaitu corak bahasa yang dipakai dilihat dari segi-
segi tertentu. Misalnya ada ragam baku dan tidak baku, lisan dan tulisan, sastra dan ilmiah, dan sebagainya.
9. Jenis Karangan dalam Pembelajaran Menulis