diperoleh pada indikator memberikan penguatan tahap publishing
, ditunjukkan dengan deskriptor guru dapat memberikan penguatan lebih dari satu kali. Indikator yang terakhir yaitu
menutup pelajaran. Pada indikator ini guru mendapat skor 4, ditunjukkan dengan deskriptor guru menutup pelajaran dengan
salam dan pesan disertai lagu atau yel yang menarik. Berdasarkan tabel hasil pengamatan aktivitas guru dalam
proses pembelajaran pada siklus I dapat dilihat jumlah skor yang diperoleh guru yaitu 32 dengan rata-rata kriteria sangat baik A.
Secara lebih rinci dapat dilihat pada data hasil pengamatan aktivitas guru siklus I dalam lampiran.
c. Refleksi
Refleksi pembelajaran mengarang deskripsi melalui penerapan pendekatan whole language dengan menulis terbimbing pada siklus I
difokuskan dua hal, yaitu : 1 refleksi pada hasil keterampilan mengarang deskripsi, dan 2 refleksi pada proses pembelajaran yang
meliputi aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran. Refleksi pertama pada hasil keterampilan mengarang deskripsi,
yaitu hasil tes menunjukkan bahwa materi mengarang deskripsi secara klasikal siswa sudah mencapai ketuntasan belajar dengan jumlah rata-
rata 71,83 dari KKM 63, dengan penjabaran sebagai berikut : 1 aspek ketepatan penggunaan kata, rata-rata skor yang diperoleh yaitu 2,88
dengan persentase 57,5; 2 aspek ketepatan penggunaan kalimat,
rata-rata skor yang diperoleh yaitu 3,50 dengan persentase 70; 3 aspek ketepatan penulisan ejaan dan tanda baca, rata-rata skor yang
diperoleh yaitu 2,88 dengan persentase 57,5; 4 aspek kesesuaian isi dengan kerangka karangan, rata-rata skor yang diperoleh yaitu 4,13
dengan persentase 82,5; 5 aspek kesesuaian isi dengan ragam karangan, rata-rata skor yang diperoleh yaitu 4,54 dengan persentase
90,8. Secara klasikal, rata-rata nilai sudah mencapai ketuntasan belajar. Siswa sudah mencapai ketuntasan belajar individu yang
ditunjukkan dengan 17 siswa atau 70,8 yang mendapat nilai lebih dari 63 dan mendapat kriteria tuntas, sedangkan 7 siswa atau 29,2
mendapat nilai kurang dari 63 dan mendapat kriteria tidak tuntas. Refleksi kedua yaitu pada tahap proses pembelajaran yang
meliputi aktivitas siswa dan guru. Pada tahap ini dapat dilihat dari hasil pengamatan aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran
dengan menggunakan alat pengumpul data berupa lembar pengamatan aktivitas siswa dan guru.
Berdasarkan hasil pada lembar pengamatan, untuk aktivitas siswa meliputi enam indikator pengamatan, yaitu 1 antusias
mengikuti pembelajaran pada tahap prewriting, siswa yang mendapat skor empat sejumlah 7 siswa dan 17 siswa belum mendapat skor
empat; 2 menuangkan idegagasan pada tahap drafting, siswa yang mendapat skor empat sejumlah 17 siswa dan 7 siswa belum mendapat
skor empat; 3 memahami konsep materi pada tahap revising, siswa
yang mendapat skor empat sejumlah 17 dan 7 siswa belum mendapat skor empat; 4 mengemukakan kesalahan dalam penulisan tahap
penyuntingan atau editing, siswa yang mendapat skor empat sejumlah 12 siswa dan 12 siswa belum mendapat skor empat; 5 berdiskusi
dengan teman pada tahap sharing, siswa yang mendapat skor empat sejumlah 4 siswa dan 20 siswa belum mendapat skor empat; 6 me-
lakukan perbaikan dan memasang karya pada tahap publishing, siswa yang mendapat skor empat sejumlah 6 siswa dan 18 siswa belum
mendapat skor empat. Aktivitas guru dalam pembelajaran meliputi sembilan
indikator. Dari sembilan indikator terdapat lima indikator yang memperoleh skor empat yaitu: indikator melakukan apersepsi,
memberikan contoh, memberi tugas dengan penjelasan, melakukan tanya jawab, serta menutup pelajaran. Sedangkan empat indikator lain
mendapat skor tiga, yaitu: menyampaikan tujuan dan kegiatan pembelajaran menjelaskan materi pembelajaran, membimbing siswa
dalam melakukan perbaikan, serta memberikan penguatan.
d. Revisi