katan yang dipandang lebih sesuai dengan hakikat dan fungsi bahasa, yakni pendekatan whole language, pendekatan komunikatif, pende-
katan kontekstual, dan pendekatan terpadu Hairuddin dan kawan- kawan, 2007: 2.3.
a. Pendekatan tujuan
Menurut Hairuddin dkk. 2007 pendekatan tujuan dilan- dasi oleh pemikiran bahwa dalam setiap kegiatan belajar mengajar
yang harus dipikirkan dan ditetapkan lebih dahulu adalah tujuan yang hendak dicapai. Dengan memperhatikan tujuan yang telah
ditetapkan dapat ditentukan metode yang akan digunakan dan teknik pengajaran yang akan diterapkan agar tujuan pembelajaran
tersebut dapat tercapai Hairuddin dan kawan-kawan, 2007: 2.4.
b. Pendekatan struktural
Hairuddin dkk. 2007 mengemukakan bahwa pendekatan struk-tural merupakan salah satu pendekatan dalam pembelajaran
bahasa yang dilandasi oleh asumsi yang menganggap bahasa sebagai kaidah. Atas dasar anggapan tersebut timbul pemikiran
bahwa pembelajaran bahasa harus menguta-makan penguasaan kaidah-kaidah bahasa atau tata bahasa. Oleh sebab itu,
pembelajaran bahasa perlu dititikberatkan pada pengetahuan tentang struktur bahasa yang tercakup dalam fonologi, morfologi,
dan sintaksis. Dalam hal ini pengetahuan tentang pola-pola
kalimat, pola kata, dan suku kata menjadi sangat penting Hairuddin dan kawan-kawan, 2007: 2.5.
c. Pendekatan keterampilan proses
Santosa dkk. 2008 mengemukakan bahwa keterampilan proses pada hakikatnya adalah suatu pengelolaan kegiatan belajar
mengajar yang berfokus pada pelibatan siswa secara aktif dan kreatif dalam proses pemerolehan hasil belajar. Santosa dkk.
2008 juga menyatakan bahwa pendekatan keterampilan proses ini dipandang sebagai pendekatan yang oleh banyak pakar paling
sesuai dengan pelaksanaan proses belajar mengajar di sekolah dalam menghadapi pertumbuhan dan perkenbangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia pun pendekatan keterampilan proses cocok untuk digunakan.
Apalagi, seperti kita ketahui, perkembangan bahasa Indonesia senantiasa mengalami perkembangan yang cepat, khususnya
dengan kosakata yang digunakan Santosa dan kawan-kawan, 2008: 2.21.
d. Pendekatan whole language
Whole language adalah suatu pendekatan pembelajaran
bahasa yang didasari oleh paham contructivism. Dalam whole language
, bahasa diajarkan secara utuh, tidak terpisah-pisah; menyimak, berbicara, membaca, menulis diajarkan secara terpadu
integrated sehingga siswa dapat melihat bahasa sebagai suatu kesatuan Santosa dan kawan-kawan, 2008: 2.16.
e. Pendekatan komunikatif