Suhu Kedalaman Kecerahan dan Padatan Tersuspensi TSS

Tabel 15 Nilai Produktitivitas primer gCm 3 hari perairan Teluk Tamiang Bulan Pengamatan Stasiun Mei-06 Juni-06 Juli- 06 Agustus- 06 September- 06 Oktober-06 1 0.16 0.16 0.14 0.16 0.14 0.16 2 0.23 0.25 0.16 0.14 0.23 0.16 3 0.16 0.23 0.19 0.12 0.21 0.16 4 0.22 0.18 0.13 0.16 0.16 0.21 5 0.14 0.17 0.14 0.13 0.12 0.23 6 0.15 0.15 0.12 0.14 0.15 0.17 7 0.22 0.20 0.17 0.15 0.20 0.14 8 0.13 0.21 0.21 0.17 0.22 0.14 9 0.21 0.16 0.17 0.19 0.17 0.20 10 0.15 0.13 0.16 0.20 0.15 0.18 Menurut Duxbury et al 1999, berdasarkan nilai produktivitas primer tingkat kesuburan perairan terbagi dalam 4 klasifikasi, antara lain : 1 nilai produktivitas primer lebih kecil dari 0.10 gCm 3 hari 0.10 diklasifikasikan kesuburan rendah Oligotrophic; 2 nilai produktivitas primer kisaran antara 0.10 – 0.20 gCm 3 hari diklasifikasikan kesuburan sedang Mesotrophic; 3 nilai produktivitas primer kisaran antara 0.20 – 0.30 gCm 3 hari diklasifikasikan kesuburan tinggi Eutrophic; dan 4 nilai produktivitas primer kisaran 0.30 gCm 3 hari diklasifikasikan kesuburan sangat tinggi Hypertrophic. Berdasarkan besaran nilai produktivitas primer tersebut, maka perairan Teluk Tamiang termasuk dalam klasifikasi perairan yang mempunyai produktiviitas primer perairan dengan tingkat kesuburan sedang Mesotrophic.

4.4. Karakterisasi Fisika Kimia Perairan Teluk Tamiang

Hasil pengukuran beberapa parameter kualitas air di lokasi penelitian meliputi sifat fisika dan kimia perairan antara lain suhu, kedalaman, kecerahan dan padatan tersuspensi, kecepatan arus dan gelombang, salinitas, pH, oksigen terlarut DO, BOD 5 , COD, Nitrit, Nitrat, Ammonia, dan Orthophosphat dapat dijelaskan sebagai berikut.

4.4.1. Suhu

Hasil pengukuran suhu perairan selama penelitian diperoleh kisaran suhu rata- rata harian antara 27.0 – 31.0 o C. Sedangkan suhu rata-rata antar stasiun pengamatan berkisar antara 27.7 – 29.2 o C. Hasil pengukuran menunjukan variasi yang relatif kecil meskipun terjadi perbedaan waktu pengambilan sampel yang berkaitan dengan intensitas cahaya matahari dan kondisi cuaca. Kondisi suhu perairan yang relatif stabil ini cukup mendukung kehidupan dan pertumbuhan ikan pada kegiatan budidaya ikan dalam keramba jaring apung di perairan Teluk Tamiang. Nybakken 1992, menyatakan bahwa sesuai dengan sifat air, dalam jumlah yang besar memiliki kisaran fluktuasi suhu yang relatif kecil dan tidak melebihi batas toleransi organisme. Sebaran data hasil pengukuran suhu antar stasiun pengamatan, tidak menunjukan kondisi yang dapat mempengaruhi kehidupan biota perairan suhu ekstrim. Nilai suhu pada seluruh stasiun pengamatan tidak berbeda jauh sehingga masih tergolong normal dan dapat ditolerir oleh biota perairan.

4.4.2. Kedalaman

Kedalaman perairan di lokasi penelitian yang terukur pada setiap stasiun pengamatan saat pasang berkisar antara 5,6 meter Stasiun 10 sampai 14 meter Stasiun 2. Pada saat kondisi surut maka kedalaman perairan pada setiap stasiun pengamatan berkisar antara 4.5 meter sampai 12.9 meter. Kedalaman perairan suatu teluk untuk pengembangan budidaya keramba jaring apung menjadi sangat penting untuk diperhatikan dan merupakan salah satu persyaratan yang harus dipenuhi. Sunyoto 1993, menyatakan bahwa kedalaman perairan untuk kegiatan budidaya keramba jaring apung ikan kerapu disyaratkan berkisar antara 7 – 15 meter. Bila mengacu pada persyaratan kedalaman tersebut maka perairan Teluk Tamiang sudah memenuhi persyaratan untuk dijadikan areal pengembangan budidaya keramba jaring apung ikan kerapu.

4.4.3. Kecerahan dan Padatan Tersuspensi TSS

Kecerahan dan padatan tersuspensi TSS merupakan parameter-parameter yang saling berkaitan satu sama lain. Peningkatan konsentrasi padatan tersuspensi berbanding terbalik dengan tingkat kecerahan. Kedua parameter tersebut mempunyai peranan penting dalam produktivitas perairan sehubungan dengan proses fotosintesis dan respirasi biota perairan, serta kualitas perairan. Kecerahan perairan sangat dipengaruhi oleh keberadaan padatan tersuspensi, zat-zat terlarut, partikel-partikel dan warna air. Hasil pengukuran kecerahan selama pengamatan di perairan Teluk Tamiang pada setiap stasiun pengamatan berkisar antara 3,5 meter Stasiun 10 – 9 meter Stasiun 2. Nilai rata-rata kecerahan untuk setiap stasiun berkisar antara 4.3 meter Stasiun 10 – 8.6 meter Stasiun 2. Berdasarkan kriteria baku mutu Kep-51MENLH2004 bagi budidaya perikanan biota laut, nilai kecerahan terukur melebihi baku mutu yang diinginkan 5 m, sehingga nilai tingkat kecerahan yang diperoleh selama penelitian masih cukup baik untuk budidaya KJA ikan kerapu. Hasil pengukuran nilai padatan tersuspensi TSS yang diperoleh selama penelitian berkisar antara 4.77 – 24.55 mgl dan rata-rata berkisar antara 4.95 – 24.54 mgliter. Apabila dibandingkan dengan kriteria baku mutu Kep-51MENLH2004, untuk keperluan perikanan, nilai terukur selama penelitian masih berada dibawah nilai yang direkomendasikan yaitu kurang dari 25 mgl 25 mgl.

4.4.4. Kecepatan, Arah Arus dan Gelombang