Pengertian Daya Dukung TINJAUAN PUSTAKA

masuknya limbah pencemar baik an organik maupun organik yang mudah urai ke lingkungan laut. Kandungan oksigen terlarut untuk menunjang usaha budidaya yang baik adalah berkisar antara 5 – 8 ppm Akbar dan Sudaryanto, 2002. Nitrogen di dalam air terdiri dari bermacam-macam senyawa, namun yang bersifat toksik terhadap ikan dan organisme lainnya hanya 3 tiga senyawa yaitu ammonia NH 3 -N, nitrit NO 2 -N dan nitrat NO 3 -N. Senyawa ini selain berasal dari atmosfir juga banyak berasal dari sisa makanan, organisme mati dan hasil ekskresi metabolisme hewan akuatik. Ammonia dan nitrit merupakan senyawa nitrogen yang paling toksik, sedangkan nitrat hanya bersifat toksik pada konsentrasi yang tinggi. Kehadiran nitrit yang berlebihan dapat mengoksidasi ion ferro dalam hemoglobin menjadi ion ferri yang merubah hemoglobin menjadi meteoglobin yang dapat merupakan parameter penting dalam budidaya ikan karena nitrat merupakan bentuk oksidasi terbanyak dari nitrogen dalam air. Konsentrasi ammonia dan nitrat untuk keperluan budidaya adalah 1 ppm.

2.3. Pengertian Daya Dukung

Daya dukung lingkungan perairan didifinisikan sebagai suatu yang berhubungan erat dengan produktifitas lestari perairan tersebut. Artinya daya dukung lingkungan adalah nilai suatu mutu lingkungan yang ditimbulkan oleh interaksi dari semua unsur atau komponen fisika, kimia dan biologi dalam suatu kesatuan ekosistem Poernomo, 1997. Pengertian ini apabila diterapkan sebagai daya dukung lingkungan pesisir menjadi kemampuan badan air atau perairan di kawasan pesisir dalam menerima limbah organik. Termasuk didalamnya adalah kemampuan mendaur ulang atau mengasimilasi limbah tersebut sehingga tidak mencemari lingkungan perairan Widigdo, 2000. Kemampuan badan air dalam menerima limbah yang masuk ditentukan oleh kemampuan pencucian flushing dan purifikasi kapasitas asimilasi dari perairan tersebut. Apabila beban limbah yang masuk melebihi kemampuan daur ulang dan kekuatan pencucian badan air maka perairan menjadi tercemar. Sumber utama oksigen terlarut dalam air adalah fotosintesa dari produsen primer Fitoplankton. Sementara konsumen utama oksigen dalam air adalah hewan, bakteri dan bahan organik melalui proses respirasi dan oksidasi. Keseimbangan proses asimilasi dan respirasi akan berpengaruh pada oksigen budget dalam air dan akan berpengaruh pula pada kehidupan organisme perairan. Kenchington dan Hudson 1984 mendefinisikan daya dukung sebagai kuantitas maksimum ikan yang dapat didukung oleh suatu badan air selama jangka waktu panjang. Daya dukung lingkungan dapat berkurang akibat kerusakan yang ditimbulkan oleh manusia yang mengurangi ketersediaan suplai energi atau penggunaan energi Clark, 1974. Daya dukung lingkungan sangat erat kaitannya dengan kapasitas asimilasi dari lingkungan yang menggambarkan jumlah limbah yang dapat dibuang kedalam lingkungan tanpa menyebabkan polusi UNEP, 1993. Sementara menurut Gowen et al., 1989 didalam Barg, 1992 menyatakan bahwa kemampuan pengenceran pesisir untuk menerima limbah sangat dipengaruhi oleh laju pengenceran flushing time, volume air yang tersedia dan beban limbah yang masuk ke perairan. Flushing time diartikan sebagai waktu yang diperlukan dari suatu unit volume massa air berdiam tinggal dalam suatu area tertentu sebelum digantikan oleh unit volume massa air yang baru. Estimasi daya dukung lingkungan perairan untuk menunjang budidaya ikan laut di KJA merupakan ukuran kuantitatif yang akan memperlihatkan berapa ikan budidaya yang boleh ditanam dalam luasan area yang telah ditentukan tanpa menimbulkan degradasi lingkungan dan ekosistem sekitarnya Piper et al., 1982 didalam Meade, 1989 atau jika telah ditentukan banyaknya ikan budidaya dalam satu keramba jaring apung, estimasi ini akan menunjukkan berapa unit keramba jaring apung yang boleh ditanam dalam luasan area yang telah ditentukan. Jadi untuk sampai pada perhitungan estimasi dibutuhkan data-data menyangkut luasan area yang cocok untuk budidaya sesuai persyaratan, masa tanam, umur panen, besarnya produksi limbah organik, kapasitas asimilasi, flushing rate dll.

2.4. Integrasi Kegiatan