antara 3,5 meter Stasiun 10 – 9 meter Stasiun 2. Nilai rata-rata kecerahan untuk setiap stasiun berkisar antara 4.3 meter Stasiun 10 – 8.6 meter Stasiun 2.
Berdasarkan kriteria baku mutu Kep-51MENLH2004 bagi budidaya perikanan biota laut, nilai kecerahan terukur melebihi baku mutu yang diinginkan 5 m,
sehingga nilai tingkat kecerahan yang diperoleh selama penelitian masih cukup baik untuk budidaya KJA ikan kerapu.
Hasil pengukuran nilai padatan tersuspensi TSS yang diperoleh selama penelitian berkisar antara 4.77 – 24.55 mgl dan rata-rata berkisar antara 4.95 – 24.54
mgliter. Apabila dibandingkan dengan kriteria baku mutu Kep-51MENLH2004, untuk keperluan perikanan, nilai terukur selama penelitian masih berada dibawah nilai yang
direkomendasikan yaitu kurang dari 25 mgl 25 mgl.
4.4.4. Kecepatan, Arah Arus dan Gelombang
Di perairan pantai terutama di teluk-teluk atau selat yang sempit, gerakan naik turunnya muka air akan menimbulkan terjadinya arus pasang surut dan pada umumnya
arus yang terjadi akibat dari pasang surut sangat kecil Nontji, 1993..
Kecepatan arus di lokasi penelitian pada setiap stasiun pengamatan berkisar antara 0.11– 0.40 mdetik, sedangkan rata-rata berkisar antara 0.12– 0.37 mdetik yang
diukur pada kedalaman 1 meter dari permukaan air. Menurut Velvin 1999, bahwa kecepatan arus terbagi ke dalam 4 katagori, yaitu
kecepatan arus sangat rendah 0.03 mdetik, kecepatan arus rendah antara 0.04 sd 0.06 mdetik, kecepatan arus sedang antara 0.07 sd 0.10 mdetik dan kecepatan
arus tinggi 0.10 – 0.25 mdetik Tabel 16
Tabel 16 Kriteria Kecepatan arus perairan teluk untuk budidaya ikan Velvin, 1999
Kisaran Kecepatan Arus Kategori Kecepatan Arus
0,03 mdetik Sangat rendah
04 sd 0,06 mdetik Rendah
0.07 sd 0.10 mdetik Sedang
0.10 – 0.25 mdetik Tinggi
Secara umum kecepatan arus di daerah penelitian tergolong tinggi karena perairannya relatif terbuka. Kecapatan arus pada saat pasang lebih cepat dari
kecepatan arus pada saat surut. Kecepatan arus pada saat pasang berkisar antara 0.20 – 0.40 mdetik dengan arah masuk kedalam teluk Sedangkan kecepatan arus
pada saat surut berkisar antara 0.15 – 0.17 mdetik dengan arah luar teluk .
Ahmad et
al., 1991 dan Akbar et al., 2002, memberikan batasan kisaran nilai kecepatan arus untuk budidaya ikan kerapu berkisar antara 0.23 – 0.50 mdetik, sehingga sudah
memenuhi persyaratan untuk pengembangan budidaya ikan dalam keramba jaring apung. Arus yang terjadi di perairan Teluk Tamiang umumnya disebabkan oleh
gerakan pasang surut dan angin yang bertiup dipermukaan perairan. Selanjutnya Akbar
et al., 2002, menyatakan bahwa kecepatan arus air lebih dari 0.50 mdetik dapat mempengaruhi posisi jaring dan sistem penjangkaran. Arus
yang terlalu kuat dapat menyebabkan bergesernya posisi rakit. Sebaliknya, arus air yang terlalu kecil dapat mengurangi pertukaran air keluar masuk jaring. Hal ini akan
berpengaruh pada ketersediaan oksigen terlarut dan akan memperlemah kondisi ikan yang akhirnya akan mudah terserang berbagai penyakit.
Gelombang yang terjadi dilaut umumnya disebabkan oleh hembusan angin. Besar kecilnya gelombang disebabkan oleh kuat dan lemahnya hembusan angin,
lamanya hembusan dan jarak tempuh angin. Ketinggian gelombang perairan selama masa penelitian rata-rata kurang dari 0.3 m 0.3 m, namun pada bulan Agustus
dapat mencapai 0.6 meter terjadi pada bagian muara atau tubir Teluk Tamiang. Dari kondisi kecepatan arus dan ketinggian gelombang pada perairan Teluk
Tamiang tersebut maka dapat disimpulkan bahwa perairan teluk tersebut masih dalam kondisi yang cukup baik untuk dijadikan lokasi pengembangan budidaya ikan kerapu
dalam keramba jaring apung.
4.4.5. Salinitas