dengan demikian pemodelan sistem disini dilakukan dengan tahapan-tahapan

7.02. dengan demikian pemodelan sistem disini dilakukan dengan tahapan-tahapan

antara lain penyusunan skenario, pembangunan model dan simulasi skenario. Penentuan faktor kunci dan tujuan strategis tersebut sepenuhnya harus merupakan pendapat pihak yang berkompeten sebagai pelaku dan ahli expert mengenai pengelolaan lingkungan Teluk, khususnya Teluk Tamiang. Inventarisasi kebutuhan pelaku dilakukan dengan menggunakan kuisioner. Analisis dilakukan dengan menggunakan cara matriks. Hasil analisis matriks ini ditunjukkan dan dipresentasikan dalam bentuk grafik dalam salib sumbu Kartesien Bourgeois, 2002., Hartrisari, 2002. Berdasarkan hasil grafik dalam salib sumbu akan terpilih yang dikelompokan kedalam 4 kuadran, yaitu kuadran kiri atas sebagai kuadran I merupakan kelompok faktor yang memberikan pengaruh besar pada kinerja sistem dengan ketergantungan rendah terhadap keterkaitan faktor, sehingga akan digunakan sebagai input didalam sistem. Kuadran kanan atas sebagai kuadran II merupakan kelompok faktor yang memberikan pengaruh besar pada kinerja sistem namun ketergantungan juga besar terhadap keterkaitan faktor, sehingga digunakan sebagai penghubung stake didalam sistem. Keadaan sebaliknya ditunjukan oleh faktor pada kuadran kanan bawah sebagai kuadran IV, yaitu kuadran yang memiliki pengaruh yang rendah pada kinerja sistem dan memiliki ketergantungan besar terhadap keterkaitan faktor, sehingga dikatakan sebagai output dari sistem. Pada kuadran kiri bawah sebagai kuadran III merupakan kelompok yang memberi pengaruh kecil terhadap kinerja sistem dan mempunyai tingkat ketergantungan kecil terhadap keterkaitan faktor, sehingga dikatakan sebagai variable authonomus unused. Evaluasi model dilakukan untuk mengetahui kelayakan model yang telah dibangun, sehingga model dapat dianggap layak untuk digunakan. Proses evaluasi yang dilakukan melibatkan dua kategori tahap pengujian, yaitu pengujian struktur model dan pengujian perilaku model. Evaluasi struktur model merupakan pengujian apakah model tidak bertentangan dengan mekanisme yang terjadi didalam sistem nyata. Oleh karena itu evaluasi struktur berhubungan dengan informasi dan literatur mengenai mekanisme sistem nyata. Proses evaluasi struktur, meliputi uji kesesuaian struktur dan konsistensi dimensi Sushil, 1993. Evaluasi perilaku model merupakan pengujian apakah model mampu membangkitkan perilaku yang mendekati sistem nyata. Proses pengujian ini dilakukan dengan membandingkan data hasil pemodelan dengan dunia nyata.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Keadaan Umum Teluk Tamiang

Teluk Tamiang berada di pantai Barat Kalimantan Selatan, terletak pada posisi 04 o 05 00 Lintang Selatan dan 116 o 05 00 Bujur Timur dengan luas sekitar 2.289,8 Ha. Secara administratif, Teluk Tamiang masuk dalam wilayah Kecamatan Pulau Laut Barat, Kabupaten Kotabaru, Propinsi Kalimantan Selatan yang meliputi desa Gosong Panjang, desa Kampung Baru, desa Tanjung Sungkai, desa Tanjung Pelayar, desa Terusan Tengah dan desa Tanjung Kunyit dengan jumlah penduduk seluruhnya 9.158 jiwa. Di sekitar Teluk Tamiang terdapat jalan Kabupaten dan jaringan listrik yang sudah menjangkau sebagian besar wilayah sampai ke pelosok desa. Fasilitas Balai Benih Ikan Pantai BBIP yang berada di desa Teluk Tamiang merupakan salah satu sarana pembenihan hatchery multi spesies ikan ikan kerapu, bandeng, udang, lobster dsb milik pemerintah untuk melayani kebutuhan benih regional Kalimantan Selatan. Keberadaan fasilitas pembenihan tersebut diharapkan dapat menunjang pengembangan budidaya ikan laut pada masa yang akan datang Sampai dengan tahun 2006 jumlah penduduk desa Teluk Tamiang sebanyak 1.402 jiwa dengan tingkat pertumbuhan penduduk rata-rata 4 pertahun, dimana mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai nelayan, pembudidaya ikan dan rumput laut sisanya bergerak disektor jasa, dan perdagangan BPS Kabupaten Kotabaru, 2006. Berdasarkan kondisi saat ini, aktivitas penduduk setempat yang dominan disekitar desa Teluk Tamiang adalah sebagai nelayan kecil dengan menggunakan alat tangkap ikan lampara dasar, pembudidaya ikan dan rumput laut serta peternakan. Perkembangan pembudidaya ikan dalam keramba jaring apung KJA hingga sekarang belum begitu pesat, namun melihat kondisi perairan, ketersediaan infrastruktur dan kemudahan pasokan sarana produksi serta pemasaran, maka perairan Teluk Tamiang merupakan kawasan yang potensial bagi pengembangan budidaya ikan laut sistem KJA dimasa yang akan datang.