Kelimpahan Fitoplankton Phytoplankton dan Zooplankton 1 Komposisi jenis Fitoplankton

Keadaan ini sejalan dengan pernyataan Ray dan Rao 1964, bahwa Chrysophyta sering mendominasi suatu perairan pesisir laut, karena fitoplankton dari kelas ini mudah beradaptasi dengan lingkungannya, tahan terhadap kondisi yang ekstrim, dan mampu memanfaatkan nutrient dengan baik dibanding kelas fitoplankton yang lain seperti Nitzchia sp Kelas Chrysophyta, Chaetoceros sp Kelas Chrysophyta, dan Thalasstrix Kelas Chrysophyta.

4.3.1.2 Kelimpahan Fitoplankton

Dari hasil pengamatan dilapangan didapatkan nilai kelimpahan fitoplankton tertinggi diperoleh pada pengamatan bulan Oktober dengan nilai kelimpahan sebesar 10.522 selliter dan nilai kelimpahan terendah diperoleh pada bulan Mei sebesar 783 selliter. Adapun nilai kelimpahan fitoplankton yang diperoleh pada pengamatan bulan Juni dan Juli berkisar antara 4.365 - 8.871 selliter dan 4.692 - 7.308 selliter. Nilai kelimpahan bulan Agustus dan September berkisar antara 3.956 - 7.556 selliter dan 4.953 - 8.603 selliter. Stasiun 6 pada pengamatan bulan Oktober memiliki nilai kelimpahan fitoplankton yang tertinggi dari seluruh stasiun pengamatan dengan nilai kelimpahan sebesar 1.052,2 selliter. Stasiun 2 pada pengamatan bulan Mei memiliki nilai kelimpahan fitoplankton yang terendah dengan nilai kelimpahan sebesar 783 selliter. Dari hasil pengamatan dari mulai bulan Mei sd Oktober terlihat kecenderungan nilai kelimpahan yang cenderung meningkat Tabel 8. Tabel 8 Jumlah jenis dan kelimpahan fitoplankton pada masing-masing stasiun pengamatan Bulan Pengamatan Mei-06 Juni-06 Juli-06 Stasiun Jumlah Jenis Kelimpahan selliter Jumlah Jenis Kelimpahan selliter Jumlah Jenis Kelimpahan selliter 1 25 6254 21 5.456 21 6.189 2 19 783 21 7.421 22 6.281 3 22 859 18 5.447 21 5.986 4 20 2.271 17 4.967 24 5.525 5 18 2.527 16 4.365 18 7.308 6 16 4.090 16 6.004 17 7.990 7 18 3.535 17 8.286 20 4.692 8 19 3.186 17 8.871 22 5.221 9 21 7.932 20 7.008 19 6.478 10 22 5.159 19 7.200 18 6.290 dilanjutkan lanjutan Tabel 8 Bulan Pengamatan Agustus-06 September-06 Oktober-06 Stasiun Jumlah Jenis Kelimpahan selliter Jumlah Jenis Kelimpahan selliter Jumlah Jenis Kelimpahan selliter 1 17 5.058 21 6.658 19 6.028 2 18 5.181 19 6.477 20 6.011 3 15 3.956 20 5.891 14 7.537 4 19 4.908 20 5.206 18 9.454 5 22 6.567 16 4.953 12 7.618 6 20 6.403 21 8.603 16 10.522 7 20 4.809 16 5.343 17 7.495 8 20 6.853 15 5.596 11 10.198 9 18 7.024 17 5.791 15 7.299 10 20 7.556 16 6.355 20 7.611 Adanya perbedaan nilai kelimpahan tersebut diduga disebabkan oleh faktor musim. Pada bulan Oktober curah hujan relatif lebih besar musim barat dibanding dengan bulan Mei. Pada musim hujan ketersediaan nutien lebih banyak yang mampu dimanfaatkan fitoplankton dengan baik. Keberadaan nutrien berbeda dengan musim kemarau musim timur mempunyai ketersediaan nutrien relatif lebih kecil sehingga kelimpahan fitoplankton menjadi rendah juga. Komunitas fitoplankton memiliki kelimpahan yang tinggi dalam periode pengamatan musim hujan karena konsentrasi nutrien lebih banyak, sebaliknya pada musim kemarau konsentrasi nutrien lebih kecil. Hal ini sesuai dengan pernyataan Goldman and Horne 1983 yang menyatakan bahwa ada dua faktor utama penentu tingkat pertumbuhan fitoplankton dalam mencapai tingkat pertumbuhan maksimal yaitu temperatur, cahaya, dan nutrien. Nilai kelimpahan fitoplankton pada pengamatan bulan Juni menunjukan kisaran hasil yang lebih tinggi dan merata. Kelimpahan tertinggi terdapat pada stasiun 8 dengan nilai kelimpahan sebesar 8.871 selliter dan kelimpahan terendah diperoleh pada stasiun 5 dengan nilai kelimpahan sebesar 4.365 selliter. Adapun stasiun lainnya memiliki kisaran nilai kelimpahan fitoplankton antara 4.967 – 8.286 selliter. Pengamatan bulan Juli menunjukan hasil yang cukup merata dengan nilai kelimpahan yang tidak jauh beda dengan pengamatan pada bulan Juni. Nilai kelimpahan tertinggi terdapat pada stasiun 6 dengan nilai 7.990 selliter dan nilai kelimpahan terendah terdapat pada stasiun 7 sebesar 4.692 selliter. Pada pengamatan bulan Agustus menunjukan kisaran hasil yang lebih rendah. Nilai kelimpahan tertinggi terdapat pada stasiun 10 dengan nilai kelimpahan sebesar 7.556 selliter dan kelimpahan terendah diperoleh pada stasiun 3 dengan nilai kelimpahan sebesar 3.956 selliter. Adapun stasiun lainnya memiliki kisaran nilai kelimpahan fitoplankton antara 4.809 – 7.024 selliter. Pengamatan bulan September menunjukan hasil yang cukup merata dengan nilai kelimpahan yang tidak jauh beda dengan pengamatan pada bulan Agustus. Nilai kelimpahan tertinggi terdapat pada stasiun 6 dengan nilai 8.603 selliter dan nilai kelimpahan terendah terdapat pada stasiun 5 sebesar 4.953 selliter. Adapun stasiun lainnya memiliki kisaran nilai kelimpahan fitoplankton antara 5.206 – 6.658 selliter. Lain halnya pada pengamatan bulan Oktober menunjukan kisaran hasil yang lebih tinggi dan merata bila dibandingkan dengan pengamatan bulan sebelumnya. Kelimpahan tertinggi terdapat pada stasiun 6 dengan nilai kelimpahan sebesar 10.522 selliter dan kelimpahan terendah diperoleh pada stasiun 2 dengan nilai kelimpahan sebesar 6.011 selliter. Adapun stasiun lainnya memiliki kisaran nilai kelimpahan fitoplankton antara 6.208 – 10.198 selliter Lampiran 1. Namun hasil analisis varians Levene’s test nilai kelimpahan baik secara temporal dan spasial ternyata kelimpahan komunitas fitoplankton tidak berbeda nyata α = 0.05, hasil analisis ini menunjukan bahwa kelimpahan komunitas fitoplankton dianggap sama disetiap bulan dan stasiun pengamatan Lampiran 3. Menurut Nontji 1984 fitoplankton dengan kelimpahan tinggi umumnya terdapat di perairan sekitar muara sungai atau perairan pesisir dan lepas pantai dimana terjadi up-welling. Di kedua lokasi ini terjadi proses penyuburan karena masuknya zat hara datang dari daratan run off kelaut, sedangkan di daerah dimana terjadi up-welling yang mengangkat zat hara dari lapisan lebih dalam yang kaya zat hara ke arah permukaan. Pernyataan ini diperkuat oleh Arinardi 1997 yang menyatakan bahwa fitoplankton umumnya lebih padat di perairan dekat pantai dan makin berkurang pada perairan yang kearah laut lepas. Selanjutnya Davis 1955, menyatakan bahwa penelitian tentang kandungan fitoplankton diberbagai perairan menunjukan adanya keragaman baik dalam jumlah maupun jenisnya baik antar wilayah perairan maupun inter perairan tertentu walaupun lokasinya relatif berdekatan dan berasal dari masa air yang sama, kondisi demikian disebabkan oleh bermacam faktor antara lain kondisi angin, arus, proses up welling, suhu perairan, salinitas, zat hara, kedalaman perairan dan proses pencampuran massa air. Terjadinya kecenderungan peningkatan tingkat kelimpahan di perairan tersebut mengindikasikan bahwa perairan Teluk Tamiang relatif subur.

4.3.1.3 Indeks Keanekaragaman H’, Indeks Keseragaman E, dan Indeks Dominansi C Fitoplankton