Tujuan dan Manfaat Penelitian Kerangka Pedekatan Masalah

lingkungan akibat budidaya ikan dalam keramba jaring apung umumnya disebabkan oleh limbah yang berasal dari sisa pakan dan feses ikan peliharaan yang melebihi daya dukung perairan. Terlantarnya lahan dan berubahnya fungsi ekologi di wilayah pesisir merupakan salah satu indikasi pemanfaatan dan pengelolaan wilayah pesisir yang mengabaikan daya dukung dan pertimbangan lingkungan. Disamping berasal dari limbah internal tersebut, beban limbah perairan juga dapat berasal dari daratan. Untuk menjaga kelestarian suatu perairan maka kegiatan budidaya harus memperhatikan jumlah beban limbah baik dari ikan budidaya maupun dari lingkungan. Kajian mendalam yang diarahkan untuk mendapatkan informasi beban limbah dan dampaknya terhadap lingkungan pesisir dan daya dukung serta hubungan antara faktor-faktor bersifat spesifik kawasan menjadi penting dilakukan untuk menjawab persoalan pelestarian kawasan teluk dalam penggunaannya sebagai kawasan budidaya yang berkelanjutan.

1.2. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah menyusun model pengelolaan kualitas lingkungan berbasis daya dukung c arrying capacity perairan teluk bagi pengembangan budidaya keramba jaring apung ikan kerapu. Secara khusus, penelitian ditujukan untuk menentukan alokasi sumberdaya perairan pesisir teluk yang proporsional terutama untuk mendapatkan luas pemanfaatan lahan perairan, jumlah unit keramba jaring apung yang diusahakan, dan level kegiatan masyarakat di daratan. Manfaat penelitian ini adalah dapat digunakan sebagai acuan didalam merumuskan kebijakan pengelolaan kualitas lingkungan dan pengembangan perikanan budidaya laut serta tata ruang wilayah pesisir Perairan Teluk yang berbasis kepada daya dukung lingkungan untuk kegiatan budidaya yang berkelanjutan dan bertanggungjawab.

1.3. Kerangka Pedekatan Masalah

Suatu wilayah perairan pesisir dapat dikatakan sesuai untuk kegiatan budidaya ikan kerapu sistem keramba jaring apung apabila kondisi lingkungan perairannya layak dan memenuhi kriteria-kriteria teknis-ekologis yang baku. Kondisi lingkungan perairan yang dimaksud antara lain secara fisika kontur kedalaman, arus, pasang surut, gelombang, dan kimia oksigen terlarut, derajat keasamanpH, salinitas, BOD 5 , nutrient dll Beveridge, 1996. Kondisi perairan tersebut mempengaruhi kapasitas perairan dalam menangkap limbah jika jumlah keramba jaring apung yang dikembangkan di kawasan perairan tersebut tidak memperhatikan kapasitas tampung perairan maka akan berakibat pada penurunan mutu lingkungan yang akhirnya menurunkan produkivitas keramba jaring apung itu sendiri. Dalam perikanan budidaya di perairan umum budidaya keramba jaring apung sebanyak 30 dari total pakan yang diberikan tidak dikonsumsi oleh ikan dan sekitar 25-30 dari pakan yang dikonsumsi tersebut akan diekskresikan McDonald et al., 1996. Sisa bahan organik tersebut akan mengendap ke dasar perairan dan jika suatu saat terjadi up welling akan menyebabkan kematian masal ikan Sumber limbah yang berkontribusi terhadap daya dukung perairan juga berasal dari daratan limbah antropogenik antara lain dari kegiatan peternakan dan pemukiman rumah tangga, sehingga penentuan daya dukung suatu perairan juga memperhatikan dan memperhitungkan potensi limbah dari kegiatan di daratan tersebut. Daya dukung adalah kemampuan badan air atau perairan dalam menerima limbah organik baik internal dari kegiatan budidaya maupun dari luar daratan untuk didaur ulang atau diasimilasi sehingga tidak mencemari lingkungan yang berakibat terganggunya keseimbangan ekologis Widigdo, 2000. Untuk penentuan daya dukung suatu perairan memerlukan analisis yang mampu mengkaitkan hubungan antara sifat biofisik perairan, parameter-parameter standar yang diperlukan untuk budidaya ikan kerapu, jumlah limbah ikan kerapu, potensi limbah dari lingkungan luar, serta kapasitas asimilasi. Berdasarkan kondisi tersebut maka muncul beberapa pertanyaan : 1 Bagaimana karakteristik biofisik hidro-oseanografi dan kelayakan bioteknis perairan untuk pengembangan budidaya KJA ikan kerapu? 2 Berapa besar beban limbah dari budidaya dan antropogenik yang dapat mempengaruhi daya dukung? 3 Model seperti apa yang dapat menggambarkan system pengelolaan kualitas lingkungan di Teluk Tamiang? 4 Bagaimana scenario dan strategi pengelolaan untuk masa yang akan datang? Beberapa pendekatan dalam estimasi daya dukung yang telah dilakukan untuk pengembangan kerapu dalam keramba jaring apung di perairan laut, di antaranya untuk perairan semi tertutup teluk melalui pendekatan berdasarkan pada loading N dan P yang terbuang ke lingkungan perairan Beveridge, 1987, pendekatan berdasarkan ketersediaan oksigen terlarut dalam badan air dan pendekatan berdasarkan beban limbah pakan yang masuk ke air. Secara skematis kerangka pikir penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.

1.4. Ruang Lingkup Penelitian