4.11.
Pengembangan Budidaya KJA Ikan Kerapu Berbasis Daya Dukung di Perairan Teluk Tamiang
Dalam mencapai keberhasilan pengembangan budidaya ikan sangat tergantung pada kondisi lingkungan perairan sekitarnya, maka bila terjadi penurunan kualitas
lingkungan merupakan persoalan yang serius, karenanya kemampuan menentukan daya dukung lingkungan untuk keperluan budidaya merupakan suatu kebutuhan yang
mendesak. Budidaya dalam keramba, seperti halnya system budidaya lainnya memerlukan
kualitas perairan yang baik dan sangat mempengaruhi pemilihan suatu lokasi budidaya. Pemilihan lokasi yang benar dan sesuai daya dukung adalah suatu hal yang sangat
penting karena hal ini mempengaruhi keberlanjutan kegiatan secara ekonomis Lawson, 1995. Meskipun demikian, ketersediaan wilayah yang sesuai untuk kegiatan
budidaya pada saat ini mulai berkurang dikarenakan menurunnya kualitas lingkungan. Sehingga, persyaratan pertama untuk keberlanjutan kegiatan budidaya adalah
tersedianya system alokasi sumberdaya untuk budidaya. Sistem yang demikian harus diterapkan dalam konteks pendekatan perencanaan terpadu dibandingkan hanya
menciptakan serangkaian peraturan untuk menghindari kerusakan lingkungan Perez et
al., 2003.
4.11.1. Daya Dukung Fisik Ekologi Perairan
Luas perairan Teluk Tamiang yang layak untuk pengembangan budidaya KJA Ikan Kerapu seluas 385 ha yang didasarkan berdasarkan kelayakan bioteknis yang
menjadi penentu daya dukung fisik perairan yaitu kedalaman, kecepatan arus, gelombang, suhu, oksigen terlarut, salinitas, substrat dasar, dan kecerahan. Daya
dukung lingkungan perairan teluk bagi pengembangan KJA ikan kerapu diperoleh kisaran antara 18,8 – 62,5 ton ikan atau sebanyak 16 – 52 unit 80 – 260 KJA
produksi optimal – maksimal untuk 1 kali musim tanamtahun dengan asumsi tingkat
produktivitas 0,25 tonkerambamusim pemeliharaan dengan volume keramba sebesar
22,5 m
-3
3 x 3 x 2,5 m. Bila dilakukan pola tanam sebanyak 2 kali dalam 1 tahun maka total produksi ikan yang dapat dihasilkan adalah sebesar 37,6 – 125 ton ikan
kerapu.
4.11.2. Daya Dukung Produksi Biomass Ikan
Hasil percobaan pemeliharaan ikan didapatkan tingkat produktivitas sebesar 257,6 kg per keramba dengan padat tebar 20 ekor per m
3
pada ukuran ikan tebar seberat 360 gr per ekor atau sebanyak 450 ekor per keramba dimana sintasan dapat
mencapai 100 dengan periode pemeliharaan selama 6 bulan 180 hari. Jenis pakan yang digunakan dalam pemeliharaan adalah jenis ikan pakan rucah alami yang
berasal dari hasil tangkapan ikan nelayan setempat yang cukup tersedia sepanjang musim. Beberapa faktor pembatas daya dukung produksi ikan di Teluk Tamiang
adalah keberadaan limbah baik yang berasal dari aktivitas budidaya itu sendiri maupun yang berasal dari daratan yang berasal dari aktivitas antropogenik. Keberadaan limbah
bahan organik tersebut secara langsung akan berdampak kepada ketersediaan oksigen yang ada di perairan dan sangat menentukan tingkat kehidupan ikan budidaya.
4.11.3. Daya Dukung Sosial Ekonomi
Dalam menentukan Teluk Tamiang sebagai kawasan pengembangan budidaya keramba jaring apung ikan kerapu yang terpadu dan berkelanjutan telah
mempertimbangkan pola pemanfaatan yang sudah berlangsung saat ini yaitu kegiatan budidaya rumput laut dan alur pelayaran. Tujuannnya adalah agar keberadaan
budidaya ikan yang akan dikembangkan tidak mengganggu alur pelayaran dan aktivitas lainnya secara timbal balik sehingga dapat dihindari konflik kepentingan antar
stakeholders sekitar perairan teluk. Secara ekonomi pengembangan budidaya keramba jaring apung ikan kerapu cukup menjanjikan keuntungan dengan asumsi
ukuran yang dapat dipasarkan mencapai 530 grekor dengan tingkat harga antara Rp. 300.000 – Rp. 400.000 per kg ikan kerapu bebek
Cromileptis Altivelis dan total biaya total cost antara Rp. 100.000 – Rp. 125.000 per kg ikan maka keuntungan yang akan
didapatkan sebesar Rp. 53.379.000,- per siklus pemeliharaan per keramba. Daya dukung perairan teluk sangat terkait dengan partisipasi dan kerjasama
seluruh pemangku kepentingan Stakeholders baik masyarakat maupun pemerintah
disekitar teluk Tamiang. Peningkatan koordinasi antar instansi yang berkompeten terhadap kelestarian teluk perlu terus ditingkatkan.
Berdasarkan uraian secara keseluruhan, pendekatan sistem dengan model yang dibuat dalam pengelolaan kualitas lingkungan berbasis daya dukung dapat
memberikan gambaran eksploratif untuk pendugaan, pemahaman dan penunjang
keputusan yang berguna bagi pengelolaan kualitas lingkungan dalam pengembangan budidaya KJA ikan kerapu secara berkelanjutan.
4.12. Implikasi Kebijakan Operasional