Karakterisasi Biologi Perairan Karakterisasi Sifat Perairan dan Kelayakan Bioteknis Perairan Teluk Tamiang

3.2.1. Karakterisasi Biologi Perairan

Kajian biologi perairan meliputi produktivitas primer, plankton dan bentos, yang ditujukan untuk mengetahui karakteristik perairan sebagai salah satu indikator tingkat pencemaran dan kesuburan perairan. - Pengukuran Produktivitas Primer. Produktivitas primer diukur dengan menggunakan botol gelap dan botol terang Vollenweider, 1969 didalam Kaswadji et al., 1993. Pengukuran produktivitas primer bertujuan untuk mengetahui jumlah bahan organik yang dihasilkan oleh produsen primer fitoplankton. Produktivitas primer dihitung dengan menentukan kandungan oksigen terlarut dalam botol terang dikurangi dengan kandungan oksigen dalam botol gelap setelah dilakukan masa inkubasi pencahayaan selama 3 jam. Nilai oksigen terlarut yang diperoleh dari hasil pengurangan tersebut, kemudian dikonversikan ke satuan mgCm 3 jam. Perhitungan produktivitas primer dilakukan menurut Umaly dan Cuvin 1988 sebagai berikut: O 2 dalam BT – O 2 dalam BG 1000 0,375 GP = ------------------------------------------------------- x --------- mgCm 3 jam Lama pencahayaan jam KF Keterangan : GP = Produktifitas Primer BT = Botol Terang BG = Botol Gelap Lama inkubasi = selama 3 jam dari jam 9.00 – 12.00 O 2 = Oksigen terlarut mgl KF = Kuosien Fotosintesa = 1,2 1000 = konversi liter menjadi m 3 0,375 = Koefisien konversi oksigen menjadi karbon 1232 Ryther, 1965 didalam Kaswadji et al., 1993. Jika diasumsikan bahwa dalam satu hari terdapat 12 jam terang, maka dalam satu hari GP x 4 jam. - Kelimpahan Plankton. Sampel diambil dengan menyaring air sebanyak 200 liter melalui plankton net no. 25 dan dimampatkan menjadi sekitar 25 ml dan diawetkan dengan menambahkan 5 – 10 tetes larutan formalin 10 ppm. Identifikasi jenis dilakukan dengan bantuan mikoskop dan buku identifikasi Davis 1955. Perhitungan kepadatan plankton dilakukan dengan menggunakan Sedgwick Rafter Counting Chamber dibawah mikroskop APHA, 1992. Kelimpahan plankton K ditentukan dengan metode penyapuan sensus dengan menggunakan Sedwick Rafter Cell SRC APHA 1992 sebagai berikut : Vs 1 K = ----- x -----x N Va Vo Dimana : K = Kelimpahan total plankton sell Vs = Volume air yang tersaring ml Va = Volume air yang disaring l N = Jumlah plankton yang teramati Vo = Volume air yang diamati ml - Bentos. Sampel sedimen diambil dengan alat bantu Ekman grab pada 10 titik sampling. Selanjutnya contoh sedimen yang diperoleh disimpan kedalam kantong plastik, diawetkan dengan formalin 10 ppm. Kepadatankelimpahan bentos K ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut : 1000 x a K = ------------- b Dimana : K = Kepadatan makrozobentos individum 2 a = jumlah makrozobentos b = Luas bukaan mulut Ekman Grab cm 2 1000 = konversi dari cm 2 ke m 2 Stabilitas Komunitas Stabilitas komunitas plankton dan bentos dinyatakan dengan indeks keanekaragaman H 1 oleh Shannon Wiener Odum, 1971 dan indeks keseragaman E Evennes Index Odum, 1971 serta indeks dominansi C Shannon Wienner Odum, 1971, yang ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut : - Indeks Keanekaragaman H 1 Keanekaragaman dihitung dengan rumus Index Shannon Wiener Odum, 1971: H 1 = ∑ ni ln ni N N Dimana : H 1 = indeks Keanekaragaman ni = jumlah individu tiap spesies N = jumlah individu seluruh spesies Kisaran nilai indeks keanekaragaman Shannon Wienner diklasifikasikan sebagai berikut : H 1 1 = keanekaragaman populasi kecil dan komunitas rendah H 1 1 3 = keanekaragaman populasi sedang dan komunitas sedang H 1 3 = keanekaragaman populasi tinggi dan komunitas tinggi - Indeks Keseragaman E Indeks keseragaman dihitung dengan menggunakan rumus Evennes Index Odum, 1971. H 1 E = LnS Dimana : E = indeks keseragaman H 1 = indeks keanekaragaman S = jumlah spesies Nilai keseragaman berkisar antara 0 – 1. Apabila nilai E mendekati 0, maka sebaran individu antar jenis tidak merata dan apabila nilai E mendekati 1, maka sebaran individu antar jenis merata. - Indeks Dominansi C Indeks dominansi dihitung dengan menggunakan rumus Shannon Wienner Odum, 1971 sebagai berikut : C = ∑ Pi 2 Dimana : C = Indeks Dominansi ni = Jumlah individu taksa ke-i N = Jumlah total individu Pi = niN = Proporsi spesies ke-i Nilai indeks dominansi C berkisar antara 0 – 1. Bila nilai indeks dominansi mendekati 1 maka terdapat organisme tertentu yang mendominasi suatu perairan, namun bila nilai indeks dominasi mendekati 0, maka tidak ada jenis yang dominan. Untuk memudahkan perhitungan dalam analisis statistik uji beda nyata digunakan alat bantu piranti lunak Excel Stat Pro 7.5 dan SPSS 11,5.

3.2.2. Karakterisasi Oseanografis.