Produktivitas Primer Karakterisasi Biologi Perairan

Mengacu pada rekapitulasi pada Tabel 15 diatas dalam menilai kondisi perairan Teluk Tamiang berdasarkan indeks keanekaragaman,indeks keseragaman dan indeks dominansi maka dapat disimpulkan secara umum bahwa kondisi perairan dalam keadaan stabil dan tidak tercemar.

4.3.3. Produktivitas Primer

Produktivitas primer didefinisikan sebagai jumlah bahan organik yang dihasilkan oleh organisme autotrof, yaitu organisme yang mampu menghasilkan bahan organik dari bahan anorganik dengan bantuan energi matahari, dapat dinyatakan dalam gCm 3 hari. Produktivitas primer dibatasi oleh cahaya, nutrient unsur hara, dan faktor hidrografi yaitu paduan semua faktor yang menggerakan massa air laut arus, upwelling, dan difusi, struktur komunitas dan kelimpahan fitoplankton Nybakken, 1992. Nilai produktivitas primer perairan pada dasarnya bergantung pada aktivitas fotosintesa yang dilakukan oleh fitoplankton, sehingga tinggi dan rendahnya nilai produktivitas primer mencerminkan kondisi kualitas lingkungan yang merupakan faktor penentu keberadaan fitoplankton yang meliputi kondisi suhu, salinitas, cahaya matahari, pH, kekeruhan, konsentrasi nutrien, dan berbagai senyawa lainnya. Aspek dasar dari cahaya yang penting secara biologi adalah kuantitas dan kualitas. Kedua karakter ini berfluktuasi di laut, bergantung kepada waktu, ruang, kondisi cuaca, penyebaran sudut datang termasuk arah perubahan maksimum dan tingkat difusi dan polarisasi Parson et al. 1984. Makin dalam penetrasi cahaya kedalam perairan menyebabkan semakin besar daerah dimana proses fotosintesis dapat berlangsung, sehingga kandungan oksigen terlarut masih tinggi pada lapisan air yang lebih dalam Ruttner 1973 didalam Tambaru, 2007. Hasil pengukuran produktivitas primer pada masing-masing stasiun pengamatan di lokasi penelitian setiap bulan pengamatan dari bulan Mei sampai Oktober 2006 berkisar antara 0.16 gCm 3 hari – 0.18 gCm 3 hari. Nilai produktivitas pada masing-masing stasiun pengamatan tidak mempunyai perbedaan yang besar bahkan cenderung seragam Tabel 15. Hasil analisis varians Levene’s test nilai produktivitas primer baik secara temporal dan spasial ternyata tidak berbeda nyata α = 0.05, hasil analisis ini menunjukan bahwa produktivitas primer dianggap sama disetiap bulan dan stasiun pengamatan. Tabel 15 Nilai Produktitivitas primer gCm 3 hari perairan Teluk Tamiang Bulan Pengamatan Stasiun Mei-06 Juni-06 Juli- 06 Agustus- 06 September- 06 Oktober-06 1 0.16 0.16 0.14 0.16 0.14 0.16 2 0.23 0.25 0.16 0.14 0.23 0.16 3 0.16 0.23 0.19 0.12 0.21 0.16 4 0.22 0.18 0.13 0.16 0.16 0.21 5 0.14 0.17 0.14 0.13 0.12 0.23 6 0.15 0.15 0.12 0.14 0.15 0.17 7 0.22 0.20 0.17 0.15 0.20 0.14 8 0.13 0.21 0.21 0.17 0.22 0.14 9 0.21 0.16 0.17 0.19 0.17 0.20 10 0.15 0.13 0.16 0.20 0.15 0.18 Menurut Duxbury et al 1999, berdasarkan nilai produktivitas primer tingkat kesuburan perairan terbagi dalam 4 klasifikasi, antara lain : 1 nilai produktivitas primer lebih kecil dari 0.10 gCm 3 hari 0.10 diklasifikasikan kesuburan rendah Oligotrophic; 2 nilai produktivitas primer kisaran antara 0.10 – 0.20 gCm 3 hari diklasifikasikan kesuburan sedang Mesotrophic; 3 nilai produktivitas primer kisaran antara 0.20 – 0.30 gCm 3 hari diklasifikasikan kesuburan tinggi Eutrophic; dan 4 nilai produktivitas primer kisaran 0.30 gCm 3 hari diklasifikasikan kesuburan sangat tinggi Hypertrophic. Berdasarkan besaran nilai produktivitas primer tersebut, maka perairan Teluk Tamiang termasuk dalam klasifikasi perairan yang mempunyai produktiviitas primer perairan dengan tingkat kesuburan sedang Mesotrophic.

4.4. Karakterisasi Fisika Kimia Perairan Teluk Tamiang

Hasil pengukuran beberapa parameter kualitas air di lokasi penelitian meliputi sifat fisika dan kimia perairan antara lain suhu, kedalaman, kecerahan dan padatan tersuspensi, kecepatan arus dan gelombang, salinitas, pH, oksigen terlarut DO, BOD 5 , COD, Nitrit, Nitrat, Ammonia, dan Orthophosphat dapat dijelaskan sebagai berikut.

4.4.1. Suhu

Hasil pengukuran suhu perairan selama penelitian diperoleh kisaran suhu rata- rata harian antara 27.0 – 31.0 o C. Sedangkan suhu rata-rata antar stasiun pengamatan berkisar antara 27.7 – 29.2 o C. Hasil pengukuran menunjukan variasi yang relatif kecil meskipun terjadi perbedaan waktu pengambilan sampel yang berkaitan dengan