Kenchington dan Hudson 1984 mendefinisikan daya dukung sebagai kuantitas maksimum ikan yang dapat didukung oleh suatu badan air selama jangka waktu
panjang. Daya dukung lingkungan dapat berkurang akibat kerusakan yang ditimbulkan oleh manusia yang mengurangi ketersediaan suplai energi atau penggunaan energi
Clark, 1974. Daya dukung lingkungan sangat erat kaitannya dengan kapasitas asimilasi dari lingkungan yang menggambarkan jumlah limbah yang dapat dibuang
kedalam lingkungan tanpa menyebabkan polusi UNEP, 1993. Sementara menurut Gowen
et al., 1989 didalam Barg, 1992 menyatakan bahwa kemampuan pengenceran pesisir untuk menerima limbah sangat dipengaruhi
oleh laju pengenceran flushing time, volume air yang tersedia dan beban limbah yang
masuk ke perairan. Flushing time diartikan sebagai waktu yang diperlukan dari suatu
unit volume massa air berdiam tinggal dalam suatu area tertentu sebelum digantikan oleh unit volume massa air yang baru.
Estimasi daya dukung lingkungan perairan untuk menunjang budidaya ikan laut di KJA merupakan ukuran kuantitatif yang akan memperlihatkan berapa ikan budidaya
yang boleh ditanam dalam luasan area yang telah ditentukan tanpa menimbulkan degradasi lingkungan dan ekosistem sekitarnya Piper
et al., 1982 didalam Meade, 1989 atau jika telah ditentukan banyaknya ikan budidaya dalam satu keramba jaring
apung, estimasi ini akan menunjukkan berapa unit keramba jaring apung yang boleh ditanam dalam luasan area yang telah ditentukan. Jadi untuk sampai pada perhitungan
estimasi dibutuhkan data-data menyangkut luasan area yang cocok untuk budidaya sesuai persyaratan, masa tanam, umur panen, besarnya produksi limbah organik,
kapasitas asimilasi, flushing rate dll.
2.4. Integrasi Kegiatan
Perikanan Budidaya dalam Pengelolaan Pesisir
Secara terpadu
Pengembangan budidaya KJA ikan kerapu dalam konsep pengelolaan secara terpadu
integrated coastal managementICM merupakan suatu proses yang mengharmoniskan kepentingan antara berbagai
stakeholders dalam menyusun dan mengimplementasikan suatu rencana terpadu
integrated plan baik dari aktivitas didaratan antropogenik maupun aktivitas budidaya di lautan untuk melindungi
ekosistem pesisir beserta sumberdaya alam yang terdapat didalamnya untuk kesejahteraan secara adil dan berkelanjutan. Suatu kerangka sistem kerja
pengelolaan yang meliputi penilaian secara komprehensif comprehensive
assessment, penentuan tujuan, perencanaan dan pengelolaan pembangunan pemanfaatan wilayah pesisir beserta segenap sumberdaya alamnya, dengan
memperhatikan perspektif aspirasi tradisional, budaya dan historis serta konflik kepentingan dan penggunaan”.
Beberapa prinsip dasar dalam perencanaan pengembangan budidaya laut dalam konsep pengelolaan pesisir secara terpadu antara lain : 1 Agenda 21 Rio
prinsip pembangunan berkelanjutan, 2 keterpaduan dan koordinasi antar sektor, 3 pelibatan masyarakat, 4 analisis
cost and benefit spesifik lokasi , 5 pehitungan kapasitas lingkungan daya dukung, 6 penerapan aturan insentif, 7 pengawasan
dampak yang ditimbulkan oleh setiap aktivitas, 8 evaluasi dan penyesuaian, serta 9 efektivitas lembaga dan organisasi yang berperan GESAMP, 2001.
Selanjutnya parameter yang berhubungan dengan integrasi kegiatan perikanan budidaya dalam rencana pengelolaan pesisir antara lain : 1 parameter fisika meliputi
pemetaan penggunaan lahan didaratan, kegiatan pembangunan, reklamasi dan pengairan; 2 parameter biologi dan kimia, meliputi kecerahan perairan, keberadaan
padang lamun, mangrove, terumbu karang dan pencemaran bahan organik; 3 parameter sosial dan ekonomi masyarakat meliputi kepadatan penduduk, lapangan
pekerjaan, tingkatan pendapatan masyarakat, konflik antar sector berdasarkan perbedaan kepentingan FAO, 1996.
Sistem budidaya yang memperhitungkan ukuran daya dukung lingkungan perairan tempat berlangsungnya kegiatan budidaya dalam menentukan skala
usahaukuran unit usaha akan dapat menjamin kontinuitas hasil panen. Sistem budidaya model ini sering diperkenalkan sebagai sistem budidaya berkelanjutan dan
bertanggungjawab sustainable and responsible aquaculture.
2.5. Pendekatan Sistem dan Pemodelan 2.5.1. Analisis Sistem