II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Status Budidaya Ikan Kerapu dan Prospek Pengembangannya
Ikan kerapu grouper termasuk dalam Family Serranidae merupakan jenis ikan yang paling populer dan bernilai ekonomi tinggi diantara jenis ikan karang di daerah
Asia-Pasifik SEAFDEC, 2001. Ikan kerapu umumnya tumbuh cepat, kuat dan cocok untuk budidaya intensif. Ikan jenis ini merupakan ikan konsumsi yang umumnya
dipasarkan dalam keadaan hidup Sunyoto, 1993. Ikan kerapu tersebar luas di perairan pantai baik didaerah tropis maupun sub tropis, bernilai ekonomis tinggi dan
merupakan komoditas utama dalam perdagangan ikan hidup. Jumlah ikan kerapu diperkirakan ada sekitar 46 spesies yang hidup diberbagai
tipe habitat. Jumlah tersebut berasal dari 7 tujuh genus, yaitu Aethaloperca,
Anyperodon, Cephalopolis, Cromileptis, Epinephelus, Plectropomus, dan Variola. Dari ketujuh genus tersebut genus
Cromileptis, Epinephelus, dan Plectropomus sekarang digolongkan sebagai ikan komersial dan mulai dibudidayakan Sunyoto, 1993. Secara
sistematika jenis ikan kerapu bebek Cromileptis altivelis dapat dituliskan sebagai
berikut : Class : TeleostomiTeleostei
Sub-Class : Actinopterygii Ordo
: Perciformes
Sub-Ordo :
Percoide Famili
: Serranidae
Sub-Famili :
Epinephelinae Genus
: Cromileptis,
Epinephelus Species :
Cromileptis altivelis Ikan kerapu bebek
Cromileptis altivelis banyak dijumpai di perairan batu karang atau daerah karang berlumpur, hidup pada kedalaman 40 – 60 meter. Dalam
siklus hidupnya ikan muda dan larva hidup di dasar perairan berupa pasir karang yang banyak ditumbuhi padang lamun dengan kedalaman 0,5 – 3,0 meter. Menginjak
dewasa ikan ini akan bermigrasi menuju perairan yang lebih dalam yang biasanya dilakukan pada siang dan senja hari. Telur dan larva bersifat pelagis, sedangkan
kerapu muda dan dewasa bersifat demersal. Ikan kerapu Kerapu bersifat stenohaline
yaitu mempunyai kemampuan beradaptasi dengan lingkungan berkadar garam rendah dan bersifat
nocturnal yaitu bersembunyi di liang-liang karang pada siang hari dan aktif bergerak pada malam hari. Gambar 2.
Gambar 2 Ikan Kerapu Bebek Cromileptis altivelis
Aktifitas budidaya laut sebagai salah satu usaha pemanfaatan potensi kawasan pesisir pada saat ini sangat berpeluang besar bagi peningkatan produksi perikanan.
Tingkat keberhasilan pengembangannya sangat ditentukan oleh proses pengelolaan dan penguasaan teknologi yang berorientasi ekologis dan ekonomis serta keterpaduan
pemanfaatan kawasan pesisir dan laut secara sadar mempertimbangkan keberlanjutan manfaat. Karena itu perlu diupayakan suatu konsep pengembangan budidaya laut
yang berorientasi berkelanjutan. Ikan kerapu merupakan ikan air laut yang memiliki nilai ekonomis tinggi
khususnya untuk konsumsi restoran-restoran besar di dalam maupun di luar negeri. Ikan kerapu biasa diekspor dalam bentuk ikan segar, ikan olahan setengah jadi
fillet dan
sashimi serta ikan hidup ke beberapa negara seperti Singapura, Jepang, Hongkong, Taiwan, Malaysia dan Amerika Serikat. Tingginya permintaan yang tidak
diimbangi dengan produksi memunculkan ide untuk membudidayakan ikan ini www.suharjawanasuria.tripod.com
, Juni 2006. Ditinjau dari segi harga jual khususnya untuk ekspor, ternyata ikan kerapu
menunjukkan trend harga yang baik dan dapat diandalkan sebagai salah satu
penunjang penambahan devisa negara. Hal ini dapat dilihat pada harga beberapa jenis ikan kerapu hidup tahun 2004 dimana untuk ikan kerapu bebektikus dapat
mencapai harga Rp. 300.000,- sampai dengan Rp. 320.000,- per kilogram. Walaupun usaha pengembangan budidaya ikan kerapu dengan menggunakan KJA ini ditujukan
untuk pasar ekspor, namun sebagian dari hasil produksi juga diharapkan dapat dipasarkan untuk konsumsi pasar dalam negeri.
2.2. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Kualitas Lingkungan dan