193
I nput Lingkungan
:
-
UU No. 26 2007
-
Kebijakan Pemerintah dalam Pengembangan
Kawasan Agropolitan
I nput Tak Terkontrol
:
-
Kondisi iklim dan cuaca
-
Kondisi lahan pertanian
-
Kondisi sosial budaya
Output yang dikehendaki
-
Kelestarian lingkungan
-
Masyarakat sejahtera
-
Peningkatan lapangan kerja
-
Peningkatan PAD
-
Kontuinitas produksi
-
Produktivitas nilai tambah
-
Kualitas hasil terjamin
-
Lahan tercukupi
Model Pengembangan Kaw asan Agropolitan
Berkelanjutan di Wilayah Perbatasan
Kab. Bengkayang Output yang Tak
dikehendaki
-
Konflik antara masyarakat di wilayah perbatasan
-
Masyarakat menjadi miskin
-
Kerusakan lingkungan
-
Over produksi
-
Ketimpangan pendapatan
I nput Terkontrol
:
-
Ketersediaan teknologi
-
Sarana dan prasarana, modal serta SDM
-
Harga produk
-
Kualitas dan kuantitas produksi
-
Kelembagaan
-
Sumberdaya manusia
-
Sarasa Produksi Pertanian
-
Jumlah Penduduk
Menajemen Pengemdalian
dan Pengembangan
Agropolitan Berkelanjutan
Gambar 50. Diagram Input-Output Black Box Pengembangan Kawasan Agropolitan Berkelanjutan di Wilayah Perbatasan
c.3 Simulasi Model
Simulasi model merupakan cara untuk menirukan keadaan yang sesungguhnya Robert, 1983. Menurut Muhammadi et al. 2001, Simulasi
model merupakan peniruan perilaku suatu gejala atau proses. Tujuan simulasi model adalah untuk memahami gejala atau proses, membuat analisis, dan
peramalan perilaku gejala atau proses tersebut di masa depan. Dengan menggunakan perangkat lunak Powersim, variabel-variabel akan saling
dihubungkan membentuk suatu sistem yang dapat menirukan kondisi sebenarnya. Hubungan antar variabel dinamakan diagram alir flow diagram,
dimana variabel ini digambarkan dalam bentuk simbol yaitu simbol aliran flow symbol yang dihubungkan dengan level level symbol. Penghubung antara flow
dan level disebut proses aliran yang digambarkan melalui panah aliran. Hasil simulasi model berupa gambar atau grafik yang menggambarkan perilaku dari
sistem. Kelebihan dilakukannya simulasi dalam dalam analisis kesisteman adalah bahwa permasalahan yang penuh dengan ketidakpastian dan sulit
dipecahkan dengan metode analisis lainnya, dapat diselesaikan dengan simulasi.
194
c.4 Validasi Model
Dalam validasi model dapat dilakukan dua pengujian yaitu uji validasi struktur dan uji validasi kinerja. Uji validasi struktur lebih menekankan pada
keyakinan pada pemeriksaan kebenaran logika pemikiran, sedangkan uji validasi kinerja lebih menekankan pemeriksaan kebenaran yang taat data empiris. Model
yang baik adalah yang memenuhi kedua syarat tersebut yaitu logis-empiris logico-empirical.
Uji validasi struktur bertujuan untuk memperoleh keyakinan sejauh mana keserupaan struktur model mendekati struktur nyata. Uji ini dibedakan atas
dua jenis yaitu validasi konstruksi dan kestabilan struktur. Validasi konstruksi adalah keyakinan terhadap konstruksi model diterima secara akademis,
sedangkan kestabilan struktur adalah keberlakuan atau kekuatan robustness struktur dalam dimensi waktu Muhammadi et al., 2001.
Uji validasi kinerja bertujuan untuk memperoleh keyakinan sejauh mana kinerja model sesuai compatible dengan kinerja sistem nyata sehingga
memenuhi syarat sebagai model ilmiah dengan yang taat fakta, yaitu dengan melihat apakah perilaku output model sesuai dengan perilaku data empirik.
Penyimpangan terhadap output model dengan data empirik dapat diketahui dengan uji statistik yaitu menguji penyimpangan rata-rata absolutnya AME =
absolute means error dan penyimpangan variasi absolut AVE = absolute variation error. Batas penyimpangan yang dapat diterima berkisar antara
5 - 10 . Muhammadi et al,. 2001. Adapun rumus untuk menghitung nilai AME dan AVE seperti di bawah ini.
Rumus AME Absolute Means Error = Si – Ai Ai x 100 Si = Si N Dimana : S = nilai simulasi
Ai = Ai N A = nilai aktual N = interval waktu pengamatan
Rumus AVE Absolute Variation Error = Ss – Sa Sa x 100 Ss = Si-Si
2
N Dimana : Sa = deviasi nilai aktual Sa = Ai-Ai
2
N Ss = deviasi nilai simulasi N = interval waktu pengamatan
c.5 Uji Kestabilan Model