Jenis Tanah, Topografi, dan Iklim Kebijakan Pembangunan Wilayah Perbatasan di Kabupaten Bengkayang

46 Sebelah Selatan : Kecamatan Ledo dan Kecamatan Suti Semarang Sebelah Barat : Kabupaten Sambas Secara administratif, Kecamatan Sanggau Ledo terdiri dari 9 desa, Kecamatan Seluas 6 desa, Kecamatan Jagoi Babang 6 desa, dan Kecamatan Siding 8 desa, sehingga secara keseluruhan terdapat 29 desa di empat kecamatan. Luas wilayah keempat kecamatan tersebut adalah 233.830 ha atau 2.338,3 km 2 dengan perincian luas masing-masing kecamatan adalah seperti pada Tabel 3. Tabel 3. Luas Kecamatan di Wilayah Perbatasan Kabupaten Bengkayang pada Tahun 2004. No. Kecamatan Luas ha 1. Sanggau Ledo 61.350,00 2. Seluas 50.650,00 3. Jagoi Babang 65.500,00 4. Siding 56.330,00 Jumlah Total 233.830,00 Sumber : BPS Kabupaten Bengkayang, 2005.

4.2. Jenis Tanah, Topografi, dan Iklim

Secara umum, jenis tanah dekat perbatasan didominasi oleh jenis tanah Podsolik Merah Kuning PMK, selanjutnya Podsol, Latosol, dan Organosol dengan tekstur berkisar dari tekstur halus sampai kasar dimana tekstur kasar umumnya terdapat pada jenis tanah organosol. Luas penyebaran keempat jenis tanah tersebut dirinci seperti Tabel 4 berikut : Tabel 4. Luas Penyebaran jenis Tanah di Wilayah Perbatasan Kabupaten Bengkayang pada Tahun 2005 No. Kecamatan Luas Jenis Tanah ha PMK Podsol Latosol Organosol 1. Sanggau Ledo 8.299 53.051 2. Seluas 27.271 21.601 1.778 562 3. Jagoi Babang 35.266 27.934 2.300 726 4. Siding 30.329 24.023 1.978 625 Jumlah Total 101.165 73.558 59.107 1.913 Sumber : BPS Kabupaten Bengkayang, 2005 Sebagian besar kecamatan dekat perbatasan di Kabupaten Bengkayang memiliki topografi yang landai berupa perbukitan dan pegunungan hingga datar berawa. Dataran landai bergelombang hingga berbukit dan bergunung umumnya terdapat wilayah bagian Utara dan Timur, sedangkan wilayah bagian Selatan dan Barat merupakan dataran rendah relatif datar dan 47 berawa-rawa. Penyebaran setiap jenis tanah, menyebar dari daerah datar hingga daerah perbukitan dan bergunung dengan tingkat kepekaan erosi berkisar antara cukup peka sampai dengan sangat peka Gambar 9. Gambar 9 Peta Fisiografi Lahan Kabupaten Bengkayang Keadaan iklim di Kabupaten Bengkayang, relatif hampir sama pada semua kecamatan. Berdasarkan klassifikasi iklim Koppen, kecamatan dekat perbatasan termasuk klassifikasi hujan tropis dengan zona agroklimat B-1 yaitu bulan basah 7-9 bulan dan bulan kering 2 bulan. Temperatur rata-rata bulanan adalah 25,9 o C dengan kelembaban nisbi bulanan 86 dan intensitas penyinaran 38 . Berdasarkan data curah hujan selama lima tahun terakhir 2001-2005, menunjukkan bahwa curah hujan rata-rata berkisar 3650,5 mm pertahun atau 304,2 mm perbulan Diperta Kalbar, 2005 dan BPS Kab Bengkayang, 2005

4.3. Kebijakan Pembangunan Wilayah Perbatasan di Kabupaten Bengkayang

Di dalam Garis-Garis besar Haluan Negara GBHN tahun 1999 telah mengamanatkan bahwa wilayah perbatasan merupakan kawasan tertinggal yang harus mendapat prioritas dalam pembangunan. Amanat ini telah dijabarkan 48 dalam Undang-Undang No. 25 tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional Propenas 2000-2004 yang memuat program-program prioritas selama lima tahun. Komitmen pemerintah melalui kedua produk hukum tersebut pada kenyataannya belum dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya karena berbagai faktor yang saling terkait, baik dari segi politik, hukum, kelembagaan, sumberdaya, koordinasi, dan faktor-faktor lainnya Bappenas, 2005a. Terlihat kecenderungan bahwa selama beberapa puluh tahun ke belakang, kebijakan pembangunan wilayah perbatasan masih belum mendapat perhatian yang cukup serius dari pemerintah. Hal ini tercermin dari kebijakan pembangunan yang lebih mengarah dan dominan kepada wilayah-wilayah yang padat penduduk diperkotaan dengan akses yang lebih mudah dibandingkan dengan pembangunan wilayah perbatasan. Kondisi ini mengakibatkan terjadinya kesenjangan pembangunan di wilayah perbatasan baik kesenjangan pembangunan di dalam negeri maupun kesenjangan pembanguann dengan negara tetangga sehingga semakin terisolasi dan terisolir; ketersediaan prasarana dan sarana wilayah maupun fasilitas sosial ekonomi masih jauh dari memadai; dan rendahnya kualitas sumberdaya manusia; serta tingginya angka kemiskinan dan jumlah keluarga pra-sejahtera. Kondisi tersebut di atas merupakan permasalahan umum yang dialami oleh setiap wilayah yang berbatasan dengan negara tetangga termasuk wilayah Kabupetan Bengkayang sebagai salah satu kabupaten di Kalimantan barat yang berbatasan langsung dengan negara Malaysia. Dalam rangka pelaksanaan pembangunan untuk memenuhi hak-hak masyarakat dalam memperoleh pelayanan publik dan peningkatan kesejahteraan sosial, serta membuka keterisolasian wilayah, maka diperlukan percepatan pembangunan di kawasan perbatasan dengan menggunakan pendekatan kesejahteraan dan pemberdayaan masyarakat setempat. Strategi dan kebijakan yang dilaksanakan pemerintah khususnya pemerintah Provinsi Kalimantan Barat dan pemerintah Kabupaten Bengkayang melalui Program pengembangan wilayah Perbatasan adalah pembentukan Badan Pengelola Wilayah Perbatasan dan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan wilayah di Kecamatan Jagoi Babang yang diharapkan dapat menjadi Prime Mover pengembangan daerah karena merupakan titik masuk ke Serawak yaitu Serikin. Selain itu, Pemerintah Propinsi Kalimantan Barat melalui Dinas Pertanian Propinsi Kalimantan Barat 49 telah mencanangkan program pengembangan Kawasan Usaha Agribisnis Terpadu KUAT dan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu KAPET. Program KUAT diarahkan dalam rangka pengembangan agribisnis tanaman pangan dan hortikultura dengan sasaran pendapatan masyarakat mencapai 1000perkapitatahun. Program KUAT dipusatkan di Kecamatan Sanggau Ledo yang dikenal dengan Sanggau Ledo Komplek yang meliputi Kecamatan Sanggau Ledo, Seluas, Jagoi Babang, dan Siding, sedangkan program KAPET diarahkan untuk mewujudkan pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui optimalisasi pemanfaatan lahan yang berwawasan lingkungan. Pemerintah Propinsi Kalimantan Barat juga menetapkan kawasan perbatasan Kabupaten Bengkayang sebagai sub kawasan barat bersama dengan Kabupaten Sambas dan Kota Singkawang dengan outletinlet Aruk- Biawak-Jagoi Babang-Serikin melalui perjalanan darat dan Sintete-Pantai Temajuk-Singkawang melalui perjalanan laut. Selanjutnya Pemerintah Kabupaten Bengkayang menetapkan Kecamatan Sanggau Ledo sebagai kawasan pengembangan agropolitan pada tahun 2006.

4.4. Kondisi Sosial, Ekonomi dan Budaya di Wilayah Perbatasan