3. Analisis Kesesuaian Lahan IDENTIFIKASI POTENSI WILAYAH PERBATASAN KABUPATEN BENGKYANG

67 keunggulan kompetitif antar komoditas, komoditas diperdagangkan antar wilayah LQ, dan prospek permintaan permintaan daging dan susu. Pemberian bobot pada setiap komponen yang dinilai sama dengan cara penilaian komoditas lainnya dari satu 1 sampai dengan lima 5. Total bobot dan cara klasifikasi bobot adalah sama dengan komoditas tanaman dan ternak yang hanya diklasifikasikan menjadi dua kelompok adalah kelompok komoditas unggulan dan andalan. Keputusan penilaian komoditas unggulan dan andalan komoditas pertanian seperti pada Tabel 8 di bawah ini. Tabel 8. Keputusan Penilaian Komoditas Unggulan dan Andalan Komoditas Pertanian. Keputusan total nilai No Kelompok Komoditas Unggulan Andalan 1 Pangan 6-20 21-30 2 Sayuran 6-20 21-30 3 Buah Buahan 6-20 21-30 4 Perkebunan 6-20 21-30 5. Peternakan 6-20 21-30 6. Perikanan 6-20 21-30 Sumber : Pemkot Tasikmalaya, 2007

c.3. Analisis Kesesuaian Lahan

Analisis kesesuaian lahan pada dasarnya dilakukan untuk mengetahui tingkat kecocokan sebidang lahan untuk suatu penggunaan tertentu. Penilaian kesesuaian lahan dapat dilakukan baik secara aktual, juga secara potensial. Penilaian kesesuaian lahan secara aktual didasarkan pada potensi lahan tanpa adanya perbaikan, sedangkan penilaian secara potensial adalah penilaian dimana karakteristik lahan dipertimbangkan setelah dilakukan perbaikan lahan sesuai dengan perencanaan penggunaan lahan. Menurut FAO 1976 dalam Sitorus 1998, bahwa struktur sistem klasifikasi kesesuaian lahan terdiri dari empat kategori yang merupakan generalisasi yang bersifat menurun yaitu : 1. Ordo order kesesuaian lahan, menunjukkan jenismacam kesesuaian atau keadaan kesesuaian secara umum. Kesesuaian lahan pada tingkat ordo ini terdiri dari Ordo Sesuai S dan ordo tidak sesuai N 2. Kelas Class kesesuaian lahan, menunjukkan tingkat kesesuaian dalam ordo. Kesesuaian lahan pada tingkat kelas ini terdiri dari : a. Kelas S1 sangat sesuai yaitu lahan tidak memilki faktor pembatas yang berarti atau signifikan terhadap penggunaan secara berkelanjutan atau 68 terdapat faktor pembatas kecil yang tidak berpengaruh terhadap produktivitas secara nyata. b. Kelas S2 cukup sesuai yaitu lahan yang mempunyai pembatas agak berat untuk penggunaan yang lestari yang dapat mengurangi produktivitas dan keuntungan serta meningkatkan masukan yang diperlukan. c. Kelas S3 sesuai marginal yaitu lahan yang mempunyai pembatas yang sangat berat untuk penggunaan yang lestari sehingga dapat mengurangi produktivitas atau keuntungan dan perlu menaikkan masukan yang diperlukan. d. Kelas N1 tidak sesuai pada saat ini yaitu lahan yang mempunyai pembatas yang sangat berat tetapi masih memungkinkan untuk diatasi, hanya tidak dapat diperbaiki dengan tingkat pengetahuan saat ini dengan biaya yang rasional. e. Kelas N2 tidak sesuai permanen yaitu lahan mempunyai pembatas sangat berat sehingga tidak mungkinuntuk digunakan bagi suatu penggunaan yang lestari. Beberapa jenis pembatas 3. Sub-kelas Sub-Class kesesuaian lahan, menunjukkan jenis pembatas atau macam perbaikan yang diperlukan di dalam kelas. Beberapa jenis pembatas yang merupakan kriteria sub-kelas adalah a. Pembatas pada daerah perakaran, yang biasanya terutama disebabkan oleh kelas besar butir kasar s b. Kesuburan tanah rendah atau sangat rendah n c. Keracunan yang disebabkan kejenuhan aluminium tinggi c d. Kelas drainase yang disebabkan oleh drainase agak terhambat atau terhambat agak buruk atau buruk d e. Topografi yang disebabkan oleh tingginya persentase lereng t 4. Satuan Unit kesesuaian lahan, menunjukkan perbedaan-perbedaan kecil yang diperlukan dalam pengelolaan di dalam sub-kelas Penilaian kesesuaian lahan dilakukan dengan cara membandingkan antara persyaratan tumbuh tanaman dengan kualitas lahannya land quality yaitu seperti disajikan pada Tabel 9. 69 Tabel 9. Persyaratan Kualitas Lahan dan Evaluasi Lahan Kualitas Lahan Ciri-Ciri Lahan Regim temperatur t 1. Temperatur rata-rata tahunan o C Ketersediaan air w 1. Bulan kering 75 mm 2. Curah hujan tahunan rata-rata mm Kondisi perakaran r 1. Kelas drainase tanah 2. Tekstur tanah bagian permukaan 3. Kedalaman perakaran cm Daya menahan unsur hara f 1. KTK me100 g tanah subsoil 2. pH lapisan permukaan Ketersediaan unsur hara n 1. N-total 2. P 2 O 5 tersedia 3. K 2 O tersedia Keracunan x 1. Salinitas mmhoscm Medan s 1. Kemiringan lereng 2. Batuan di permukaan 3. Batuan yang muncul dipermukaan. Sumber : Sitorus 1998.

c.4. Analisis Spatial keruangan