Skenario Moderat-Optimistik Skenario 2 STATUS KEBERLANJUTAN WILAYAH PERBATASAN KABUPATEN BENGKAYANG

180 pusat, pemerintah propinsi, maupun pemerintah kabupaten, sehingga wilayah perbatasan Kabupaten bengkayang statusnya meningkat menjadi berkelanjutan.

b. Skenario Moderat-Optimistik Skenario 2

Berbeda dengan skenario 1, upaya perbaikan beberapa atribut kunci pada skenario 2, dilakukan sekitar 50 dari seluruh atribut kunci atribut yang sensitif. Hal ini didasarkan atas poertimbangan bahwa penanganan kawasan agrpolitan seyogyanya dilakukan secara bertahap dengan tetap mempertimbangkan kemampuan biaya yang tersedia. Dengan dasar pertimbangan ini, akan berimplikasi pada pencapaian pengembangan wilayah untuk pengembangan kawasan agropolitan dalam waktu yang lebih cepat sulit untuk direalisasikan, sementara ada beberapa atribut yang perlu penanganan yang lebih serius dan sesegera mungkin karena berpengaruh terhadap atribut lainnya. Misalnya penyediaan sarana dan prasarana jalan yang sangat menghambat akses menuju kawasan jika tidak ditangani secepatnya. Adapun atribut-atribut kunci yang diperbaiki seperti terlihat pada Tabel 35. Tabel 35. Perubahan Nilai Skoring Atribut yang Berpengaruh pada Skenarion 2 Terhadap Peningkatan Status Kawasan Agropolitan Skoring No Atribut Kunci Existing Skenario 2 1 Produktivitas usaha tani 2 3 2 Intensitas konversi lahan pertanian 3 3 3 Pencetakan sawah baru 1 4 Jenis komoditas unggulan 1 2 5 Kelayakan usahatani 2 2 6 Jumlah tenaga kerja pertanian 3 3 7 Harga komoditas unggulan 1 2 8 Pola hub masyarakat dlm pertanian 1 1 9 Peran masyarakat adat dalam pertanian 1 2 10 Jumlah desa pertanian 2 2 11 Jarak permukiman ke lahan usahatani 2 2 12 Standarisasi muti produk pertanian 1 1 13 Tingkat penggunaan alsintan 1 2 14 Dukungan sapras umum 1 15 Dukungan sapras jalan 2 16 Ketersediaan teknologi informasi 1 1 17 Keberadaan BPP 1 1 18 Keberadaan lembaga sosial 2 2 19 Keberadaan LKM 2 2 20 Mekanisme kerjasama lintas sektoral 1 1 21 Sinkronisasi kebijakan pusat dan daerah 1 22 Peraturan perundangan agropolitan 1 2 23 Tingkat pendidikan formal masyarakat 1 181 Hasil perubahan nilai skoring beberapa atribut kunci pada tabel 39 atas, selanjutnya dilakukan analisis Rap-BENGKAWAN untuk melihat seberapa besar peningkatan nilai indeks keberlanjutan wilayah perbatasan Kabupaten Bengkayang untuk pengembangan agropolitan pada setiap dimensi. Besarnya perubahan nilai indeks berdasarkan hasil analisis Rap-BENGKAWAN, seperti pada Tebel 36. Tabel 36. Perubahan Nilai Indeks Keberlanjutan Wilayah Perbatasan kabupaten Bengkayang untuk Pengembangan kawasan Agropolitan Berdasarkan Skenario 2. No. Dimensi Keberlanjutan Nilai Indeks Existing Nilai Indeks Skenario 2 Perbedaan 1. Ekologi 40,37 57,35 16,98 2. Ekonomi 66,54 73,99 7,45 3. Sosial-Budaya 67,06 78,18 11,12 4. Infrastruktur-Teknologi 24,49 48,69 24,20 5. Hukum-Kelembagaan 60,10 71,50 11,40 6. Multidimensi 52,43 66,95 14,52 Pada tabel 36 di atas, terlihat bahwa semua dimensi memiliki nilai indeks keberlanjutan di atas 50 atau sudah berada pada status cukup berkelanjutan. Namun untuk mencapai kondisi ideal, upaya peningkatan nilai indeks ini masih dapat dilakukan dengan memaksimalkan perbaikan terhadap atribut yang ada. Beberapa atribut yang masih memiliki peluang untuk diperbaiki antara lain peningkatan pencetakan sawah baru dan produktivitas usahatani, memperbanyak jenis komoditas unggulan yang diekmbangkan, mempertahankan harga jual komoditas unggulan yang tinggi, meningkatkan kualitas sumberdaya manusia pertanian yang menguasai teknologi, menyediakan industri pengolahan hasil pertanian dan menjalankan kebijakan pengembangan kawasan agropolitan. Penanganan atribut-atribut tersebut dapat dilakukan seperti pada skenario 3 dengan melakukan perbaikan secara menyeluruh dan terpadu.

c. Skenario Progresif-Optimistik Skenario 3