Status Keberlanjutan Dimensi Ekonomi

154 dimensi ekologi, namun atribut-atribut lain yang tidak sensitif berdasarkan analisis Laverage juga perlu mendapatkan perhatian yang serius untuk ditangani. Upaya yang pelu dilakukan adalah dengan mempertahankan atau meningkatkan atribut-atribut yang berdampak positif terhadap peningkatan keberlanjutan dimensi ekologi kawasan. Di sisi lain juga berupaya menekan sekecil mungkin atribut-atribut yang dapat memberikan dampak negatif terhadap penurunan tingkat keberlanjutan dimensi ekologi kawasan. Adapun atribut-atribut yang perlu dipertahankan atau ditingkatkan antara lain 1 status kepemilikan lahan sedapat mungkin dipertahankan menjadi lahan milik sendiri masyarakat, 2 frekuensi kejadian kekeringan diupayakan dihindari dengan menyediakan sarana irigasi sehingga lahan usahatani masyarakat tidak mengalami kekeringan, dan 3 kondisi sarana dan prasarana jalan desa dan jalan usahatani, serta 4 peningkatan penggunaan pupuk sesuai dengan kebutuahan optimal. Sementara atribut-atribut yang perlu ditekan agar tidak menimbulkan dampak negatif terhadap penurunan status keberlanjutan kawasan adalah 1 frekuensi kejadian banjir dengan menyediakan sarana pembuangan air seperti saluran drainase yang memadai dan 2 menghindari kegiatan perladangan berpindah melalui peningkatan kesadaran masyarakat tentang perlunya menjaga kelestariuan lingkungan.

b. Status Keberlanjutan Dimensi Ekonomi

Atribut yang diperkirakan memberikan pengaruh terhadap tingkat keberlanjutan pada dimensi ekonomi terdiri dari sepuluh atribut, antara lain 1 jumlah pasar, 2 pemasaran produk pertanian, 3 persentase penduduk miskin, 4 harga komoditas unggulan, 5 jumlah tenaga kerja pertanian, 6 kelayakan usahatani, 7 jenis komoditas unggulan, 8 kontribusi sektor pertanian terhadap Pendapatan Produk Domestik Bruto PDRB, 9 tingkat ketergantungan konsumen, dan 10 keuntungan usahatani. Besarnya nilai indeks keberlanjutan ekonomi dipengaruhi oleh atribut-atribut keberlanjutan seperti telah disebutkan di atas. Namun demikian atribut-atribut tersebut memberikan pengaruh yang berbeda-beda terhadap besarnya nilai indeks keberlanjutan. Hasil analisis Laverage diperoleh empat atribut yang sensitif terhadap nilai indeks keberlanjutan dimensi ekonomi yaitu 1 harga komoditas unggulan, 2 kelayakan usahatani, 3 jumlah tenaga kerja yang bekerja di sektor pertanian, 155 dan 4 jenis komoditas unggulan. Hasil analisis Laverage dapat dilihat seperti Gambar 44. Nilai RMS Hasil Analisis Laverage 2.27 1.48 1.72 5.46 4.26 4.31 3.77 2.99 2.70 1.53 1 2 3 4 5 6 Jumlah Pasar Pasar Produk Pertanian Persentase Penduduk Miskin Gambar 44. Peran Masing-masing Atribut Aspek Ekonomi yang Dinyatakan dalam Bentuk Nilai RMS Root Mean Square Berkaitan dengan harga komoditas unggulan, pada dasarnya harga beberapa komoditas unggulan sudah tergolong cukup tinggi, terutama komoditas yang dipasarkan diluar wilayah kecamatan seperti di ibukota kabupaten dan propinsi bahkan ke negara tetangga Malaysia. Saat ini pemasaran hasil pertanian mempunyai peluang yang besar akibat tingkat kebutuhan hasil pertanian yang cukup besar, baik kebutuhan dalam negeri maupun kebutuhan luar negeri. Banyak masyarakat Indonesia di wilayah perbatasan Kabupaten Bengkayang yang memasarkan hasil pertanianannya di Malaysia dengan harga yang relatif tinggi jika dibandingkan dengan harga jual di dalam negeri. Terdapat perbedaan harga yang berkisar antara Rp 5.000,- sampai dengan Rp 30.000,- apabilah hasil pertanian tersebut dijual di Malaysia. Masyarakat Indonesia juga dapat dengan mudah memasarkan hasil pertaniannya di Malaysia yaitu dengan dibukanya pasar rakyat di Kota Serikin. Pasar ini khusus diperuntukkan bagi masyarakat Indonesia. Pasar dibuka selama tiga hari yaitu mulai hari Jumat dan ditutup pada hari Minggu. Selain itu, banyak masyarakat Indonesia yang menjual yang pertaniannya ke negara Malaysia melalui jalan setapak seperti di Kecamatan Siding. Mereka menjual pada pasar-pasar yang telah tersedia di Malaysia atau mengantarkan langsung ke rumah-rumah penduduk. Kegiatan ini dilakukan setiap hari tergantung ketersediaan hasil pertanian yang akan dijual. Melihat besarnya kebutuhan konsumen akan hasil pertanian di wilayah Harga Komoditas Unggulan ml Tenaga Kerja Pertanian Kelayakan Usahatani Jenis Komoditas Unggulan Kontribusi Pertanian thd PDRB Ketergantungan Konsumen Keuntungan Usahatani At ri b u t J 156 perbatasan Kabupaten Bengkayang, memberikan gambaran produk pertanian di wilayah ini memiliki prospek pemasaran yang cerah baik untuk pemasaran di dalam maupun di luar negeri khususnya di Malaysia dengan harga jual yang cukup tinggi. Dilihat dari hasil analisis usahatani beberapa komoditas unggulan dan andalan seperti disebutkan di atas memperlihatkan bahwa beberapa komoditas unggulan, secara ekonomi layak untuk dikembangkan karena memberikan keuntungan yang cukup memadai bagi petani. Ini terlihat dari hasil analisis RC ratio terhadap beberapa komoditas unggulan memberikan nilai 1. Namun jika keuntungan usahatani ini dikaitkan dengan penggunaan biaya dalam kegiatan usahatani yang seharusnya dikeluarkan untuk mendukung peningkatan produksi, dapat dikatakan keuntungan ekonomi ini masih tergolong cukup renda. Ini disebabkan masih banyaknya biaya-biaya lain yang harus dikeluarkan tetapi belum diperhitungkan dalam analisis usahatani. Banyak diantara mereka yang belum memanfaatkan sarana produksi dan alat dan mesin pertanian yang memadai dalam kegiatan usahatani. Demikian pula dalam hal biaya pemeliharaan dan biaya tenaga kerja penanganan panen dan pasca panen, termasuk biaya pengangkutan hasil panen ke tempat penyimpanan dan konsumen belum banyak diperhitungkan. Apabila biaya-biaya produksi tersebut di atas diperhitungkan tentunya akan berpengaruh terhadap keuntungan usahatani yang diperolehnya. Namun demikian, penggunaan biaya yang lebih besar dalam kegiatan usahatani diharapkan produksi usahatani yang diperoleh juga lebih tinggi. Dari segi tenaga kerja pertanian, hampir seluruh tenaga kerja tersedia di wilayah ini bekerja di sektor pertanian dengan kegiatan yang beragam mulai dari kegiatan berladang, menanam padi sawah, berkebun dan beternak. Berdasarkan data BPS Kabupaten Bengkayang 2005, distribusi tenaga kerja pertanian menempati sekitar 72,93 yang disusul oleh sektor perdagangan sebesar 7,86 , sektor pertambangan dan penggalian sebesar 5,38 , serta lainnya sebesar 0,8 . Hal ini didukung kondisi wilayah yang sangat potensial untuk pengembangan sektor pertanian. Permasalahan yang dialami tenaga kerja pertanian di daerah ini adalah masih rendahnya pengetahuan dan penguasaan teknologi mereka dalam kegiatan bertani. Hal ini juga yang menyebabkan rendahnya produktivitas usahatani yang mereka peroleh. Melihat potensi tenaga kerja pertanian yang cukup besar di wilayah ini, maka upaya peningkatan 157 kualitas sumberdaya manusia wilayah ini perlu segera dilakukan. Tentunya didukung oleh penyediaan fasilitas-fasilitas pendukung yang diperlukan dalam kegiatan bertani sehingga mereka dapat betah bertani di daerahnya sendiri dengan keuntungan yang lebih besar. Salah satu ciri khas kawasan agropolitan adalah adanya komoditas unggulan yang dikembangkan. Berdasarkan hasil analisis komoditas unggulan dan andalan, memperlihatkan beberapa komoditas unggulan yang dikembangkan petani di wilayah perbatasan Kabupaten Bengkayang. Komoditas unggulan unggulan tersebut meliputi tanaman pangan diantaranya jagung dan padi ladang, sedangkan komoditas unggulan perkebunan seperti kelapa sawit, karet, dan lada. Untuk komoditas peternakan terdiri dari ternak sapi potong, kambing, dan ayam. Adapun komoditas pertanian lainnya termasuk komoditas andalan dan komoditas penunjang seperti komoditas sayuran dan perikanan. Dengan beragamnya komoditas unggulan ini, akan sangat mendukung untuk pengembangan kawasan agropolitan di wilayah perbatasan Kabupaten Bengkayang. Namun demikian, produktivitas komoditas unggulan ini masih tergolong agak rendah. Ini disebabkan masih rendahnya tingkat pengetahuan petani dalam kegiatan usahataninya. Selain itu, penggunaan sarana produksi saprodi, alat dan mesin pertanian alsintan dan sentuhan teknologi yang memadai juga masih tergolong minim. Komoditas unggulan yang tergolong produktivitasnya lebih tinggi adalah komoditas jagung. Hal ini terkait dengan adanya program unggulan pemerintah khususnya di Kecamatan Sanggau Ledo yang menetapkan wilayah ini sebagai kawasan KUAT Kawasan Usaha Agribisnis Terpadu yang berbasis tanaman jagung, sehingga perhatian pemerintah terhadap komoditas tersebut jauh lebih besar jika dibandingkan dengan komoditas pertanian lainnya. Untuk lebih meningkatkan keuntungan usahatani di wilayah perbatasan Kabupaten Bengkayang, sangat dibutuhkan keterlibatan pemerintah terutama pemerintah setempat baik dalam hal penyediaan sarana produksi pertanian, peningkatan keterampilan petani dalam kegiatan bercocok tanam sampai penanganan panen dan pasca panen. Selain itu peran sektor agribisnis dan agroindustri perlu didorong agar dapat memberikan nilai tambah added value kepada petani yang didukung oleh pemasaran hasil dan produk olahan yang memadai. Dengan adanya dukungan yang kuat dari pemerintah, diharapkan keuntungan uasahatani yang diperoleh masyarakat juga meningkat. 158

c. Status Keberlanjutan Dimensi Sosial-Budaya