Kondisi Infrastruktur di Kawasan Perbatasan Kabupaten Bengkayang 1. Aksesibilitas

53 analisis data Badan Pusat Statistik BPS Kebupaten Bengkayang untuk tahun 2005, menunjukkan bahwa sektor pertanian merupakan mata pencaharian yang dominan dibandingkan dengan mata pencaharian lainnya. Hal ini sesuai dengan potensi wilayah perbatasan Kabupaten Bengkayang yang cukup potensial untuk pengembangan sektor pertanian. Mata pencaharian di sektor pertanian menempati sekitar 72,93 yang disusul oleh sektor perdagangan sebesar 7,86 , sektor pertambangan, penggalian sebesar 5,38 , dan lainnya sebesar 0,8 , serta sisanya belum bekerja.

4.4.3. Tingkat Pendidikan Penduduk

Pendidikan masyarakat dapat dijadikan sebagai salah satu indikator yang menunjukkan kualitas sumberdaya manusia yang ada di suatu wilayah atau daerah. Artinya bahwa jika tingkat pendidikan masyarakat tinggi, berarti kualitas sumberdaya manusia juga akan menjadi baik. Dalam kaitannya dengan wilayah perbatasan yang potensial untuk pengembangan sektor pertanian, maka tingkat pendidikan sangat erat hubungannya dengan pengetahuan, pemahaman dan kemampuan untuk berusaha dan mengelolan lahan pertanian. Tingkat pendidikan masyarakat di wilayah perbatasan Kabupaten Bengkayang masih tergolong rendah, didominasi yang tidak lulus SD, dan tidak bersekolah, tetapi sebagian ada dapat melanjutkan pendidikan sampai pada tingkat SLTA dan perguruan tinggi. Rendahnya tingkat pendidikan ini disebabkan oleh minimnya sarana pendidikan yang ada, kondisi ekonomi yang tidak mampu membiayai pendidikan anak-anaknya, dan adanya keengangan dari pada orang tua untuk menyekolahkan anaknya yang lebih cenderung mengeksploitasi tenaga anaknya untuk membantu pekerjaan mereka untuk bertani dibandingkan dengan melanjutkan pendidikan. Selain itu, dipicu oleh peluang pekerjaan di Malaysia sebagai buruh tani, buruh bangunan, atau sebagai pembantu rumah tangga dengan gaji yang lebih besar yang menjadi daya tarik bagi anak usia sekolah untuk memilih bekerja daripada melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. 4.5. Kondisi Infrastruktur di Kawasan Perbatasan Kabupaten Bengkayang 4.5.1. Aksesibilitas Di lihat dari akses jalan, terdapat 2 dua akses jalan menuju ibu kota Kabupaten Bengkayang dari Pontianak. Akses pertama melalui ruas jalan 54 Pontianak - Sungai Pinyuh - Mempawah - Singkawang - Samalantan - Bengkayang sepanjang 211 km dengan waktu tempuh 6 - 7 jam. Akses kedua melalui Pontianak - Sungai Pinyuh - Anjungan - Karangan - Bengkayang sepanjang 154 km dengan waktu tempuh 4 - 5 jam. Kondisi jalan dari Pontianak ke wilayah perbatasan melalui Kabupaten Bengkayang sudah sangat baik. Sarana jalan telah dihotmix dengan rata dan lebar, kecuali beberapa kilometer menuju perbatasan masih berupa jalan pengerasan tetapi dapat dilalui kendaraan roda empat dengan lancar. Khusus akses jalan di kecamatan dekat perbatasan seperti Kecamatan Sanggau Ledo, Kecamatan Seluas, dan Kecamatan Jagoi Babang, juga telah memiliki akses jalan resmi yang menghubungkan ketiga kecamatan tersebut dari ibukota propinsi ke kabupaten, sampai ke wilayah perbatasan, Sedangkan Kecamatan Siding masih sangat terisolasi dan sulit ditempuh dengan jalan darat, karena belum memiliki akses jalan darat yang memadai sehingga transportasi yang digunakan masyarakat selama ini dari ibukota kabupaten dan kecamatan lainnya menuju Kecamatan Siding hanya dapat ditempuh melalui transportasi air. Aksesibiltas beberapa desa di wilayah perbatasan Kabupaten Bengkayang, justru relatif lebih mudah dicapai dengan melalui jalur Serawak dari negara tetangga dari pada ditempuh melalui jalan darat dari sesama wilayah di perbatasan Kabupaten Bengkayang. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi pembangunan infrastruktur jalan sebagai sarana yang vital untuk perkembangan suatu wilayah masih relatif minim dan menyebabkan ekonomi biaya tinggi high cost economics karena faktor transportasi.

4.5.2. Kelistrikan

Hampir seluruh ibu kota kecamatan dekat perbatasan, kecuali Kecamatan Siding di Kabupaten Bengkayang sudah terdapat jaringan listrik. Sumber daya listrik sebagian besar masih menggunakan bahan bakar minyak, yang disuplai oleh beberapa PLTD di bawah unit kerja PT Persero PLN Wilayah Kalbar Ranting Bengkayang Cabang Singkawang dan Ranting Sungai Duri Cabang Singkawang Pontianak. Dalam rencana pengembangannya, PT Persero PLN Wilayah Kalimantan Barat Ranting Bengkayang Cabang Singkawang merencanakan untuk menambah pembangkit dengan sistem PLTA Pembangkit Listrik Tenaga Air, yaitu Air Terjun Merasap Kecamatan Sanggau Ledo karena berpotensi sebagai sumber daya listrik alternative yang memungkinkan untuk dikembangkan . Apabila rencana tersebut dapat terealisasi, 55 maka diharapkan seluruh kecamatan di Kabupaten Bengkayang termasuk kecamatan dekat perbatasan dapat terlayani sarana listrik. Kapasitas daya listrik yang tersedia khusus di ibu kota Kabupaten Bengkayang sebesar 2.500 kW 12 mesin, dengan daya listrik yang terpakai terjual sebesar 1.103.284 kWh.

4.5.3. Sarana Air Bersih

Sarana air bersih merupakan sumberdaya vital bagi keberlangsungan kehidupupan manusia. Dalam rangka memenuhi kebutuhan akan air bersih di Kabupaten Bengkayang, Pemerintah Kabupaten Bengkayang saat ini secara bertahap berupaya memprioirtaskan pembangunan sarana dan prasarana air bersih baik di ibukota kabupaten maupun di ibukota kecamatan. Dari keseluruhan pelayanan air bersih di Kabupaten Bengkayang, baru sekitar 40 masyarakat terlayani air bersih yaitu dengan telah dibangunnya prasarana air bersih Riam Madi dengan kapasitas 100 liter detik pada tahun 2003. Alternatif penyediaan sarana air bersih di wilayah perbatasan dengan kapasitas produksi yang lebih besar, dapat dilakukan dengan memanfaatkan dwifungsi air terjun Merasap Kecamatan Sanggau Ledo selain sebagai pembangkit tenaga listrik, juga untuk memenuhi kebutuhan air bersih wilayah sekitarnya. Disamping itu sungai Seluas yang terletak di Kecamatan Seluas, juga dapat dimanfaatkan oleh pemerintah daerah sebagai sumber air bersih. Dengan memanfaatkan kedua sumber air tersebut untuk memenuhi kebutuhan air bersih bersama dengan sumber air bersih lainnya, diharapkan seluruh penduduk Kabupaten Bengkayang dapat terpenuhi kebutuhan air bersihnya. Saat ini, hanya Kecamatan Sanggau Ledo yang sudah memiliki Perusahaan Daerah Air Minum PDAM yang melayani kebutuhan konsumen akan air bersih walaupun dengan kapasitas yang terbatas, sedangkan kecamatan lainnya pada umumnya masih menggunakan air yang berasal dari sungai, sumur galian dan air hujan

4.5.4. Telekomunikasi

Saat ini pembangunan sarana telekomunikasi di Kabupaten Bengkayang semakin meningkat seiring dengan semakin pesatnya perkembangan dibidang telekomunikasi. Kondisi sarana dan prasarana telekomunikasi yang terdapat di wilayah Kabupaten Bengkayang meliputi: Telepon Rumah, wartel, telepon seluler, telepon satelit dan Kantor Pos dan Giro 56 yang tersebar di wilayah Kecamatan. Namun demikian, ketersediaan sarana dan prasarana telekomunikasi tersebut masih dominan di kecamatan dekat ibukota kabupaten, sedangkan kecamatan dekat perbatasan seperi Kecamatan Sanggau Ledo, Kecamatan Seluas, Kecamatan Jagoi Babang, dan Kecamatan Siding, baru sarana telepon seluler dan kantor Pos dan Giro yang tersedia. Kondisi ini menyebabkan komunikasi diantara masyarakat dapat menjadi terhambat karena dengan menggunakan telepon seluler, masyarakat harus mengeluarkan biaya komunikasi yang lebih besar dibandingkan dengan sarana komunikasi lainnya, sementara penggunaan media pos dan giro, meskipun dengan biaya yang lebih murah, tetapi membutuhkan waktu yang cukup lama agar informasi sampai ketempat yang dituju.

4.5.5. Sarana Pendidikan, Kesehatan, dan Keagamaan

Sarana pendidikan, kesehatan, dan keagamaan di wilayah perbatasan Kabupaten Bengkayang pada umumnya cukup baik dan tersebar hampir pada setiap desa. Ini terkait dengan komitmen yang kuat dari Pemerintah Kabupaten Bengkayang dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan pelayanan kesehatan. Sebagian besar sarana yang ada baik sarana pendidikan, kesehatan, keagamaan telah direnovasi dengan kondisi bangunan yang umumnya dibangun dengan sistem betonisasi dan beratapkan multiroof serta dilengkapi dengan sarana pendukung lainnya seperti meubelair yang memadai. Di Kecamatan Sanggau Ledo terdapat sekitar 36 buah sarana pendidikan yang meliputi 7 buah Taman Kanak-Kanak TK, 20 buah Sekolah Dasarsederajat, 5 buah Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama SLTPsederajat, 2 buah Sekolah Menengah Umum SMUsederajat, 1 buah pondok pesantren, dan 2 buah lembaga pendidikan komputer. Untuk sarana kesehatan terdapat sekitar 59 buah yang meliputi 1 buah puskesmas, 8 buah puskesmas pembantu, 13 buah tempat praktek dokter dan bidan, 26 buah posyandu, 9 buah polindes, dan 2 buah toko obatjamu. Sedangkan sarana keagamaan terdapat sekitar 106 buah yang meliputi 18 buah mesjid, 37 langgarsurau, 29 buah gereja kristen, 20 buah gereja katholik, 1 buah pura, dan 1 buah vihara. Di Kecamatan Seluas terdapat 24 buah sarana pendidikan yang meliputi 20 buah Sekolah Dasarsederajat, 3 buah SLTP, dan 1 buah SMU. Untuk sarana kesehatan sekitar 29 buah yang meliputi 1 buah puskesma, 5 buah puskesmas pembantu, 3 buah tempat praktek bidan, 13 buah posyandu, 6 buah polindes, dan 1 buah toko obat.jamu. Sedangkan sarana keagamaan terdapat 57 sekitar 50 buah yang meliputi 6 buah mesjid, 14 buah suraulanggar, 17 buah gereja kristen, dan 13 buah gereja katholik. Di Kecamatan Jagoi Babang terdapat 16 buah sarana pendidikan yang meliputi 14 buah SDsederajat, 1 buah SLTP, dan 1 buah SMU. Sarana kesehatan sekitar 19 buah yang meliputi 1 buah puskesmas, 4 buah puskesmas pembantu, 12 buah posyandu, dan 2 buah polindes. Sedangkan sarana keagamaan terdapat sekitar 18 buah yang meliputi 3 buah mesjid, 4 buah langgarsurau, 6 buah gereja kristen, dan 5 buah gereja katholik. Di Kecamatan Siding terdapat 10 sarana pendidikan yaitu 10 buah SDsederajat. Sedangkan sarana kesehatan terdapat sekitar 25 buah yang meliputi 7 buah puskesmas pembantu, 15 buah posyandu, dan 3 buah polindes. Sedangkan sarana keagamaan terdapa sekitar 18 buah yang meliputi 1 buah langgarsurau, 9 buah gereja kristen, dan 8 buah gereja katholik. Keberadaan sarana pendidikan dan kesehatan secara rinci terlihat dalam lampiran analisis skalogram. 4.6. Kondisi Pertanian di Wilayah Perbatasan Kabupaten Bengkayang 4.6.1. Sistem Pertanian